Chapter 9; MINA AND MR. REMUS

365 90 15
                                    


"Apa seseorang itu berada di sini juga? Di London, maksudku?"

"Benar."

"Jadi, di mana dia? Bukankah kau harus menepati janjimu secepatnya? Mana tahu ia menunggumu juga, Mina."

"Aku tak yakin, Mark..." kepala Mina tertunduk. Guratnya kembali sendu.

Entah kenapa, Mark mulai tak suka tiap kali melihat Mina menyiratkan gurat itu. Lantas, ia merengkuh pundak perempuan itu. Membuat surai cokelat Mina tergerak kala kepalanya mendongak. Mereka saling melempar tatap untuk sementara waktu.

"Yakinlah, Mina. Meski ia lupa tentangmu, setidaknya kau sudah menepati janjimu." Mark meyakinkan.

"Kau benar, Mark." Mina mengangguk. Bibirnya tersenyum selagi tangannya perlahan terulur. Mendarat mulus pada sisi rahang Mark yang kini terkejut. "Tapi, nanti. Nanti saja aku menepati janjiku...




...sebab aku ingin menikmati rentang waktu yang tersisa antara kau dan aku, Mark ... Ledger."





Chapter 9

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.

Chapter 9.
MINA AND MR. REMUS.





"Mr. Remus? Selamat pagi."

"Selamat pagi, Tn. Ledger. Olahraga pagi?"

Mr. Remus menyisir penampilan Mark dari atas kepala hingga ujung kaki. Dengan peluh yang bercucuran pada tiap pelipis, laki-laki paruh baya itu menyimpulkan sendiri.

"Begitulah. Ngomong-ngomong, apa yang membawamu ke sini pagi-pagi sekali, Mr. Remus?"

"Aku ingin bicara pada Nona Gwyneth."

"Oh, baiklah. Dia ada di dalam." Mark menggiring Mr. Remus setelah menemui laki-laki paruh baya itu di depan halaman rumahnya. Tepat ketika Mr. Remus hendak membuka pagar pembatas.

"Masuklah, Mr. Remus. Ingin kubuatkan sesuatu?"

Mr. Remus menggeleng. Senyum lebar mengembang di balik kumis lebatnya. "Tidak perlu, Tn. Ledger. Terima kasih atas niat baikmu. Kalau begitu, aku akan bicara pada Nona Gwyneth sejenak."

Mark mengangguk setelah mendapatkan pengusiran halus yang Mr. Remus lontarkan barusan. Bahunya bergidik dan memilih melanjutkan langkah memasuki kamar. Namun tepat sebelum ia benar-benar masuk, ia sempat melirik ke arah Mr. Remus dan Mina yang tengah saling menyapa. Penuh keheningan apalagi setelah Mina merendahkan tubuhnya sama seperti saat pertemuan pertama mereka. Seakan tengah memberi penghormatan pada seorang tetua.

EVERGLOWTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon