2. Fight

6.8K 264 48
                                    

Now Playing : Bukti - Virgoun

💎💎💎

"Yang benar disalahkan, yang salah dibenarkan. Begitulah manusia. Tak pernah lelah untuk menghakimi"

***

Revan memarkirkan motornya diparkiran sekolah. Pemuda itu mendesah saat melihat jam masih menunjukkan pukul 06.55. Itu berarti Revan harus mengikuti apel pagi.

Saat hendak melangkah untuk menuju  kelasnya, matanya tertuju pada Tasya dan Deva yang sedang memperdebatkan sesuatu.

"Woy, sini lo!" panggil Deva kasar.

Revan menatap ke arah Deva sekilas, dan mengabaikannya. Revan masih mengantuk untuk meladeni cowok seperti Deva pagi-lagi seperti ini.

"Cari masalah, tuh, orang," gumam Deva geram.

"Lo mau ngapain, sih?" tanya Tasya. Dia khawatir Deva akan melakukan sesuatu yang tidak diinginkan. Karena jika hal itu terjadi, Tasya pasti akan dilibatkan.

"Mau ngasih pelajaran ke dia. Gara-gara dia, kan, lo putusin gue?" Air muka Deva sudah berubah sejak melihat kedatangan Revan. Pemuda itu hendak mengejar Revan, namun tangannya ditahan oleh Tasya.

"Bukan, Deva. Gue bosen aja sama lo."

"Terserah lo." Deva melepaskan tangan Tasya dari tangannya. "Gue harus kasih pelajaran sama tuh bocah!" tukasnya sebelum berlari kecil untuk mengejar Revan.

***

Bel sudah berbunyi, tanda apel pagi akan segera dilaksanakan. Revan bergegas menuju ke lapangan.

Brukk

Seseorang tiba-tiba menarik kerah baju Revan dan langsung memukulnya. Hal itu mendapat perhatian dari siswa-siswi SMA Nusa Bangsa yang telah berkumpul di lapangan untuk apel.

"Maksud lo apa?" tanya Revan sambil memegang ujung bibirnya yang berdarah. Dia menatap Deva tidak mengerti.

"Maksud gue? Lo mau tahu apa maksud gue?" Deva tersenyum sinis. "Maksud gue ini!"

Bug!

Satu tonjokan mendarat mulus di pipi Revan yang membuat Revan tersungkur ke tanah.

Semua siswa berkeremun untuk menyaksikan pemandangan yang seru itu. Bahkan tidak ada satupun yang berniat untuk melerai mereka. Beberapa di antara mereka justru mereka kejadian itu.

Revan segera bangkit berdiri dan melayangkan pukulannya ke pipi Deva. Belum puas, Revan kembali memukul Deva sehingga bibir Deva mengeluarkan darah. Harus setimpal. Itu yang ada di pikiran Revan.

"Stop! Berhenti!" Bu Lita selaku guru BK segera menghentikan perkelahian mereka setelah mendapat laporan dari salah satu siswi.

"Gue gak ada masalah sama lo, ya! Jangan coba-coba cari masalah sama gue!" tegas Revan dengan nafas yang memburu.

Deva kini terbaring tak berdaya di lapangan. Pemuda itu ingin berdiri, namun tidak bisa. Sesaat kemudian Deva memejamkan matanya. Daya tahan tubuhnya melemah karena semalam pemuda itu mabuk.

He is RevanWhere stories live. Discover now