BAB II - 2. Stabbed

242 22 10
                                    

'Aku di supermarket. Kau mau makan malam apa?'

Aku mengirim pesan singkat itu pada Justin sambil mendorong kereta belanja. Sambil menunggu jawaban, aku mengambil beberapa buah untuk cuci mulut saat makan malam nanti. Tidak sampai dua menit, ponselku bergetar pertanda ada pesan masuk. Buru-buru aku membacanya.

'Apa saja.'

Ow, singkat, padat, tapi tidak jelas.

Benar-benar minta dihajar. Tinggal bilang mau makan apa, susah sekali. Giliran aku sudah masak nanti, dia pasti akan komentar dengan mengatakan bahwa sebaiknya aku memasak ini dan itu, yang membuat darahku mendidih. Seperti semalam, aku masakkan dia ikan tuna cincang karena dia bilang semua masakanku enak. Tapi setelah makanannya habis, dia bilang, "Akan lebih enak jika kau memasak ikan salmon." Kenapa dia tidak bilang saat aku bertanya dia ingin masak apa?! Menyebalkan, kalau aku sekaya dia, sudah aku beli semua isi supermarket serta kasir-kasirnya.

Menghela nafas pendek, kuabaikan pesan itu dan meraih brokoli juga kol, memasukannya pada keranjang beroda. Masih menengok ke kanan dan ke kiri dengan langkah gontai, mataku nyaris keluar dari tempatnya begitu melihat Austin sedang berdiri memandangi rak yang berisikan banyak camilan. Kali ini rambutnya dicat warna silver, membuatnya terlihat semakin dingin dan menyeramkan. Jujur saja, dari semua teman seangkatanku di rumah para dewa, hanya Austin satu-satunya orang yang menurutku paling jahat. Dia jahat karena dirinya sendiri, bukan pengaruh leluhurnya seperti reinkarnasi cupid-cupid Aphrodite. Dan sialnya, dari sekian banyak kota di dunia ini, aku berada di kota yang sama dengan orang jahat itu, reinkarnasi Akhlis.

Entah mengapa, hanya dengan melihatnya berdiri beberapa meter di depan ku saja, tubuhku sudah gemetar duluan. Bayangan setahun lalu masih terekam jelas dalam memoriku, ketika Austin menjadikanku kelinci percobaannya dengan kabut sialan itu. Dia benar-benar gila dan menakutkan. Aku bukan gadis penakut tapi aku tidak munafik, jika Austin berulah lagi dengan kabutnya, mungkin aku tidak bisa menyapa semesta lagi setelah ini.

Buru-buru aku menelfon Justin meski tanganku sedikit gemetar. Masih memandangnya lekat-lekat, aku memberitahu Justin bahwa Austin ada di sini. Justin langsung panik, bahkan tanpa perlu melihatnyapun aku tahu dia pasti sedang khawatir setengah mati. Aku mendengar Justin mengoceh panjang ketika Austin membalikkan badannya setelah meraih sebungkus kripik pedas. Agaknya ia juga terkejut menjumpai teman seper-reinkarnasi-annya di tempat seperti ini.

Aku meneguk ludah. Sudah tidak dapat kuhitung berapa kali jantungku berdegup dalam beberapa detik terakhir. Matanya mengunci mataku, membuatku tak mampu mengalihkan pandangan. Senyumnya perlahan merekah, mungkin akan terlihat tampan jika saja aku tidak tahu bahwa senyuman seperti itu adalah senyuman jahat. Dia tertawa pendek melihat reaksiku yang terlalu terbaca; aku ketakutan. Lantas, dia menghampiriku masih dengan menggenggam sebungkus kripik yang ia raih tadi. Langkahnya serasa begitu lambat, senyumnya benar-benar membuatku tak mampu berbuat apa-apa. Masih kudengar suara Justin mengoceh yang sama sekali tidak masuk ke otakku.

"Hei." Sapanya hangat. Aku mendengar Justin menyerukan namaku namun dunia seolah terhisap sehingga fokusku hanya ada pada Austin saja. Suara yang aku dengar hanya milik Austin saja, dan yang bisa kulihat juga hanya Austin saja.

"Austin," akhirnya aku menemukan suaraku yang telah hilang selama beberapa detik, dan ternyata suaraku terdengar seperti kucing yang sedang merengek takut disiram air.

"Long time no see, Minerva." Ia tersenyum lagi.

Aku berharap, kekuatannya tidak kembali seperti apa yang terjadi pada aku, Justin dan Shawn. "Yeah. How are you?" Aku berbasa-basi.

"Sudahlah. Pertanyaan apa itu." Ia mengibaskan tangan di depan wajahnya, membuatku semakin takut. "Mungkin ada yang ingin kau tanyakan lagi, seperti... apa kekuatanmu juga kembali?"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 17, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Goddes ReincarnationWhere stories live. Discover now