Chapter 10; PALUNG PERASAAN ㅡ2020

310 87 28
                                    


Chapter 10

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.

Chapter 10.
PALUNG PERASAAN.





December, 2020.


"Nice! Take a break!"

Seruan Marina menciptakan suara-suara berisik dari gumaman para staff. Entah membicarakan menu makan siang ataupun para staff perempuan yang membicarakan model laki-laki mereka. 

Well, laki-laki asal Amerika pemilik postur sempurna serta beberapa kotak yang terbentuk di perutnya, siapa yang tak membuat para wanita menggila? Kecuali Diany dan Marina tentunya.

Entah bagaimana bisa, Diany sudah benar-benar takluk pada Lucas. Bahkan untuk melirik laki-laki lain saja, ia tak ada niatan. Seakan hanya Lucas dan selalu saja Lucas yang ada di matanya. Menolak beberapa tawaran kencan laki-laki yang lebih tampan

"Memangnya Lucas tidak tampan? Dia bahkan lebih menawan." Begitu kira-kira komentar Diany saat ada yang mengatai Lucas.

Sedangkan Marina, tahu sendiri hatinya sudah tertuju pada siapa.

"Mark, aku dan Diany ingin makan siang di sana. Ikut tidak?"

"Ok. Wait a minute." 

Dengan sigap Mark merapikan peralatannya dan menyempatkan diri menitipkan barang-barang itu pada staff yang memilih untuk menghabiskan waktu istirahat mereka di sana. Menikmati pesisir pantai yang menenangkan. Padahal cuaca sangat dingin luar biasa.

Lucas dan Diany menggiring Mark menuju Madeira Harvester di dekat pantai. Sempat berpaspasan dengan Marina ketika mereka menyeberang jalan.

"Mrs. Clarke, ingin makan siang bersama?" tawar Diany.

Gurat Marina tampak terkejut. Namun dengan cepat ia mengendalikan wajahnya. Mengalihkan pandangan ke arah ponsel yang sedang ia genggam. 

"Aku akan makan siang bersama para investor dan manager. Nikmatilah makan siang kalian." Kemudian Marina berlalu tanpa menunggu tanggapan mereka.

Saat itu pula, Lucas mendekati Mark. Membisikkan sesuatu.

"Mark, kudengar, Marina menyatakan perasaannya padamu kemarin malam. Apa benar?"

"Sungguh?" sahut Diany.

Mata Mark berotasi malas. Mengabaikan dua orang itu, Mark sudah terlebih dahulu masuk ke dalam restoran bergaya eropa kental itu dan menempatkan dirinya pada salah satu meja. Diikuti Lucas dan Diany yang tengah menuntut jawaban.

EVERGLOWWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu