I

4.5K 178 17
                                    


.

.

Shafira Nakahara saat ini umurnya baru  saja menginjak 19 tahun, cantik, pintar, hidup di dalam keluarga yang sangat berkecukupan. Shafira adalah anak dari pengusaha sekaligus pemilik universitas Ravidson, dirinya yang begitu sempurna sering kali membuat orang lain iri pada dirinya. Orang lain ingin hidup seperti dirinya padahal Shafira merasa dirinya hidup dalam mimpi buruk dan berusaha mati matian untuk keluar dari mimpi buruk itu.

.

.

Universitas Ravidson


Hari ini Shafira terlihat cantik dengan rambut hitam panjangnya yang tergerai, bibir plum yang indah, mata bulatnya yang menggemaskan di tambah Shafira hari ini mengenakan baju lengan pendek hitam di padukan dengan rok jeans sepaha juga tas hitam mewah di tangannya. Tidak lupa kacamata hitam yang bertengger di batang hidung mancungnya.

Shafira melangkahkan kaki jenjangnya masuk kedalam kampus mencari kelas barunya.

.

.

Setelah berkeliling kesana-kemari mencari kelasnya, akhirnya Shafira menemukannya.

"Gedung ini sedikit mengerikan. . . Kemana perginya semua orang?" Shafira mengamati sekelilingnya, dan tidak banyak orang di sana.

Sesampainya di kelas mata Shafira di suguhkan dengan hal tidak senonoh.

Bagaimana bisa mereka bercinta di dalam kelas? 

Dua sejoli yang sedang melakukan Adegan panas di atas meja itu tidak menyadari kedatangan Shafira.

Di kelas ini hanya ada Shafira dan dua orang di atas meja.

Shafira duduk di meja paling depan, tangan lentiknya merogoh ke dalam tas hitam mewahnya mencari ponselnya.

Shafira bermain ponsel mencoba bersikap bodoamat dengan yang di lakukan dua orang itu. Berjalan seiringnya waktu  dirinya tidak tahan dengan suara yang di keluarkan wanita itu, kesabarannya sudah di ambang batas akirnya Shafira melemparkan ponselnya pada punggung laki laki yang sedang mengukung wanita di bawahnya.

"Suruh wanitamu untuk menahan suaranya, mendengarnya saja itu membuat ku muak."

Aktivitas laki-laki itu terhenti, dengan cepat laki-laki itu memasukan kembali juniornya kedalam sarangnya.

Shafira memejamkan matanya, tangannya memijat pelipisnya, dia benar benar kesal dengan yang terjadi padanya hari ini.

"Terimakasih untuk kali ini, kau cukup hebat. Tapi aku tidak bisa menerima cintamu, maaf sekali." Bisik laki-laki itu pada wanita di bawahnya.

Wanita itu segera merapihkan pakaiannya, air matanya mengalir deras di pipinya lalu segera berlari keluar dari kelas itu.

Melihat apa yang di lakukan bajingan itu pada wanitanya Shafira tersenyum miring, ia tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.

Laki-laki itu menolaknya setelah melakukan 'itu' pada wanitanya?

"Dasar sampah." Decak Shafira.

Laki-laki itu menatap sekelilingnya.

Tidak ada siapa-siapa, hanya ada dirinya dan Shafira.

"Kau bicara padaku?"

"Apa ada orang lain di sini selain kamu?"

"Sebentar, kamu bilang kalau aku itu sampah?"

Shafira mengangguk.

"Ya, kau adalah sampah yang paling sampah di antara para sampah . apa kau keberatan dengan hal itu?"

Laki-laki itu terkekeh, lalu berjalan ke Shafira.

Tangan kekarnya memegang dagu Shafira kuat.

Shafira mencengram tangan besar yang ada di dagunya.

"Lihat wajah yang cantik ini, sayang jika aku melewatkannya."

"Lepaskan aku brengsek!."

Laki-laki mendekatkan wajahnya pada telinga Shafira, lalu berbisik.

"Kau sama seperti wanita tadi, kau datang ke sini karena ingin bercinta denganku bukan? Kau ingin gaya apa? Aku bisa melakukan berbagai macam gaya."

Shafira menendang tepat di selangkangan laki-laki jangkung di depannya. Tangan kekarnya terlepas dari dagu si cantik dan berpindah menutupi selangkangannya.

"Kenapa kau menendangku jalang sialan?!" Ucapnya di sela rintisan.

Shafira menutup mulutnya dengan tangannya, wajahnya membuat ekspresi kaget.

"Whoaa . . . Apa telurmu pecah? Sepertinya aku menendangku terlalu kuat tadi. Aku harap telur mu masih bisa berfungsi dengan baik." Shafira menepuk-nepuk pundak si tampan.

Shafira berjalan menjauh dari laki-laki itu.

"Kau akan pergi kemana? Urusanku belum selesai denganmu jalang!." Teriak pria itu.

"Ehhhh itu liat di bawah! Telurmu jatoh!" Teriak Shafira.

Pria itu dengan reflek menoleh ke bawah, tidak ada apa-apa di bawah sana hanya ada ubin putih yang berjajar rapih.

"Telurku bai-" saat pria itu kembali menatap Shafira, Shafira sudah tidak ada di tempatnya.

"Jalang sialan!." Pria itu berlari keluar dari kelas dan menemukan Shafira sedang berjalan menjauh dari kelas itu.

"AKU BERSUMPAH AKAN MEMBUATMU BERADA DI BAWAHKU DAN MENDESAHKAN NAMAKU, INGAT ITU!" Teriak pria itu.

- To be continued -

PULCHRA (  TAHAP REVISI ) [ END ] ✓Where stories live. Discover now