28. Memberi makan singa lapar🌚

720 37 0
                                    

Apartemen

Terlihat 3 orang sedang berkumpul terduduk bersama di ruang tv.

"Bhahaha jadi seperti iti ceritany?" Shafira tertawa seperti orang kerasukan sembari menepuk nepuk dada Devano.

"Hn, begitulah"

Terlihat dari raut wajah Gyanti anak itu sedang kesal. Gyanti mengerucutkan bibirnya karena kesal. Ponselnya rerak dan tidak bisa di gunakan lagi alias rusak karena terlepas dari tangan Devano saat Gyanti melompat ke arah Devano.

"Nanti kakak belikan yang baru oke?"

"Tapi kak... di ponsel Gyanti itu banyak hal hal penting..." Gyanti menundukan kepalanya.

"Ini semua salahmu bodoh!" Pekik Gyanti sambil menatap tajam ke arah Devano.

"Lah ko jadi gue? Lo yang lompat sendiri ke arah gue-"

"Sudahlah kalian ini!" Shafira meninggikan nada bicaranya.

"Kan kakak sudah bilang besok kita beli yang baru, keluaran terbaru kalau mau"

"Tapi kak..."

"Kembali ke kamar oke?" Shafira menangkup pipi gembil Gyanti.

Gyanti mengangguk.

"Baiklah..." Gyanti segera beranjak dari duduknya. Berjalan sambil menatap tajam ke arah Devano. Devano yang merasa terganggu dengan tatapan itu.

"Kenapa kau menatapku seperti itu bocah? Kau menyukaiku?"

"Najis!" Gyanti berjalan ke kamarnya dengan menghentak hentakan kakinya.

"Devano sudahlah, biarkan dia"

Sekarang tinggal tersisa mereka berdua di ruang tv.

Shafira mengambil remot lalu menyalakan tv, lalu kembali duduk dengan dua toples camilan di tangannya.

Shafira terlarut dalam film yang di tontonnya.

Devano tidak suka dengan suasana ini, dia merasa di abaikan.

Devano menyimpan kepalanya di paha Shafira, Shafira tidak bergeming sedikitpun. Wanita itu tetap fokus pada film yang sedang di tontonnya.

Devano semakin kesal. Devano menusuk nusuk perut Shafira dengan jari telunjuknya.

Shafira tetap fokus pada film yang di tontonnya.

Devano mencoba kembali menarik perhatian Shafira dengan menggusel guselkan kepalanya keperut Shafira.

Karena merasa terganggu Shafira akhirnya buka suara.

"Lo ini kenapa sih? Dari tadi ga bisa diem:("

"Gue dari tadi di anggurin tau!"

"Udahlah sana gue mau lanjut nonton, jangan menggangguku!" Shafira mendorong kepala Devano yang ada di pahanya.

"Baby gue laper:("

"Makan lah sana kedapur"

"Gamau... gue maunya makan lo"

Shafira menatap Devano malas.

"Ngomong apa sih lo? Kalo lapar ya makan lah"

Devano beranjak dari duduknya, lalu menggedong Shafira ala bridal style.

"Kyaa... turunin gue setan!"

Devano berjalan menuju kamarnya.

Brugh* Shafira di hempaskan ke atas kasur.

"Lo mau ngapain?"

"Mau makan lah" Devano menaiki tubuh Shafira.

"Nggg... Dev lo berat, minggir..."

"Gue mau makan, lapar. Kan kata lo kalau mau makan ya makan" bisik Devano di telinga Shafira.

"Tapi Dev..."

"Gue mau makan"

Devano semakin mendekatkan wajahnya ke wajah Shafira.

Shafira menahan dada Devano menggunakan tangannya.

Devano membawa tangan Shafira ke samping tubuh mereka, Devano mencengram kuat tangan Shafira.

Devano segera menyambar bibir plum Shafira..

Shafira memejamkan matanya.

Devano melumat bibir Shafira, Shafira tidak membalas ciuman Devano.

Devano segera melepaskan pautannya.

"Gue menginginkannya,"

"Sekarang" bisik Devano di telinga Shafira dengan suara Huskynya lalu menggigit cuping telinga Shafira.

"Baiklah... tapi lakukan dengan perlahan"

Devano tersenyum penuh kemenangan.

"Terimakasih, aku mencintaimu" Devano kembali melumat bibir plum Shafira, kini Shafira membalasnya.

Merasa belum cukup, Devano menggigit bibir bawah Shafira membuat Shafira membuka mulutnya. Devano segera menelupkan lidahnya ke dalamm mulut Shafira, mengabsen satu persatu gigi yang ada di dalam sana.

Tangan Devano mulai bergerak ke dalam baju yang di kenakan Shafira.

Shafira melingkarkan tangannya di leher Devano, menikmati aktivitas Devano di atas sana.

Devano melepas pautannya. Devano segera melepas kaos yang ia kenakan, sekarang Devano setengah telanjang.

Shafira terpesona oleh pesona yanng di pancarkan Devano. Sekarang Devano terlihat seksi di mata Shafira.

Otot lengan yang besar dengan otot perut yang sangat terbentuk. Shafira mengarahkan tangannya ke perut atletia Devano, mengelusnya lembut.

Devano tersenyum dengan smirknya.

Devano melanjutkan aktivitasnya. Kini ia menciumi leher jenjang Shafira, meninggalakan ruam merah keungu uanguan di sana.

Devano mulai membuka kancing kemeja yang Shafira gunakan. Devano menatap dada Shafira, ukurannya tidak terlalu besar, tidak terlalu kecil, pas di genggaman Devano.

"Jika sakit, kau boleh mencakarku ataupun menggitku."

Shafira mengangguk menandakan bahwa ia mengerti, tetapi ia tidak berani menatap wajah Devano. Terlalu malu untuk saat ini mentapnya:).

Devano kembali melanjutkan aktivitasnya yang laki laki itu sangat sukai.






















.

.

.

Nungguin ya? :v
Ga kuad author nulisnya segitu juga dah cukup lah 🌚

.

.

.

.

Devano95_

My wife 😍

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

My wife 😍

Misela59_ Aldo_ Farel_ dan 2849018374 lainnya.

Vino_ itu bini gue ajg

Aldo_ itu wife gue oyy

Bambangtmvn_ itu ceue gue :3

Aldo_ @Bambangtmvn_ lu siapa ajg?

OBATKUATHERBAL_ Jamunya mas jamu 🌝

- To be continued -

PULCHRA (  TAHAP REVISI ) [ END ] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang