13. Risih

1.2K 74 3
                                    

Setelah bel berbunyi menjadi kebiasaan Mouren untuk ke perpustakaan bermaksud untuk meminjam novel remaja serta mendinginkan fikiran nya dari segala apapun masalah yang sedang ia hadapi saat ini.

"Ren lo gak papa kan?" Tanya Ghina yang khawatir sambil memasukan buku nya kedalam tas, melihat sahabatnya setelah tadi bel jam istirahat selesai Mouren pun masuk kedalam kelas dengan keadaan menangis.

Mouren menggeleng pelan. Ghina tidak yakin bahwa Mouren biasa-biasa saja.

"Mouren! Lo jangan lupa bersihin kelas, sampe bersih!" Teriak perempuan bernama Stella, sebagai sekertaris Stella tidak suka kepada dirinya, Mouren pun menyadari nya hanya Ghina seorang saja yang bisa menerima Mouren apa adanya.

"Eh bukan nya hari ini jadwal piket lo ya?" Tanya Ghina yang mengela pernyataan dari Stella yang menitah sahabatnya untuk piket.

"Ya terus urusan sama lo apa? Biar dia ada kerjaan di kelas gantiin gue piket, Mouren nya aja ga nolak ko" Ucap Stella "Yakan Ren?"

Mouren pun mengangguk "Gue gakpapa ko Ghin"

Ghina pun menghela nafasnya kasar, Mouren memang selalu begitu.

"Berarti lo gakan ke perpus dong Ren?" Tanya Ghina yang sudah menggendong tasnya.

"Gakan dlu deh kayaknya, gue pengen dimana gue harus sendiri" Ucapnya.

"Okedeh, Maaf gue gakbisa nunggu lo piket kayak biasanya ada jam les hari ini, gakpapa kan?" Tanya Ghina lagi.

"Iya ghin gakpapa kok"

Ghina pun pergi menyisakan dirinya sendiri di dalam kelas, Mouren langsubg mengambil sapu di pojok ruangan dan menggunakan nya setelah itu ia pun langsung mengepel, untung saja air dalam ember sudah tersedia jadi Mouren tidak perlu bersusah payah mengambil nya ke lantai bawah.

Saat 15 menit berlalu, Mouren berhasil menyelesaikan tugas piket nya, dengan segara ia langsung menggendong tas nya lalu pergi meninggalkan kelas.

Saat baru saja sampai di lapangan utama yang menjadi tempat utama untuk kesegala tempat, terutama parkiran dan gerbang utama. Mouren langsung mendegar cibiran anak-anak Cheers yang sedang berlatih, disana juga tepat ada seseorang yang menatap Mouren dengan sinis, Kiren Saraya Kimone sang ketua glory sekaligus mantan Alex.

Mouren dengan cepat berjalan sambil menundukan kepala nya, tapi secepat apapun Mouren berjalan, Kiren berhasil memegangi lengan Mouren yang membuat otomatis Mouren terdiam.

"Gue denger seorang ketua Weber mengundurkan diri dan sebab nya itu gara-gara lo?" Tepat sasaran Kiren berbicara di hadapan Mouren.

"Heh denger ya, Alex itu gak pantes buat lo dan gue tekenin sekali lagi, Lo gak pantes buat jadi pilihan Alex" Lanjutnya lagi.

Sekolah ini sangat banyak sekali cibiran orang-orang, gosip yang baru saja terbilang sangat hangat langsubg tersebar dengan cepat.

"Gue gak nyuruh Alex buat milih gue, ki" Ucap Mouren dengan nada menantang mungkin, ia begitu harus tegar, ia tidak mau semuanya melihat keadaan nya di sekolah ini makin terpojok, Mouren pasti bisa menghadapi ini.

"Hah? Apa? Gue gak denger!" Ucap Kiren sambil teriak.

Mouren menghela nafasnya kasar "GUE GAK NYURUH ALEX MILIH GUE"

Kiren langsung saja mengambil ancang-ancang untuk memberikan tamparan, akan tetapi tangan nya berhenti.

"Jangan coba macem-macem sama cewek gua" Ucap Alex saat menghentikan aksi Kiren yang akan menampar Mouren.

"Arghh, kenapa si Lex lo belain mulu dia?" Tanya Kiren yang sudah kesal melihat segala prilaku Alex kepada Mouren.

"Lo mau tau?"
"Dia pacar gua" Lanjutnya.

MOUREN [ON GOING]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora