Chapter 16; MANTRA ㅡ2019

318 79 3
                                    


Chapter 16

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Chapter 16.
MANTRA.





November, 2019.


"Sampai jumpa besok, Mina!"

Mina melambaikan tangan sebelum menutup pintu rumah rapat-rapat. 

Senyum di wajahnya meluntur. 

Surut.

"Kau tak perlu repot-repot datang, Gibson." 

Tiba-tiba nada bicaranya menurun, namun terdengar berat dalam satuan waktu. Sangat jauh berbeda dengan tiap kata yang ia ucapkan sebelumnya. Kali ini, Mina seakan mencuatkan sisi lain yang ada pada dirinya.

"Aku hanya ingin mengingatkanmu, Gwyneth."

"Sam Remus sudah mengingatkanku."

Laki-laki berperawakan kurus tinggi yang berbalut jas hitam panjang selutut itu terkekeh. Suaranya menggema padahal ruang tengah itu penuh dengan barang yang tertata. 

Wajah tenangnya kembali setelah puas tertawa. Bibirnya terkatup. Pun tatapannya tak lagi melembut. Kini, wajahnya menguarkan aura dingin penuh angkuh.

"Senang bisa mengulur waktu, Gwyneth?"

"Aku hanya mengambil hakku, Hendery Gibson!" tatapan Mina menyalang. Matanya mulai memerah. Sedari tadi tangannya terkepal kuat. Menahan gejolak amarah yang sewaktu-waktu bisa saja ia koarkan saat sosok di hadapannya itu kembali menyulut kesalnya.

"Sekedar memberi tahu, Gwyneth. Hak yang kau nikmati saat ini, adalah sebuah keistimewaan karena Tuhan mempertimbangkan siapa dirimu."

Hendery menapakkan langkahnya. Kepalanya mendongak seakan tengah menilai karya seni yang membalut desain rumah megah itu. 

Suara ketukan sepatunya mengudara. Mengitari rumah itu dengan tangan yang tersimpan di saku celana. Mengabaikan Mina yang sejak tadi terus mengekorinya lewat pasang mata. Mengawas.

"Oh, jadi namanya Mark ... Ledger? Well, tak jauh berbeda." Hendery mengusap tas kamera milik Mark yang tertinggal di atas meja. Menilik tiap huruf yang membentuk pasang kata pada dasar kainnya. Mark H. Ledger, terukir di sana.

"Kau tak mau pergi, Hendery Gibson?!"

Tawa Hendery kembali menggema. Kini langkahnya menapak ringan menghampiri Mina. Seiring dengan senyum smirk yang ia paparkan, Hendery mengulurkan tangan hendak mengusap wajah Mina saat mereka sudah berhadapan selang lima belas centi tak sampai. Namun Mina sudah memalingkan wajah saat itu juga.

EVERGLOWWhere stories live. Discover now