HTS 1

387 89 29
                                    


"Dek bangun," ucap seorang cowok berbadan tinggi tegap yang berusaha untuk membangunkan Ghita.

Namun Ghita tidak kunjung bangun membuat lelaki itu kesal. Lalu sebuah ide jahil muncul di kepala lelaki itu. Ia kemudian pergi ke dapur untuk mengambil sesuatu dan kembali menuju kamar Ghita.

"Dek banguuun!" teriak cowok itu sambil mengguyurkan segelas air yang tadi diambilnya dari dapur.

"Huaa, banjir banjir." Ghita yang terkejut pun langsung bangun dan refleks teriak

Lelaki itu pun tertawa puas karena sukses menjahili adiknya. Lelaki itu adalah abang Ghita yang bernama Bisma Ardhana Putra cowok berperawakan tinggi tegap, seorang mahasiswa dan jangan lupakan tampan!

"ABAAAANG!" seru Ghita yang menyadari ini perbuatan Bisma lalu melemparnya bantal namun, dengan cepat Bisma menghindar dan berlari keluar kamar Ghita.

Pagi pagi Bisma sudah berulah membuat mood Ghita hancur. Dengan kesal Ghita beranjak dari kasurnya dan berjalan menuju kamar mandi untuk melakukan ritual paginya yaitu mandi.

15 menit berlalu
Ghita sudah rapi memakai seragam dengan atribut lengkap tidak lupa menguncir rambut panjangnya. Moodnya pun sedikit membaik setelah selesai mandi tapi juga dia masih kesal dengan Bisma lalu dia langsung turun untuk sarapan pagi.

"GOOD MORNING," sapa Ghita dengan suara keras. Dia berjalan menuju meja makan yang sudah ditempati abang dan bundanya.

"Jangan teriak!" ucap Bisma memperingati

Ghita tidak menggubris ucapan Bisma dia langsung duduk di samping Maria -bunda Ghita- seperti biasa.

"Good morning too princessnya bunda," ujar Maria lalu mengecup sebentar kening Ghita dan kembali melanjutkan aktivitasnya.

"Bun ayah kapan pulang dari luar kota?" tanya Ghita kepo dengan raut wajah yang menyiratkan rasa penasaran

"Belum tau sayang masih banyak tugas disana bunda juga hari ini mau kesana untuk nemenin ayah kamu," jawab Maria yang sedang mengoleskan selai strawberry kesukaan Ghita ke roti yang dipegangnya

"Ihh kok gitu, Ghita gamau ditinggal sama abang doang Bun bang Bisma jail tadi aja Ghita disiram air," adu Ghita seraya memanyunkan bibirnya. Lalu ia menerima roti pemberian Maria dan melahapnya.

"Itu mah salah kamu udah abang bangunin baik-baik tapi ga bangun ya abang siram lah manjur kan cara abang," kata Bisma diakhiri tawa

Ghita menatap Bisma tak suka juga kesal. Maria menatap Bisma dengan tatapan tajam juga horor membuat Bisma menelan ludahnya susah payah, sungguh dia paling tidak suka ditatap seperti itu oleh bundanya karena itu pertanda bahaya.

"Maaf Bun," cicit Bisma

"Marahin aja Bun,TUMAN!" ucap Ghita lalu memasukkan roti kedalam mulutnya,di dalam hati Ghita bersorak gembira melihat Bisma yang ditatap horor oleh Maria

"Uang saku bunda potong!" ujar Maria lalu memberikan roti selai coklat pada Bisma

"Yahh bunda gak asik selalu uang saku Bisma yang jadi taruhannya,Bisma kan cuma bangunin Ghita," keluh Bisma tetapi tetap menerima roti yang diberikan Maria. Ghita menahan tawanya agar tidak menambah marah Maria juga Bisma.

"Cara kamu salah bang!" ucap Maria memberi nasihat kepada putra sulungnya itu yang selalu berbuat jahil kepada Ghita

"Iya Bun kan tadi udah minta maaf." Bisma mengunyah makanannya dengan cepat karena dia tidak mau lama lama kena omel Maria, "Bun Bisma pamit berangkat ke kampus yahh udah mau telat nih."

HTS [Revisi]Where stories live. Discover now