Chapter 4; UNIVERSE

520 105 10
                                    


TING!!


Lucas                                        08.37 PM

Kau datang kan kali ini?


Mrs. Clarke                            07.22 PM

Apa Ridley mengundangmu?





Chapter 4

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chapter 4.
UNIVERSE.





"Cheers!!"

Suara denting gelas kaca yang beradu menguarkan irama tak beraturan. Setelahnya, masing-masing mereka menyesap minuman mereka menurut kelas masing-masing. Menyerukan ucapan selamat pada Diany Ridley yang baru saja memasuki tanggal penambahan umurnya.

"Thanks a lot, guys. Nikmati makanan sesuka kalian malam ini. Let's party!"

Lalu mereka bersorak, kecuali satu orang.

Mark lebih memilih menyesap San Miguel dalam diam. Setelah tadi menyempatkan diri mengucapkan selamat pada Diany, ia sudah menempatkan diri di salah satu sudut sofa. Memerhatikan teman-teman Lucas serta Diany yang tengah memulai pestanya.

"Kukira kau takkan datang." Lucas menempatkan pantatnya di bagian kosong sebelah Mark. Sembari menyesap Whiskey, ia tetap memandangi Diany tanpa menoleh ke arah Mark.

"Aku tak mau kau terus memenuhi ruang pesanku."

"Ck. Aku begini karena tak pernah tahu apa yang ada di kepalamu, Mark. Bisa saja kau pergi esok hari tanpa mengabariku. Who knows?"

Tawa Mark terdengar renyah. "Aku belum ada niatan untuk pergi."

"Benarkah?" Lucas menoleh dengan matanya yang melebar. Terkejut. "Bukankah kau tak suka berdiam di satu tempat begitu lama? Kau pernah mengatakannya dulu."

Perkataan Lucas sepenuhnya benar. Namun, Mark malah bungkam.

Mark tak punya tempat pulang yang tetap. Marseille memang kota kelahirannya. Namun, tak ada lagi yang tersisa di sana pun keluarga. Mark sudah tinggal sebatang kara sejak beberapa tahun silam. Sejak orang tuanya mengalami kecelakaan.

Pulang bukan sekedar kembali pada sebuah naungan beratap. Namun pulang punya makna yang lebih dalam jika ada sebuah alasan yang mendasar. Ada seseorang yang duduk manis sembari menunggu dengan senyuman. Dan Mark, belum punya alasan mendasar seperti itu. Pada awalnya.

EVERGLOWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang