30. Awal dari semuanya

1K 54 1
                                    

"Jangan pernah menyia-nyiakan hal kecil padahal sebenarnya tanpa kamu tau hal tersebut lah yang paling berharga."
—Alexander Austim

***

MOUREN POV.

Akhirnya rombongan Yayasan Artakangsa  pun sampai di perkarangan sekolah nya pada pukul 7 Malam. Hari ini aku sangat lelah, mungkin karena kejadian kemarin yang membuat perasaan nya menjadi cepat aneh dan tidak karuan.
Semenjak Alex sering mengungkapkan kata cinta pada dirinya, Apa iya cinta gampang untuk di ucapkan?

Aku tidak bisa menyetujui jatuh cinta secepat kilat, secepat membalik telapak tangan atau hal nya kita membeli barang baru setelah barang lama telah rusak.

Aku sendiri tidak akan tau bagaimana akan rasanya jatuh cinta, namanya saja sudah jatuh ya pasti sakit.

"Ren, Gue balik dluan ya? Ka Farell maksa gue buat balik bareng dia" Ujar Ghina.

Aku pun mengangguk setuju, biarkan mereka berdua menguruskan masalah nya dan memecahkan masalah yang terus datang terhadap sahabat nya.

"Yaudah gapapa, Gue bisa balik pake angkutan umum" Ujar ku dan Ghina pun melesat pergi bersama pria yang sama sekali tidak suka kepada diri nya.

Akhirnya aku pun langsung membawa tas ku untuk di gendong dan mulai berjalan melewati gerbang sekolah dan menuju Halte.

ALEX POV.

Baru saja aku akan masuk kedalam mobil, tiba tiba pasang mata menuju kearah perempuan cantik yang sedang berjalan melewati gerbang sekolah.

Tanpa berfikir panjang, aku pun mempunyai ide, alhasil aku langsung masuk kedalam mobil dan menyalakan mesin.

Saat sudah hampir berada di halte yang tidak jauh dari gerbang, Aku pun turun dari mobil dan langsung ingin menghampiri perempuan cantik itu.

Rambut nya yang biasa dikepang dua menjadi di ikat kucir satu dan membiarkan beberapa helai rambut nya terurai. Mata nya yang biasa di tutupi oleh sebuah kacamata, ia biarkan di lihat orang lain. Tampilan nya sangat membuat mata nya tidak mau tertuju kepada arah lain.

"Ka Alex? Ngapain?" Tanya Mouren.

Aku pun hanya tertawa saat Mouren memanggil ku dengan sebutan 'ka'

"Panggil gua Alex aja."

"Oh iya Ada apa?" Tanya Mouren.

Aku pun menghampiri nya dan duduk di sebelah nya, entah perasaan apa ini hingga dirinya nyaman dekat dengan perempuan, terakhir ia merasakan ini saat bersama Kiren. Tapi itu dulu.

"Mau ngajak balik bareng" Ujar ku sambil menatap mata nya.

"Gausah, gue bisa balik sendiri kok" Ujar Mouren yang seperti nya risih jika di tatap dalam dalam seperti ini.

"Yakin? Sekolah udah mau sepi. Angkutan Umum hari sekolah kan jarang paling pagi sama sore dan ini udah malem." Ujar diriku yang bersikekeh agar Mouren mau pulang bareng bersamanya.

"Yaudah gue mau. Tapi kalau ada yang liat gue sama lo gimana?" Tanya Mouren dengan penuh khawatir.

Aku pun hanya terkekeh pelan tanpa mau memperlihatkan nya ke arah raut muka Mouren.

MOUREN [ON GOING]Where stories live. Discover now