29. untung sayang 🌚

763 38 0
                                    

Beberapa minggu kemudian

.

.

.

Devano sedang bersama Misela di perpustakaan, Devano terpaksa menemaninya karena Misela memaksanya.

Ponsel Devano berdering.

"Gyanti? Tumben tumbenan dia nelepon gue" Devano mengangkat alisnya ( Gyanti udah beli hp baru gaes :v )

Devano mengangkat telpon dari Gyanti.

"Ke-" belum juga bicara Gyanti udah ngegas duluan di sebrang sana.

"BNGSD CEPET PULANG!! KAK SHAFIRA PINGSAN!!!"

"Apa? Oke gue pulang sekarang!"

" Gyan mau nelpon dulu om sama tante"

Devano memutuskan sambungan teleponnya. Lalu segera berlari menuju mobilnya, Devano melajukan mobilnya seperti orang kesetanan.

Misela menatap Devano yang pergi begitu saja meninggalkannya.

.

.

.

Rumah sakit

Sampai saat ini Shafira belum sadarkan diri. Di luar ruangan pemeriksaan ada orang tua Shafira, orang tua Devano juga Gyanti, terlihat dari raut wajahnya semuanya sangat tegang dan khawatir.

Clek* seseorang membukakan pintu.

"Dok bagaimana keadaan istri saya?" Devano berjalan mendekati dokter.

"Selamat pak sebentar lagi anda akan menjadi seorang ayah" semua orang yang ada di sana terkejut dengan pernyataan dokter tersebut, raut wajahnya berubah sebaliknya.

"Jadi istri saya..."

"Usia kandungannya sudah berjalan 10 minggu"

Devano tersenyum bahagia.

"Boleh saya melihatnya?"

"Tentu saja silahkan"

Tanpa basa basi Devano masuk kedalam ruangan Shafira.

Devano mengelus surai Shafira yang membuat sang empu terbangun.

"Dev pala gue pusing"

Devano menciumi pipi kanan, pipi kiri, dahi, dagu, hidung Shafira, Lalu menyatukan hidung mereka.

"Dev lo kenapa sih?"

"Selamat, sebentar lagi kita menjadi orang tua"

Shafira menjauhkan wajahnya dari Devano.

"Benarkah?" Shafira mulai berkaca kaca.

"Ada kehidupan di dalam sini, usianya baru 10 minggu" Devano mengelus perut Shafira yang masih rata. 

Sahafira menitikan air matanya.

Devano membawa Shafira kepelukannya.

"Jadi ada bayi di dalam sini?" Shafira mengangkat wajahnya menatap Devano.

Devano mengangguk lalu mencium Shafira di bibirnya.

"Ehem...  ada anak kecil di sini" ucap papa Devano. Gyanti menutup matanya dengan kedua tangannya.

Mereka berdua tidak sadar jika keluargannya sudah berada di dalam ruangan Shafira.

Devano menghentikan aktivitasnya, sekarang wajah Shafira merah padam seperti tomat.

PULCHRA (  TAHAP REVISI ) [ END ] ✓Where stories live. Discover now