Chapter 7; JALAN PARA KEKASIH

427 112 21
                                    


"Jangan. Lebih baik jangan."

"Kenapa? Katakan alasan jelasnya kenapa aku tak boleh mendekatimu?"

Mina berpaling. Kakinya melangkah menuju kompor, memadamkan apinya setelah sup di dalam panci nyaris meluap. Mengabaikan Mark.

"Flamina−"

"Sebab hal itu takkan berlangsung lama." Mina menatap Mark untuk sesaat sebelum ia kembali melangkah. Hendak menghidari Mark dan melewatinya saja. Namun, Mark mencegatnya. Mark sudah memegangi lengannya. Membuat ia berbalik karena sebuah sentakan. Kini, gantian Mark yang menatapnya lamat.

"Kau akan pergi? Kau bilang kau tak pernah pergi dari tempat ini, Mina."

Mina terdiam cukup lama. Kepalanya tertunduk menatap lengannya yang digenggam erat oleh Mark. Diam-diam ia tersenyum samar sebelum kembali menatap Mark. Memberikan gurat paling tenang yang ia punya.

"Bukankah kau yang akan pergi, Mark Ledger? London hanya persinggahan bagimu, bukan rumahmu."

"Kau benar." Mark mengangguk. Genggamannya melonggar.

Namun dalam detik waktu yang bergulir sejalan dengan desau angin, Mina justru kembali tersentak hingga tubuhnya tersandar pada sisi bata. Terkurung oleh lengan Mark yang menyangga di sana. Laki-laki itu, memberikannya sebuah tatapan lekat yang begitu menghujam.

"Maka biarkan waktu yang memastikan kalau ucapanku pernah salah, Flamina Gwyneth."





Chapter 7

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Chapter 7.
JALAN PARA KEKASIH.





Sejak hari itu, kedekatan mereka berjalan seperti biasa. Hanya saja, ada sedikit bumbu-bumbu yang ditaburkan. Misalnya, Mark akan mengusap kepala Mina pelan sebelum ia pergi bekerja pada setiap paginya.

Mina selalu duduk tenang setiap sebelum Mark pergi ataupun saat menunggu kepulangan Mark malamnya. Sekarang, Mina sudah tahu banyak hal mengenai perkembangan zaman lewat berita yang televisi siarkan.

Kadang kalau Mark tahu waktu senggangnya, ia mencari tempat-tempat yang penuh pesona alam sembari duduk berdampingan dengan Mina. Di mana perempuan itu ikut memilihkan tempat yang indah. Sayangnya, Mina tak pernah mau ikut jika Mark mengajaknya.

Jadi saat pekan ketiga sejak Mark tinggal di sana, Mark memutuskan untuk mengambil potret alam dan pergi ke Belvedere Road. Menaiki London Eye dan memotret Big Ben pada malam harinya. Lalu, Mark juga akan mengarungi sungai Thames guna memotret kilau London Eye dari kejauhan. Mengharuskan ia menginap di London Marriott semalam dan meninggalkan Mina di rumah sendirian.

EVERGLOWWhere stories live. Discover now