11. Mengenalmu

4.1K 160 34
                                    

Now Playing : Hello - Adele

💎💎💎

"Semakin aku mengenalmu, semakin aku yakin kalau aku mencintaimu. Dan itu tidak membutuhkan waktu lama."

~ Revan

***

"Selamat pagi," sapa seorang siswa yang baru saja masuk ke dalam kelas.

Semua tatapan kini menatap ke arah pintu masuk kelas.

Pemuda yang sekarang mendapat perhatian penuh dari seisi kelas itu mengusap tengkuknya, lalu melangkahkan kakinya untuk mendekati Pak Wahyu.

"Kamu murid baru yang suka bikin ulah, ya?" tanya Pak Wahyu to the point.

Revan mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Pak Wahyu sambil tersenyum.

"Saya bukan murid baru yang suka bikin ulah, Pak. Nama saya Revan." Dia sudah biasa dihina sebagai siswa atau cowok yang tidak baik. Oleh karena itu, telinga Revan sudah kebal mendengar hinaan itu.

Pak Wahyu dan semua siswa menatap bingung ke arah Revan.

"Nama Bapak siapa, ya?" tanya Revan.

"Saya Wahyu. Guru Sejarah."

"Oh." Revan mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Mana tugas kamu?"

"Tugas apa, Pak?" tanya Revan bingung.

"Tugas Sejarah. Mana?" Pak Wahyu menadahkan tangannya di depan Revan.

"Saya gak tahu kalau ada tugas, Pak. Saya, kan, murid baru."

"Ya, sudah. Kalau kamu gak buat tugas, kamu berdiri di depan kelas sampai jam mengajar saya habis!"

"Siap, Pak," ucap Revan sambil menunjukkan sikap hormat yang membuat isi kelas tertawa.

***

"Deva, Bapak dengar kamu akhir-akhir ini banyak melanggar peraturan sekolah. Apa benar?" tanya Pak Ahmad, kepala sekolah SMA Nusa Bangsa.

"Pelanggaran apa? Guru-guru itu mengadu yang tidak-tidak."

"Deva!"

"Kenapa?"

"Jangan karena kamu cucu dari ketua yayasan terus kamu bisa melakukan seenaknya! Orang tua kamu sudah berpesan untuk memperlakukan kamu layaknya siswa biasa," ucap Pak Ahmad.

"Terus karena Bapak adalah kepala sekolah, Bapak bisa seenaknya men-judge saya seperti ini? Kenapa Bapak sangat membela Revan?"

"Banyak laporan yang mengatakan kalau Revan gak salah. Kamu yang duluan," jawab Pak Ahmad.

"Saya gak punya waktu untuk mendengar pembelaan Bapak terhadap Revan. Saya permisi," ucap Deva sambil berdiri dari tempat duduknya.

"Deva!"

Deva tetap berjalan. Dia menghiraukan panggilan Pak Ahmad.

He is RevanDonde viven las historias. Descúbrelo ahora