29. SEBUAH USAHA

1.2K 67 5
                                    

"Gue cuma gak mau ada hati yang terluka karena perasaan gue sebenernya."

Mouren Nisya Whiteley

●●●●

Bryan melangkah terus mencari sekitaran tenda dan villa setelah tadi mendengar kericuhan dari tenda putri bahwa Mouren menghilang membuat beberapa orang yang simpati mencari nya.

"Bry, Gimana perkembangan nya?" Tanya Seseorang yang sedang bersama dengan Bryan.

Bryan hanya menghembuskan nafasnya kasar. "Gatau gue."

"Lo tuh sebenernya serius atau engga sih sama misi ini? Kalau engga gue bakalan cari orang lain." Ujar Pria itu.

"Asal lo tau, Karena lo itu saudara gue, gue mau ngelakuin ini. Kita itu beda jalan, Gue ke arah utara dan lo ke arah Selatan. Gue gak mau berbuat jahat lagi ke siapapun itu.Apalagi ke dia. Gue gak tega." Ujar Bryan.

Tanpa aba aba pria itu menampar sebelah pipi Bryan yang membuat Bryan meringis kesakitan.

"Lo udah berani ngomong gini ke gue? Apa alasan yang ngebuat lo jadi kayak gini? Hah?" Tanya Pria itu.

"Gue suka sama dia, Bang." Ujar Bryan dengan frustasi.

Padahal ini belum saat nya Bryan mengungkapkan hati nya, Tapi bagaimana lagi Perasaan mana bisa di bohongi.

Plakk!! 'tamparan kedua kalinya.

"GUE SURUH LO ANCURIN DIA, BUKAN NYURUH LO SUKA SAMA DIA BEGO!" Ujar lagi pria itu yang disapa 'Abang' oleh Bryan itu.

"Jatuh cinta mana ada yang tau kapan dia bakal berlabuh meski pada saat waktu yang gak tepat." Bela Bryan.

Pria itu frustasi sambil menendang kayu kecil yang ada di hadapan nya.

"Gue gak mau tau, Lo harus selesain misi ini sampai berhasil" Ujar Pria itu lalu pergi meninggalkan Bryan sendirian.

Bryan pun hanya terdiam, ia tidak bisa memilih antara cinta dan keluarganya.

Setelah itu pun Bryan memutuskan untuk kembali ke Villa dan Tenda, Daripada nanti terjadi yang tidak tidak. Fikiran nya sangat penuh dengan masalah, dirinya penat.

***

Sesampainya di Villa, Mouren dan Alex di sambut hangat oleh beberapa murid dan guru yang antusias menunggu kedatangan nya.

Alex dengan perlahan menuruni Mouren yang tadi menempelkan badan nya di punggung Alex. Alex telah menduga bahwa benar nyatanya yang peduli terhadap Mouren hanya sedikit. Buktinya ialah tidak ada keramaian apapun kecuali para guru guru yang membuat suasana riuh di Villa.

Alex melihat di mata Ghina, Bahwa sahabat nya itu khawatir terhadap Mouren. Mouren beruntung.

"Ren, Lo gapapa kan? Ada yang sakit?" Tanya Ghina khawatir saat sebelumnya memeluk tubuh kecil Mouren itu.

"Hati-hati sama kaki nya, Kaki dia terkilir." Ujar Alex dingin sambil mengipas ngipasi leher nya dan membuka jaket karena badan nya yang sudah panas oleh suhu diruangan atau entah lelah menggendong Mouren.

"Yasudah sekarang Alex boleh balik ke tenda. Biar saya yang mengurusi Mouren." Ujar  Bu Resti sebagai wali kelas Mouren sekaligus Tante nya itu.

Alex pun mengangguk pelan lalu membalikan badan nya menuju pintu keluar. Hati nya sedikit tenang.

Alex pun berjalan menuju tenda nya yang berada dekat dengan api ungun yang ia lihat bahwa teman teman nya ternyata terbangun.

MOUREN [ON GOING]Where stories live. Discover now