8. Kesepakatan

1.5K 88 3
                                    

Besok adalah hari sabtu, pasti anggota Weber akan mengadakan acara berkumpul di mana pun itu tapi yang paling sering menjadi tempat perkumpulan adalah Rumah Alex, sang ketua. Alasan mereka memilih rumah Alex sebagai tempat berkumpul saat weekday adalah yang pertama rumah Alex sangat dekat kemana-mana, yang kedua rumah Alex memiliki banyak hiburan seperti tempat gym, kolam renang dan yang ketiga, yang paling penting rumah Alex seperti resto yang banyak sekali makanan.

"Lo semua pada autis" Ucap Putra sambil menghela nafas nya kasar melihat semua teman-teman nya sambil tiduran di kamar Alex.

"Eh diem lu bege, gue lagi pushrank" Ucap Refay yang masih terfokus ke ponsel milik nya.

"Iya nih, bacot mulu dari tadi. Makannya bisa ML lu" Sambung Farell yang sama memainkan ponsel nya. Saat itu juga mereka semua di ruangan tertawa, akan tetapi tidak dengan Farell karena ia tau teman-teman nya sudah berifikiran kotor.

"Nu boga imah na kamana euy?" (Yang punya rumah kemana?) Tanya Putra kali ini berdiri sambil mencari keberadaan Alex.

Semua pun tidak menjawab yang pada akhirnya Putra pun terdiam kembali, pusing melihat semua orang memegang ponsel nya terus menerus.

"Anjir GG kan main sama gue, menang kan" Ucap Farell senang sambil jingkrak-jingkrak gak jelas diatas kasur Alex dan mereka semua pun bertos karena kemenangan.

"Udah ah, gue capek. Main yang lain deh tapi tanpa ponsel gimana?" Tanya Refay meyakinkan teman nya.

Mereka pun tanpa berfikir panjang langsung mengiyakan dan saat itu juga Alex datang masuk ke kamar.

"Mau pada ngapain?" Tanya nya.

"Mau main nih, tapi tanpa ponsel jadi biar makin solid" Ucap Adit asal ceplos tapi masuk akal.

"Main Truth or dare aja" Ucap Pratama dan membuat semuanya angguk setuju.

Sekarang mereka membentuk lingkaran dan duduk sila, menempatkan tupperware Putra menjadi acuan petunjuk.

"Buset ko tupperware gue ada di lo, Rel?" Tanya Putra ke Farell dan Farell pun hanya menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal.

"Minjem dong put" Ucap Farell dan mendapatkan delekan kasar dari Putra.

"Untung aja gak ilang, kalau ilang bisa-bisa gue di coret dari KK" Ucap nya lagi.

Setelah itu pun botol itu mulai di putar dan akhirnya berakhir menunjuk Farell yang membuat semua nya tertawa girang.

"Truth atau dare, bang?" Tanya pratama.

Farell berifikir sejenak sambil menyimpan telunjuk nya di dagu.

"Truth" Ucap Farell.

Semua pun berfikir sejenak, lalu akhirnya Putra buka suara yang membuat Farell terdiam sejenak untuk merangkai kata-kata agar pas dijawab, bagaimana tidak pertanyaan nya adalah tentang Ghina.

"Lo suka sama Ghina? Kenapa lo gak tembak jadiin dia pacar? Lo gengsi ngedeketin cewek duluan?" Tanya Putra yang berkali kali mendapatkan delekan tajam dari Farell sambil menghela nafasnya kasar.

"Inget Rel ini kejujuran, Lo bohong gua gantung lo" Ucap Alex yang sekarang berpihak pada teman-teman nya, karena Alex sendiri sudah lelalh melihat Farell yang terkadang marah-marah sendiri karena melihat Ghina dekat pria lain.

"Iye bangsul lo pada"

"Gue suka, malah sayang mungkin. Gue gak mau nembak dia dan gue gak pernah gengsi. Belum saat nya aja Ghina jadiin cewek gue. Gue mikir keras sebenernya, Gue gak mau suatu saat gue putus sama dia dan akhirnya gue kehilangan dia dan kalian harus tau berjuang tak seberat melepaskan. Berjuang memang berat banget, tapi yang lebih ngebebanin gue adalah disaat diri gue harus ngelepasin dia dan otomatis ngerelain dia deket sama cowok lain"

"Jadi lebih baik seperti ini, meski sebenernya gue udah komitmen sama diri gue sendiri kalau sebenernya gue gak boleh egois dalam hal perasaan, Maka dari itu melepaskan tidak semudah mendaptkan." Ucap Farell dan semuanya pun tertegun mendengar penjelasan Farell termasuk Alex yang langsung mencerna apa yang diucapkan Farell.

