26. tamu tak di undang 👻

705 40 0
                                    

Line* pesan masuk mengejutkan mereka berdua.

Devano segera membaca pesannya. Raut wajahnya menunjukan bahwa dia sedang kebingungan.

"Ada apa?" Shafira mendekati Devano.

"Misela..."

"Misela kenapa?"

"Dia minta gue untuk menemaninya ke toko buku, dia bilang membutuhkan beberapa buku untuk referensi"

"Temani dia"

"Apa? Kau yakin baby?"

Shafira mengangguk

"wanita itu ga punya teman selain kamu kan? Bukannya lo juga udah janji sama gue, mau buktiin kalau lo beneran serius sama gue" ucap Shafira datar.

"Makasih udah percaya sama gue, gue akan inget sama janji gue" Devano memeluk Shafira.

"emang seharusnya lo inget janji lu bngsd"

"Jamuan makannya bagaimana?"

"Gue bisa bilang pada mama kalau kau sibuk mengerjakan tugas"

"Aku mencintaimu... sangattt" Devano menciumi wajah Shafira.

"Menjijikan, dan aku tidak mencintaimu 😛"

"Cepatlah bersiap, Misela pasti menunggumu"

Devano segera bersiap siap seperti biasa dia terlihat tampan. Shafira harus merelakan suaminya pergi dengan wanita lain,sakit memang tetapi Shafira melakukan ini untuk mengetes suaminya apa dia benar akan berubah atau sebaliknya.

"Gue berangkat, maaf ga bisa ngantar lo dulu. Ga papa kan?"

Shafira hanya mengangguk.

Devano mengecup kening Shafira lalu hilang di balik pintu.

Shafira segera bersiap siap untuk memenuhi undangan jamuan makan ibunya.

Ting tong* seseorang menekan bel.

"Kenapa dia harus menekan bel? Padahal ini juga kan rumahnya, dasar lelaki aneh" Shafira berjalan membukakan pintu, dia mengira yang di depan rymahnya sekarang adalah suaminya.

"Kau itu bodoh? Kau lupa kata san-" saat membukakan pintu Shafira terkejut ketika melihat yang di hadapannya sekarang bukanlah suaminya melainkan orang lain.

"Selamat pagi, maaf mengganggu waktumu "

"Fa...farel? kenapa lo bisa tau alamat rumah gue?"

"Lo ini kaya gatau gue siapa, kalau cuma alamat gue bisa dapetinnya dengan mudah, bahkan gue bisa dengan mudah menghancurkan perusahaan keluarga suamimu dalam satu malam jika aku ingin" ucap Farel dengan smirk di wajahnya.

"Jangan berbicara omong kosong Farel, apa yang lo mau dari gue?"

"Kita akan berbicara di depan pintu? Gue ini tamu loh"

"Masuklah, tapi jangan macam macam sama gue"

"Tenang sekarang gue udah jinak"

Farel masuk ke apartemen itu, Shafira segera menutup pintunya.

"Apartemen ini bagus, tapi masih tetep bagusan sama gedean apartemen gue" Farel duduk di sofa dengan kaķinya di lipat angkuh.

"Bcd bngsd, jadi maksud kedatangan lo ke sini apa?" Shafira menyimpan dua cangkir teh di atas meja, lalu duduk di samping Farel.

"Lo ini dari dulu emang perhatian banget sama gue, sekarang aja lo bawa dua gelas teh buat gue"

"Ngarep njirr, itu buat gue satu gblk"

PULCHRA (  TAHAP REVISI ) [ END ] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang