Chapter 25; PROMISES ㅡ1966

247 81 17
                                    


Pada tepi pembaringan tepat menghadap jendela kamar, tatapan Mina menerawang jauh menatap langit mendung yang membentang. Seolah mewakili perasaannya sejak kemarin malam.

Setelah menaruh diri tepat di sebelah Mina, Mark mendekap tubuh itu erat-erat.

"Flamina Gwyneth, lihat aku..."

Wajah Mina tertangkup. Perhatiannya dipaksa turut melihati pasang manik gelap milik Mark yang menatapnya dalam satu garis lurus.

"Flamina, bukankah Ayahmu ingin melihatmu bahagia bersamaku?"

Mina mengangguk sendu.

"Apa kau ingin bahagia bersamaku?"

Kembali, Mina mengangguk meski bibirnya masih terkatup.

Lalu, saat itu sebuah kalung telah tergantung indah di leher Mina tanpa ia tahu. Kalung emas dengan permata hijau yang Mark sematkan saat tubuhnya direngkuh. Menciptakan tanya pada gurat sendu itu sekalipun bibirnya senantiasa terkatup. Menuntut maksud lewat manik biru.

"Mewakili bintang, chalcedony ini yang akan menggantikanku untuk menjagamu selama aku pergi. Untuk itu, maukah kau berjanji padaku untuk mengambalikan liontin ini saat tiba waktu kita bertemu lagi, Flamina?"





Chapter 25

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Chapter 25.
PROMISES.





December, 1966.


Sulit bagi Britania untuk kembali persis seperti sedia kala. Reruntuhan bangunan menyebar. Belum lagi cuaca serta alam yang memperparah. Seakan tak memberi jeda untuk bahagia, Tuhan justru menambah cobaan lainnya.

Satu tahun sudah masyarakat Britania berusaha bangkit dan melangkah maju seperti dahulu kala. Sama-sama mereka membersihkan kota-kota yang dipenuhi puing-puing bangunan. Membentuk pondokan baru sebagai naungan rakyat yang kehilangan tempat tinggal.

Namun,

Satu tahun pula mereka kembali diguyur tangis derita. Terlebih, pada Mina.

Pada kenyataannya, takdir Tuhan tak membiarkan Mark kembali setelah pergi untuk membela negara. Takdir Tuhan yang memisahkan Mina dengan kekasih hatinya.

Sejatinya, Mina telah benar-benar kehilangan tujuan utamanya. Sebuah tempat yang menjadi sandarannya telah runtuh terkubur dataran.

Tak ada yang bisa Mina lakukan sekalipun ia ingin mengkhianati takdir Tuhan. Ingin rasanya menyusul Mark dan hidup bersama di dunia lainnya. Namun, Ratu Alicia –sang Ibu masih membutuhkan dampingannya, serta rakyat Britania Raya yang telah memupuk kepercayaan lagi agar kembali sejahtera.

EVERGLOWWhere stories live. Discover now