Dahulu, ia pernah memacari seorang anak tunggal dari keluarga Kimone. Hubungan nya sangat erat hingga kedua keluarga mengenali nya tapi Alex memutuskan Kiren dengan alasan Kiren seorang anak yang mungkin bisa dibilang cantik malah lebih, bahkan dalam segi fisik ia bisa membeli semuanya, dan itu membuat Alex tidak suka hingga sekarang. Dulu juga Alex memutuskan Kiren sangat berat, benar apa yang diucapkan Farell tadi bahwa melepaskan tidak semudah mendapatkan. Tapi itu cukup menjadi masa lalu nya, menjadi bahan perbaikan agar lebih tepat memilih seseorang.

Setelah itu akhirnya botol itu pun kembali berputar dan berhenti menunjuk arah Alex.

"Wah gue suka nih kalau ke Alex" Ucap Refay yang sangat senang, karena apa? Karena Alex selalu menyembunyikan segala hal apapun.

"Buat lo mah truth aja tapi banyak" Ucap Farell dan membuat semua teman nya mengangguk setuju dan akhirnya Alex pun hanya mendengus kesal, mengikuti arah permainan mereka.

"Lex, lo masih suka gak sama si Kiren?" Tanya Pratama.

Alex menggeleng pelan "Najis"

"Nih gue tanya Lex, Lo lebih milih Weber atau milih cewek?" Tanya Farell yang membuat Alex terdiam sejenak.

"Cewek siapa dulu?" Tanya Alex.

Semua terdiam, bingung menyebutkan nama perempuan "Mouren gimana?" Tanya Adit.

Alex terdiam, bingung. Tapi dalam hati nya mengapa ia harus bingung? padahal jawab saja dia akan memilih Weber dibandingkan cewek cupu itu, Tapi ini berbeda hati nya berkata lain.

"Bege jawab" Ucap Farell dan Alex pun langsung tersadar.

"Ya kalian lah, masa gue milih cewek cupu itu yang gatau asal usul nya" Ucap Alex yang membuat semuanya riuh akan kesenangan yang diucapkan Alex, akan tetapi ada yang aneh mendengar nama seseorang itu.

"Awas aja nih ya lo nanti milih cewek dibanding kita-kita, lo secara tidak langsung udah janji nih" Ucap Adit kembali dan membuat Alex mengangguk paham.

Lalu setelah itu dilanjutkan lah kembali permainan itu hingga larut malam.

***

02.30 Am.

Saat membuka mata nya, Mouren pun melihat jam beker di samping tempat tidur nya. Ternyata dia terbangun dan jam masih menujukan dini hari.

Mouren pun bangun dari tempat tidur nya, merubah posisi nya menjadi duduk dan membuka ponsel nya, loockscreen ponsel itu mengingatkan Mouren kepada seseorang di masa lalu nya.

Mouren pun membuka ponsel berandroid yang selalu ia bawa ke sekolah, loockscreen nya berbeda akan tetapi ia langsung membuka layar chat line.

Alexander Austim

Gimana, udah enakan?
23.45 pm.

Dengan cepat Mouren pun langsung membalas pesan itu.

Udah kok, lumayan
02.35 am.

Setelah itu pun Mouren menyimpan ponsel nya itu ketempat semula, saat ingin kembali tiduran lagi, suara notif nya membuat kembali terbangun dan mengambil ponsel nya kembali.

Gak tidur lo?
Tidur, lo lagi sakit bego.
02.37 am

Saat itu juga kepala Mouren memanas, lelaki ini bisa-bisa saja berbicara kasar, bukan nya berkata lembut.

kebangun,
lo kali yang gak tidur.
02.38 am

Dengan cepat pesan nya di read oleh Alex yang membuat Mouren dengan cepat mengeluarkan room chat nya dengan Alex, Ini begitu aneh.

Bukan urusan lo,
Bunda gua aja gak protes.
02.38 am

Idih,
kan gue nanya, bego deh.
02.38 am

Setelah itu pun tidak ada lagi notif yang berbunyi dari ponsel nya, ia pun dengan cepat menyimpan nya kembali lalu melanjutkan tidur nya dengan mimpi indah yang sedang menunggu kedatangan nya.

****

MOUREN [ON GOING]Where stories live. Discover now