25. Menjauh

3.3K 127 9
                                    

"Terkadang menjauh adalah cara terbaik untuk melindungi orang yang kita sayang dari masalah."

***

"Oke. Ini akan jadi yang terakhir."

Rahel tersenyum. Meskipun sangat jelas terlihat, kalau senyuman Rahel adalah senyuman yang dipaksakan.

"Jadi, materi mana yang lo gak ngerti?" tanya Rahel.

"Gue masih belum paham soal Matematika. Gue emang bodoh soal hitung-hitungan," jawab Revan.

"Jangan dulu pesimis. Kadang, apa yang sulit untuk kita lakukan, bisa menjadi hal yang kita gemari nantinya."

"Rahel Teguh."

"Semua materi Matematika nih?" tanya Rahel.

"Terserah. Gue kagak paham apa-apa soal Matematika. Ajarin aja," jawab Revan sembari memainkan pulpen dengan jari-jari tangannya.

"Oke, gue ajarin lo soal statistika, ya?"

"Terserah."

"Jadi, statistika itu berhubungan dengan 4 hal, yaitu pengumpulan data, pengorganisasian data, penyajian data, dan penafsiran data." Rahel mulai menjelaskan.

Revan menyimak apa yang dijelaskan oleh Rahel. Selama belajar dengan Rahel, baru kali ini Revan menyimak dengan baik.

"Lho, katanya belajar Matematika, kok malah jadi IPS sih?"

Rahel memutar bola matanya jengah. "Revan, yang aku sampein barusan itu pengantarnya doang. Kamu mau langsung hitung-hitungan emang?"

"Terserah lo deh."

Tanpa mereka sadari, Dino ternyata ada di kafe yang sama dengan mereka.

Dino membelalakkan matanya saat melihat Revan dan Rahel sedang belajar berdua di cafe.

"Bukannya mereka udah dilarang buat belajar bareng?"

Dino tidak melewatkan kesempatan emas ini. Dia merogoh saku celananya, kemudian mengeluarkan ponsel miliknya.

"Gue foto aja. Nanti gue kirim ke bokap Rahel," gumam Dino sambil memotret Revan dan Rahel yang sedang belajar bersama.

***

"Sampai sini ngerti gak?" tanya Rahel.

"Dikit."

"Jadi, jelasin lagi nih?"

"Lo capek? Kalau udah capek, gak apa-apa. Berhenti aja," ucap Revan.

Revan bisa melihat dari raut wajah Rahel, kalau gadis itu sedang kelelahan.

Iya, gue capek. Gue capek terus menutupi perasaan ini. Gue ingin mengungkapkannya. Tapi, gue terlalu takut. Bukan takut, tapi gengsi. Batin Rahel.

"Gue masih bisa ajarin lo. Belum ngerti yang mana?"

"Gue susah ngerti sama matematika. Biar gue belajar sendiri aja. Lo bakalan capek kalau ngajarin gue."

He is RevanWhere stories live. Discover now