3. First Exam

5.6K 268 37
                                    

Now Playing : Seberapa Pantas - GAC

💎💎💎

"Orang yang berprestasi karena hasil contekan akan kalah dengan orang bodoh yang jujur"

***

"Akhir-akhir ini Ibu perhatikan kalian bosan belajar," ucap Bu Ratna sambil memandang seluruh anak didiknya.

"Betul, tuh, Bu!" sahut seorang siswa.

Kini semua pandangan tertuju pada siswa tersebut.

"Kenapa lo semua liatin gue? Kagum?" tanya siswa itu. Ya, siapa lagi yang berani seperti itu kalau bukan Revan?

"Betul, kan, Revan?"

"Iya, Bu. Betul sekali," ucap Revan yang disambut tawa oleh teman-temannya.

"Makanya, sekarang kalian ujian! Gak ada yang nyontek dan gak ada yang nilainya jelek!" tegas Bu Ratna. Tatapan teduhnya seketika berubah menjadi menyeramkan.

"Apa, Bu?" tanya Revan kaget.

"Iya, kalau belajar, kan, bosan. Kalau ujian, kalian gak akan bosan. Kumpul buku kalian, kita ujian."

Semua murid tertawa melihat tingkah Revan, termasuk Rahel.

"Wahh, parah!" Revan menggelengkan kepala tidak mengerti.


Ujian Bahasa Indonesia segera dimulai. Ini ujian pertama Revan di sekolah barunya. Dan mirisnya, semua soal sangat sulit menurutnya. Dia heran kenapa dua orang yang duduk di depannya—Rahel dan Mira—tampak santai mengerjakan soal sesulit ini.

"Ibu ke toilet dulu. Ingat, jangan nyontek!"

"Baik, Bu," sahut para siswa, kecuali Revan tentunya.

Revan terlihat serius mengerjakan soal ulangannya, padahal dia hanya menjawab asal. Hanya dua nomor saja yang dia tahu jawabannya dari sepuluh nomor soal essay.

"Lo gak curiga kalau Revan akan nyontek? Liat, tuh, dia ngerjain soalnya lancar banget," bisik Mira pada sahabatnya, Rahel.

Rahel menengok sekilas ke arah Revan.

"Gak usah pusingin dia," kata Rahel, lantas lanjut mengerjakan soal.

Mata Revan kini tertuju pada teman-teman di sekitarnya yang saling bertukar jawaban.

"Hei, tapi jangan disamain kalimatnya," kata Dino memberi persyaratan kepada temannya yang ingin bertukar jawaban dengannya.

"Iya, iya."

"Nomor 3 dong."

"Jawaban nomor dua mana?"

"Berisik!" bentak Revan. Dia sangat terganggu dengan keributan teman-temannya.

Semua pandangan kini menatap ke arah Revan.

"Kenapa? Gak suka? Makanya jangan berisik!" Pemuda itu menatap mereka tidak suka. Konsentrasinya untuk menjawab asal, kan, jadi terganggu.

He is RevanOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz