Chapter 15; FATUM

319 93 9
                                    


Lucas benar-benar tercengang. "Jadi Flamina itu sudah meninggal?"




TITT!!!




Lucas dan Diany sama terkejutnya saat bunyi nyaring menguar tiba-tiba. Lampu merah sebagai sebuah peringatan menyala pada layar ICU monitor jantung Mark. Ritme suaranya mulai tak beraturan. Garis penunjuk kestabilan jantung serta kondisi Mark juga naik-turun meski tubuh Mark masih bergeming di tempat. Lalu semakin lama, bunyi itu terus menyalang nyaring dengan tempo yang lebih cepat.

Dan,

Garis pada layar monitor itu sudah berjalan lurus tak ada lagi gerakan naik-turun. Tempo itu sudah hilang saat bunyi nyaring itu menyalak tanpa ada sahutan hentinya.

Sesuatu, sedang terjadi pada Mark.

"Lucas! Panggil Dr.James, sekarang!"





Chapter 15

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Chapter 15.
FATUM.





"Detak jantung pasien tiba-tiba berhenti, Dokter."

"Siapkan defibrillator."

Ruang inap itu sudah dipenuhi beberapa orang berseragam. Sang pemimpin –Dr.James− tengah menelisik keadaan Mark mulai dari mata hingga angka pencapaian terakhir yang ada pada ICU monitor.

Lucas dan Diany sudah terlebih dahulu digiring ke luar ruangan agar tidak mengganggu proses penyelamatan. Sembari merangkul dengan gurat cemas, mereka merapalkan doa.

"Defibrillator, ready."

Dr.James langsung membuka baju pasien yang Mark kenakan. Masing-masing tangannya sudah memegang paddle yang tadi sempat disiapkan oleh perawat pembantu. Dengan sorot elangnya, Mr. James menilik mesin defibrillator sebelum memulai prosedurnya.

"200 joule. Clear."



'Mark, ikutlah denganku...'



Pasang paddle itu menyentak tubuh Mark namun bunyi nyaring pada layar ICU masih nyalang. Salah satu perawat kembali memeriksa alat bantu pernapasan dan memberikan gel kejut untuk prosedur berikutnya.

EVERGLOWWhere stories live. Discover now