24. Kado Kecil

1.7K 180 27
                                    

Terbenamnya matahari dan munculnya bulan
Adalah hilangnya kamu dan munculnya sebuah rindu.
.
.
.

Jihye sedang menyisir rambutnya di depan cermin meja rias.

tidak seperti biasa, matanya akan berbinar jika melihat pantulan dirinya sendiri dicermin namun kali ini terlihat datar. Otaknya sibuk berdiskusi mencari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang berputar dikepalanya akhir-akhir ini.

Seperti beberapa hari bahkan minggu yang lalu, saat Jihye yang membantu menyembunyikan Jungkook, saat Jungkook yang mencari dan menjemputnya ketika tersesat, juga saat Jungkook yang tiba-tiba mentraktir Jihye. Semua itu membuat Jihye bertanya, jadi, mereka ini musuhan? Atau temenan?

Dibilang musuhan, mana ada musuh yang rela melakukan hal seperti diatas? tapi dibilang berteman, apa ada teman yang selalu adu mulut?

Dan Jihye merasa ada hal aneh yang ia rasakan saat dirinya bersama Jungkook. Hal aneh apa itu? Maka Jihye juga tidak tahu, ia mengangkat bahunya acuh serta mengerecutkan bibirnya.

"Bodo amat. Gue gak peduli," gerutunya pelan. "ini napa gue jadi pusing sendiri, sih?!"

Jihye meletakkan sisirnya dengan kasar dan beranjak keluar kamar menuju ruang tengah dimana Eunsoo ber--

Tuk!

Jihye menghentikan langkahnya saat sudah di ambang pintu kamar.

Tuk!

Ia menolehkan kepalanya menuju jendela kaca yang menjadi pembatas antara kamar dan teras balkonnya.

Tuk!

Tuk!--

"--ADUH!" pekik Jihye saat ia membuka jendela tersebut dan dengan lancangnya batu kerikil itu mengenai jidatnya

"JUNGKOOOOK!" jeritnya sambil berjalan keteras balkon lewat pintu yang disamping jendela.

Satu telapak tangan ia gunakan untuk menutup jidatnya yang kena lemparan kerikil itu sambil meringis pedih.

Jungkook yang juga berdiri di teras balkon kamarnya hanya memasang cengiran tak berdosa kemudian dirinya langsung bergerak cepat meloncat kebalkon Jihye.

kini ia sudah berada dibalkon Jihye, memang jarak antara dua balkon itu hanya dua meter, bagi Jungkook itu hal yang mudah untuk ia sebrangi.

Jihye menganga melihat kelalakuan Jungkook yang nekat itu, bagaimana jika kakinya terpeleset sebelum menginjak ke balkonnya? Bisa-bisa Jungkook jatuh lalu kakinya patah dan tulang punggungnya remuk. Mengenaskan.

Tunggu, kenapa Jihye jadi khawatir begini? Tolong usir setan gila yang mempengaruhi jiwa raga Jihye.

Tiga detik kemudian Jihye tersadar dan langsung sukarela mencercahi Jungkook

"Maksud lo apa lemparin batu kejidat gue? Lo mau bikin gue geger otak? Kaca gue lo lemparin juga, Lo mau jadi atlet pemecah kaca orang? Emang lo gak bisa ngetuk pintu rumah orang dengan cara yang sopan?" Jihye kalo sudah membawel ria segalanya dibesar-besarkan dengan sepenuh hati, dan kata-katanya pun jadi berlebihan.

"Ya gusti kapan sih lo gak pernah nyerocos? sadar gak sih satu hurup beserta muncratannya yang lo lontarin itu mengandung virus rubella!"

"Ohh ya? Wow!" bukannya marah atau tersinggung, Jihye malah sok kaget dengan wajah yang begitu menyebalkan seraya menyilangkan tangan di dada.

Jungkook mengatupkan bibirnya rapat serta memejamkan matanya. berusaha menahan emosi agar tidak meletup.

Sabar sabar. Orang sabar jodohnya IU noona, batinnya menyabari.

Enemate • JjkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang