15. santai sore

1.9K 209 23
                                    

"Walau aku bukan senja yang kau tunggu, namun aku adalah langit yang siap menemani hari-harimu"
.
.
.

Sore yang damai ditambah cuaca yang adem karena baru saja hujan turun menyapu bersih debu-debu jalanan ketika sudah tujuh hari teriknya mentari menemani kegiatan mereka membuat Jihye ingin merilexkan pikiran yang terasa sumpek itu dengan jalan santai mengitari lingkungan daerahnya tinggal

Dimulai dari rumah, Jihye berjalan kaki keluar dari perkomplekan rumahnya Menuju jalan raya yang dipinggirannya terdapat banyak stand jajanan kaki lima, kafe-kafe sederhana, dan toko-toko kecil yang menjual beberapa aksesoris ataupun buku-buku

Rupanya sama seperti Jihye, orang-orang juga banyak mengunjungi daerah ini. Mungkin mereka juga ingin menikmati suasana sore nan adem ini.

Ketika lewat di toko yang menjual aksesoris, Jihye menghentikan langkahnya sebentar. Mulutnya terbuka karena kagum, Tatapannya tertuju pada patung yang hanya ada lehernya saja di atas meja didalam sebuah kaca toko itu. Bukan. Bukan karena ia kagum dengan jenjangnya leher si patung itu sedangkan lehernya sedikit pendek. Tapi Jihye kagum pada kalung yang menggantung disana. Kalung berwarna putih yang terdapat desain Bulan sabit sebagai buahnya. Terlihat bersih dan bersinar. Cantik sekali.

Jihye mengambil ponselnya yang berada di saku depan hoodienya.

'Ckrek'

Tidak bisa membeli, minimal Jihye masih bisa memiliki poto kalung itu.

Miris(ಥ_ಥ)

Lalu Jihye meneruskan perjalanannya melewati atau bahkan menghampiri satu persatu stand jajanan kaki lima.

"Because even after all the time i still wonder
Why i can't move on?
Just the way you did so easily🎶"

Ditangannya kini sudah terdapat satu tusuk sosis bakar satu cup nugget pisang, satu porsi mini japchae juga satu gelas milkshake moccacino, Dan sekarang ia menunggu Bingsu yang tengah disediakan kakak penjualnya. Oke. Jangan dibayangkan bagaimana Jihye nanti membawanya, karena ia sudah terlatih membawa banyak makanan dengan hanya mengandalkan dua tangannya. Hampir saja Jihye dipekerjakan menjadi pelayan rumah makan masakan Padang yang biasa membawa piring makanan dengan jumlah yang banyak karena melihat bakat otodidak Jihye itu.

"...Don't wanna know
What kind of dress
You're wearing tonight
If he's giving it to you just right
The way i did before..."

Selang menunggu Bingsunya disajikan, Jihye baru ngeh ternyata di depan sana terdapat panggung kecil yang disediakan untuk menghibur pengunjung disini. Tidak hanya dari band yang memang ditugaskan untuk mengibur disini, Pengunjung pun dapat menyumbangkan lagunya suka rela

"...Ohh it's such a shame~

That We dont talk anymore
We dont talk anymore
We dont talk anymore
Like we used to do"

Alunan lagu yang santai sangat cocok untuk menemani sore seperti ini, ditambah suara merdu yang membawakannya membuat pengunjung terlena dan mampu melupakan tugas-tugas yang membuat pikiran mereka--termasuk Jihye menjadi plong.

Jihye meninggikan lehernya untuk melihat siapa orang yang memiliki suara tenang seperti itu, namun sayang kerumunan orang-orang yang memvideo pertunjukan itu menghalangi matanya untuk mengetahui siapa orang yang dibaliknya. Kaki Jihye pun tergerak untuk ikut menonton didepan sana, namun terhenti ketika si penjual memberi tahu Bingsunya sudah siap.

Jihye menerima Bingsu itu lalu memberinya uang pas.

"Terima kasih atas waktu luang kalian untuk menonton penampilan saya. Saya harap kalian semua terhibur di sore yang indah ini, happy afternoon, guys"

Tepukan kemeriahan serta sorakan kepuasan terdengar riuh didepan sana.

"Anjir baru mau kesana udah selesai aja!" gerutu Jihye. Alhasil Jihye pun tidak jadi kesana dan lebih baik ia mencari kursi dan meja kosong yang ada di depan stand-stand ini untuk menikmati semua makanannya. Karena kata Jihye, makan berdiri itu gak boleh.

Jihye akhirnya menemukan kursi yang masih kosong itu tak jauh darinya berdiri, tepatnya sejajar dengan stand penjual burger disebelah kanan stand Bingsunya ini. Kebetulan Pemerintah disini menyediakan kursi, meja dan juga tenda didepan sepanjang stand-stand ini. Jadi terserah si pembeli untuk duduk dimana, karena kursi dan para anteknya itu milik pemerintah bukan milik si pedagangnya pribadi.

Ngomong-ngomong Jihye daritadi sendiri, tidak ditemani Eunsoo karena Eunsoo sekarang lagi berkunjung kerumah Neneknya sampai malam nanti.

Jihye berjalan hati-hati menuju tujuannya karena pengunjung yang berdatangan semakin banyak memenuhi wilayah ini.

Setelah mampu menerobos banyak manusia-manusia itu, Akhirnya ia sampai di meja kosong ini. Jihye meletakkan satu persatu jajanannya.

Setelah membaca doa, Jihye pun mulai menikmati makanannya dengan khidmat, mengunyahnya dengan pelan agar setiap rasa mampu terperinci di lidahnya.

Saking pelannya, gaya Jihye makan seperti orang tua yang takut gigi palsunya akan lepas. Atau malah terlihat seperti mengunyah menggunakan gusi karena makanannya delay sekali hancur dan lama baru ditelan.

Kata Jihye, kalo makan jangan tergesa-gesa. Biar enaknya kerasa. Juga Tergesa-gesa itu sifat setan.

Sayang banget Eunsoo gak ada. Batin Jihye. Kalo ada Eunsoo kan dia bisa lebih banyak memilih warna makanan. meski duitnya juga patungan, tapi Jihye biasa lebih banyak menghabiskan porsi makanan yang mereka beli ketimbang Eunsoo.

Lagi asiknya makan dan merindukan Eunsoo, seseorang tanpa izin duduk dikusir didepannya yang masih satu meja dengan Jihye.

Jihye mendongak untuk melihat siapa manusia lancang itu dengan mulut yang terbuka sehingga tampaklah kunyahan nugget pisang yang belum ditelannya.























"Idih cantik-cantik jorok."
















Bercontinue...

•••

Song : we dont talk anymore cover by Jungkook BTS temennya charputh *kalo bisa sambil di play ya

Hmm siapa ya kira-kira? Ada yg penasaran gk ya?

Btw, ini part yg paling pendek dr yg sebelum2nya, bhkn gak sampe 1k words😂😂😂
Dipart berikutnya insya allah lebih panjang kira2 lebih dr 2k words jadi tetap pantengin ya guys unch😘

Salam selow
Bunny.

Enemate • JjkWhere stories live. Discover now