5. Argumen di bawah Hujan

1.5K 93 2
                                    

"Mana tuh anak lama banget" gerutu Mouren, hampir 20 menit ia menunggu.

Dan tak lama Mouren berbicara seperti itu, terdengar lah deruman suara motor ninja di depan halte.

"Cepetan lo mau ngomong apa?" ucap Mouren sambil berdiri, karena ia sudah kesal menunggu seperti ini.

"Tentang tadi"

"Yang di kantin?" dan Alex hanya mengangguk perlahan.

"Harus ya lo minta imbalan? parah emang ya lo!" sekarang Mouren tengah menahan segala amarah nya, jangan dulu orang tahu tentang diri nya yang sebenarnya dari tingkah laku nya.

Mouren pergi meninggalkan Alex yang masih asik di halte.

"Jangan pernah ganggu gue lagi!!" teriak Mouren yang mulai berjalan menjauh.

Alex pun mendengus kesal, baru kali ini ia merasa heran dan penasaran terhadap perempuan ini dan aneh nya itu adalah seorang Mouren Nisya.

***

"Ya ampun gue belum aja dapet angkot langit udah mendung pasti bentar lagi hujan, ini semua gara gara Alex!" gerutu Mouren di jalan, mungkin sekarang ia sudah berjalan hampir 1km dari halte sekolah dan jika lelah bukan namanya Mouren Nisya.

"Naik"

Satu kalimat itu berhasil membuat Mouren melirik orang tersebut, dan lagi lagi adalah Alex.

"Mau ngapain lagi sih?"

"Nemenin lo balik lah bego!" ucap santai Alex mengucapkan kalimat terakhir itu, dan Mouren tahu ia tidak memandang seorang pria dengan seorang wanita.

"Bego bilang Bego!!" jawab Mouren lebih tajam dan membuat Alex mendengus kesal, baru kali ini ada seseorang yang menanggapi Alex seperti ini.

"Buruan naik nanti hujan!"

Mouren awalnya memikirkan tawaran tersebut, kalau tidak di terima Mouren akan berjalan lagi hampir 1,5 km lagi dan akhirnya ia menerima tawaran itu.

Di sepanjang jalan tidak ada yang memulai pembicaraan, keduanya menahan ego masing masing hingga akhirnya Mouren mengalah.

"Kenapa baru pulang?"

"kumpul sama Weber" dan Mouren hanya mengangguk perlahan, sepertinya itu lah rutinitas nya ketika sehabis pulang sekolah.

Dan hening kembali.

10 menit kemudian petir sudah terdengar dan sepertinya akan turun hujan, akhirnya Alex memberhentikan motor di samping halte dan Mouren menatap Alex bingung.

"Kenapa berhenti?"

"Hujan"

"Hujan hujanan aja, dari pada gue telat ke rumah Lex"

"Hanya lo doang yang bilang ke gua dengan gak ada sopan-sopan nya amat" Alex membuat Mouren bungkam, ia tidak bisa apa apa tapi untuk Alex tidak selayaknya Mouren menyebut nya dengan sebutan 'kak'.

"Maaf" Satu kalimat itu berhasil keluar dari mulut Mouren, padahal niat nya tidak akan dikeluarkan dari mulutnya.

Alex hanya diam, dan sekarang mereka terduduk. Ternyata kata Alex benar bahwa sebentar lagi langit akan turun hujan.

Disaat Hujan turun, Mouren mengobrak abrik tas nya, mencari jaket yang ia tadi pagi siapkan dari rumah tetapi jaket itu tidak ada.

"Nih pake" ucap Alex yang menyadari bahwa Mouren mulai merasakan kedinginan.

"Gausah"

"Pake"

"Tapi kan lo kemarin pinjemin gue jaket, masa sekarang pinjemin lagi nanti yang ada gue jadi buka distro jaket lo"

Tetapi akhirnya Alex menyimpan nya di tubuh Mouren karena terpaksa.

"Jaket yang awal gua kasih buat lo" ucap Alex yang membuat Mouren mengangkat sebelah alis nya tetapi Alex hanya diam.

Alex mencari arah untuk pas di lihat, jika ia terus melihat Mouren yang ada ia akan jatuh hati kepada nya.

"Ren" setelah 5 menit hening, akhirnya Alex membuka suara.

"Kenapa?"

"Lo beneran orang gak punya atau sosoan gak punya?" Pertanyaan itu membuat Mouren terdiam, ia sangat bingung menjawab apa tapi sepertinya Alex mencurigai tempat tinggal Mouren, karena Mouren meminta Alex menurunkan nya di pinggir jalan.

"Ya seperti yang lo liat" dan Alex pun mengangguk mengerti padahal ada keganjalan di hati nya.

Alex seperti merasakan dengan seseorang yang dulu ia kenal, entahlah Alex tak tahu nama nya siapa tapi yakin lah bahwa Mouren mirip dengan orang saat itu Alex temui.

"Oh iya, nanti anterin nya kayak kemarin aja ya!" ucap Mouren membuyarkan lamunan Alex.

"Kenapa? gua pengen anterin lo ke rumah dengan keadaan selamat"

Alex memang orang kaya, tetapi terkadang ia juga hidup dari orang yang sederhana bukan langsung menjadi orang yang berada, Alex pun tahu bagaimana jalan nya ekonomi sekarang.

"Emm.. Nanti a-yah gu-e mm.. marah, ya marah" jawab Mouren dengan sangat gugup karena bingung mencari alasan, tetapi Alex hanya mengangguk perlahan lagi sebagai jawaban.

***
"Gua duluan" ucap Alex

"Oke, makasih"

Dan Mouren masih berada di pinggir jalan, ia ingin memastikan jika Alex benar benar telah pergi.

Setelah sampai di rumah nya ia di buka kan gerbang oleh satpam rumah nya dan di beri sapaan dan senyuman.

"Baru pulang non?"

"Iya pak soalnya tadi kejebak hujan" dan satpam itu pun mengangguk perlahan.

Ia berjalan sampai ke lantai dua lebih tepat ke kamar nya, Mouren langsung membereskan tas, sepatu dan bersiap untuk mandi.

MOUREN [ON GOING]Where stories live. Discover now