-39-

290 30 12
                                    

" Araaaaa!!"

Suara melengking menyambut pendengaran Ara sebaik sahaja kereta yang dipandu oleh Rein dan Eiiden berhenti di tubir jalan.Melihat satu susuk tubuh tinggi lampai dengan bahu lebar hampir berlari anak dan menerpa Ara yang masih membetul-betulkan baju yang dipakainya,Rein membatalkan niatnya untuk menekan pedal minyak tetapi sebaliknya menarik brek tangan.Menoleh dengan leher kaku.

" Darius."

Sapa Ara ramah seperti selalu dan riak wajah risau pemuda itu membuatkan dia tersenyum.

"Apa jadi? Ara tak sihat ? "

" Saya baik-baik saja ni. Tak payah risau.."

" Empat hari Ara tak turun.."

Darius menatapnya dari bawah ke atas dan dari atas ke bawah bagaikan mesin pengimbas bagi memastikan memang Ara tidak apa-apa seperti yang dikatakannya.

" Tak beritahu saya atau Kiyo.Ara tahu tak macam mana Puan Enie membebel tiap hari.."

Rein sudah menyengetkan kepala sambil mencerunkan matanya sementara Eiiden mulai menggigit pipi dalamnya .Tidak senang sama sekali melihat pemuda tinggi lampai itu mengait lengan Ara dan sedikit mengheretnya menuju ke pintu sebuah rumah kedai yang masih bertaut.

" Ara !!"

Suara yang dikenali Ara itu mengakibatkan dia menoleh dan wajah kelat Eiiden yang berpeluk tubuh di sebelah Rein memenuhi pandangannya.

" Ehemmmmm !!"

Suara berdehem dari arah belakang menarik perhatian Darius untuk
berpaling .Di gigi jalan, seorang pemuda dengan rambut hitam bernuansa kehijauan yang menyarung kemeja berleher tinggi warna cokelat gelap dan ditindih dengan kot labuh tidak berbutang dari warna kuning sedikit keperangan manakala kakinya dibalut kejap dengan jeans berwarna biru tua dengan sobekan-sobekan kecil pada bahagian lutut.

Dua titik hitam di atas kelopak mata kanannya menambah aura intimidasi yang mencerlang dari sepasang matanya yang dipayungi rambut yang disikat menutupi dahi.Padanan pemuda tersebut diakhiri dengan kasut kanvas berwarna hitam bertapak rata.

Darius menyeluruhi tampang pemuda tersebut dan hanya satu perkataan yang menyimpulkannya. Tampan.Dia memiliki paras yang bukan biasa-biasa ditambah pahatan struktur wajahnya yang kukuh dengan dagu dan rahang yang tegas.

Sementara itu,satu susuk tubuh tinggi lain yang berada di sebelah pemuda berambut hitam kehijauan itu pula sedang menatapnya dengan pandangan menyelidik dan separuh jengkel.

Dengan potongan rambut seperti payung cendawan berwarna hitam kemerahan yang ditata menutupi dahi,warna rambutnya menyerlah sekali disebabkan kulitnya yang cerah dengan sepasang mata bundar hitam yang menyorot tidak suka ke arah Darius.Penampilan pemuda yang satu itu juga tidak kurang.

Tubuh tinggi lampainya dibaluti kemeja lengan panjang berbelang hitam putih berleher tinggi yang ditarik sehingga ke paras dagu dan dipadankan dengan jeans warna khaki gelap senada dengan warna  but pendek yang menyarung kakinya.Mafela daripada material benang panas yang dikait berwarna hijau sedikit menghampiri warna kuning perang diikat membaluti leher dan sisa mafela tersebut dibiarkan menjuntai pada hadapan dadanya.

Sementara itu lengan panjang baju yang dikenakannya di tarik sedikit mencecah siku menyerlahkan dua ruas lengan berkulit cerah dengan urat-urat yang menjalari lengan tersebut.

Darius membetulkan letak bingkai kaca mata pada hidungnya dan kembali menatap Ara yang silih berganti menatapnya dengan dua susuk tubuh di gigi jalan tersebut.

" Darius.." Ara mengisyaratkan agar Darius menghampiri nya." Kenalkan.Sepupu saya Eiiden.Dan yang seorang lagi,Rein."

Mendengar perkataan tersebut dari mulut Ara,serta-merta Darius menarik tangannya daripada lengan Ara.Terkejut memang betul tetapi rasa cuaknya lebih besar apabila menyedari tatapan pemuda bernama Eiiden itu seperti menikam kepalanya.

LAST HUNTER II : VARTRAWhere stories live. Discover now