BAB II

213 34 7
                                    

Senyumku merekah begitu melihat Justin sedang melambaikan tangan dari kejauhan dengan senyum tipisnya yang khas. Di belakangnya, ada beberapa bodyguard dengan stelan jas serta kacamata hitam yang seragam, membuatku tidak bisa membedakan antara yang satu dengan yang lain. Oh, ya, aku harus ingat fakta bahwa tunanganku ini adalah cucu presiden. Dan aku hanyalah gadis sederhana yang harus kerja paruh waktu untuk membantu ayah memenuhi kebutuhan keluarga.

Eits, jangan salah. Tapi aku adalah reinkarnasi Athena.

Pria dengan kacamata hitam yang menggantung sempurna pada batang hidungnya itu berjalan mendekat dengan gayanya yang khas; sombong. Senyumku makin lebar ketika dia tiba di hadapanku.

"Kau menunggu lama?" Ia sedikit membesarkan suaranya. Bising awak bandara membuat aku kesulitan mendengar.

Aku mengangguk dengan mencebikkan bibir. "Kakiku sudah mau patah menunggumu disini." aku mengelus betisku dengan hiperbolis.

"Tapi aku datang."

"Kau terlambat dua menit, Justin."

Pria itu terkekeh hambar. Meraih kacamatanya, memperlihatkan kedua permata coklat madu yang sangat ku rindukan. Tangannya terulur dan mendarat pada puncak kepalaku, membelai helai rambutku dengan begitu lembutnya.

"Aku akan menikahimu, Minerva. Aku tidak akan pernah terlambat lagi nanti karena aku akan selalu ada dalam pandanganmu duapuluh empat jam."

Dia tidak kehabisan kata-kata untuk membuatku tersipu malu.

"Kau serius mau tinggal di kota ini, Just?"

Dia tertawa lagi, tampan sekali. "Seriously, Minerva? Aku sudah sampai di sini dengan puluhan koper dan kau baru menanyakan itu?"

Aku belum sempat menjawab pertanyaannya ketika mendengar suara teriakan seorang gadis dari arah barat. Sontak, aku dan beberapa orang menengok penasaran. Ku lihat gadis tadi sedang menatap pria di hadapannya dengan tubuh gemetar ketakutan. Mataku membulat begitu melihat Shawn ada di sana. Shawn adalah pria yang baru saja membuat gadis itu berteriak kaget.

Ada apa ini?

"Kau..." Gadis itu mundur dengan langkah terpatah-patah. Matanya menyaratkan ketakutan yang nyata. "Barusan keluar api dari tanganmu!" Gadis itu berseru keras, membuat semua orang langsung berbisik-bisik heboh.

Suasana bandara menjadi kacau. Ada yang berseru bahwa gadis itu gila, menganggu perjalanan mereka, ada yang menatap Shawn dengan takut. Mereka saling bertukar pendapat membuat Shawn memilih untuk berjalan meninggalkan tempat ini dengan terburu-buru bersama koper besar yang ia bawa. Wajah Shawn juga jelas terlihat bingung, sama sekali tidak menyangka hal barusan terjadi.

Aku dan Justin langsung bertukar pandang, mengerutkan dahi bersamaan.

"Bukankah kekuatan dewa-dewi itu seharusnya sudah pergi?!" Justin memekik dengan suara sepelan mungkin, khawatir ada yang mendengar.








G O D D E S






WHAOOOOO LANJOT TIDAK NICHHH

Kali ini gue mau pake point of view dari si agatha sama justin aja. nanti ganti-gantian tiap chapter. gatau kenapa mau gitu aja

terosss juga

ini udah gak ada cerita di goddes school lagi

ini bnr bnr udh di real life mereka, tapi ofc semua tokohnya bakal ketemu lagi, walaupun gak sekaligus

agatha sama justin belom nikah. jangan kegeeran dulu

sedikit bocoran : pegen dah sekali-kali bikin sad end

bocoran lagi : nanti dewa-dewi aslinya bakal muncul juga

btw jangan lupa aphrodite punya 4 cupid hasil ngews dia sama ares

gimana???;)

Goddes ReincarnationWhere stories live. Discover now