BAB 4 REVISI

885 56 8
                                    

Selamat pagii, selamat menjalani puasa todayyy..

Ingat nanti sebelum buka aku up lagii yang bab 5, see you 🤗❣️

HAPPY READING ❣️

“Jadi gini, kita berdua, eh bertiga sama Liam udah sahabat dari SMP. Terus kita juga bareng SMK, tapi sayang Liam gak bareng sama kita dia malah pergi gak tau kemana tuh orang. Kita juga bikin geng waktu kelas 10 SMK dan yang jadi ketua lo, geng kita itu di takutin sama satu sekolahan, bahkan anak sekolah lain juga takut sama geng kita. Walaupun geng kita di takutin tapi banyak juga orang yang mau masuk ke geng kita, dari kelas satu, kelas dua sampe Kakak kelas aja pernah ada yang mohon-mohon mau masuk ke geng kita, tapi lo dengan jahatnya bilang gini 'kalau kalian semua mau masuk geng gue, lo semua harus sadis terus juga gaada yang boleh bawa cewek atau pacaran di markas besar gue, gue gak suka' nah gitu kata lo, tapi walaupun lo bilang gitu banyak banget yang mau daftar. Gitu Nya” Ujar Dani panjang lebar hingga pelayan datang membawa pesanan mereka.

Dasar Dani si pendongeng handal, hahaha batin Anya.

“Makasih mba” Ujar Husna. Pelayan tersebut mengangguk sambil tersenyum, lalu pergi.

Dani segera meminum kopinya, karena tenggorokannya kering akibat berbicara terlalu banyak.

“Apa?!, Anya ketua geng?, serius lo?” Tanya Husna tak percaya. Dani yang sedang meminum kopinya pun mengangguk.

“Apa bener gue gitu?” Tanya Anya. Dani hanya mengangguk sambil menyimpan gelas di atas meja.

“Masuk akal juga sama apa yang di bilang Dani, lo kan emang galak, terus jail lagi ke Dosen, apalagi sama Pak Bowo tadi” Ujar Husna.

“Anya gitu?” Tanya Dani tak percaya.

“Iya, emang bandel si Anya” Ujar Husna.

“Hahaha, gak berubah lo!” Ujar Dani sambil menonjok pelan lengan Anya.

“Eh tunggu deh bukannya Anya alumni SMA Jaya?” Tanya Husna.

“Iya, jadi waktu kelas 11 SMK, Anya di pindahin ke SMA” Ujar Dani.

“Kok bisa pindah ke SMA?” Tanya Husna lagi.

“Kepsek SMA Jaya itu temen bokapnya Anya” Ujar Dani.

“Kayaknya lo tau semua tentang gue ya Dan?” Tanya Anya.

“Iya dong, gue kan temen lo!” Jawab Dani.

“kalau gitu , gue mau nanya satu hal” Ujar Anya.

“Apa?” Tanya Dani.

“Apa bener lo pernah bawa cewek ke markas?, terus ceweknya dua orang lagi” Tanya Anya.

“Anya lo inget?, goblok lo bikin gue khawatir aja. Gue takut lo lupa sama gue selamanya” Ujar Dani.

“Iya inget lah, mana mungkin gue gak inget sama lo, sahabat gue” Ujar Anya. Dia pun memeluk Dani yang ada di sampingnya.

“Udah pelukannya, woiii!” Ujar Husna.

Mereka berdua pun melepaskan pelukannya.

Ganggu aja nih burung beo batin Dani.

“Gue mau nanya, kok lo bisa kuliah di luar negeri?” Tanya Anya.

“Ya bisa lah Nya, gue di kelas dapet beasiswa dari sekolah, soalnya gue nyiptain mobil yang jalan pake magnet” Ujar Dani bangga.

“Lo punya otak yang encer juga, lumayan lah, selamat ya” Ujar Anya, lalu dia meminum minumannya.

“Oh ini jadinya reunian ketua geng sama anggotanya?” Tanya Husna.

“Iya dong, kangen berat gue sama Anya, biasanya kita kemana-mana bareng, terus tiga tahun misah, dan akhirnya kita di pertemukan lagi di kampus yang sama. Bahagia banget gue” Ujar Dani.

“Diantara lo berdua, gak ada cinta-cintaan kan?” Tanya Husna. Mendengar pertanyaan itu, Anya yang sedang minum tiba-tiba tersedak.

“Makannya kalau minum itu pelan-pelan!” Ujar Husna.

“Ya maaf” Ujar Anya yang sudah tidak batuk lagi.

“Jadi gimana?” Tanya Husna lagi.

“Ya gaada lah, gue nganggep dia sebagai sahabat” Ujar Anya. Dani hanya tersenyum mendengarnya.

Sahabat? Are you sure?, gue udah suka sama lo dari waktu SMP Nya, karena sekarang gaada Adam gue pasti bisa ngedapetin lo batin Dani.

“Okelah kalau begitu” Ujar Husna. Dia memakan kue dengan senang, lalu Anya mengambil kue Husna sedikit demi sedikit.

“Lo udah inget sama Adam?” Tanya Dani.

“Si Adam itu emangnya siapa sih? Lo kok nanya dia terus” Ujar Anya kesal.

“Bukan siapa-siapa sih, dia cuman temen kita” Ujar Dani.

“Yaudah, jangan bahas dia lagi, bosen gue dengernya!” Ujar Anya.

Kenapa Dani nanyain Adam terus?, gue kan gak mau nginget orang yang udah nyakitin gue berkali-kali batin Anya.

Gue yakin Anya udah inget sama Adam, dia cuma pura-pura gak inget aja batin Dani.

Mereka ngomongin Adam?, apa jangan-jangan itu Adam Rizqy ya? batin Husna.

Gebrak...

Suara Dillah yang memukul meja mereka membuat semua pengunjung disana terkejut, berbeda dengan Anya dan Husna yang sudah terbiasa. Dillah langsung duduk di kursi yang berhadapan dengan Anya.

“Kok kalian gak ngajak gue ke sini sih?” Tanya Dillah. Dia pun meminum minuman Anya.

“Lo bener-bener kayak jelangkung Kak” Ujar Husna.

“Siapa dia?” Tanya Dillah sambil menyimpan kembali minuman ke atas meja.

“Dia Dani, temen sekolah Anya dulu Kak” Jawab Husna.

“Kamu kok gak cerita?, sayang, oh iya gue Dillah” Ujar Dillah
sambil memegang tangan Anya yang ada di atas meja.

Anya sambil melepaskan tangan Dillah dari tangannya. Dia kembali meminum minumannya.

“Ihh, Kakak ini jangan gitu sama Anya!. Nanti Anya baper” Ujar Husna.

“Gue gak baper” Bantah Anya.

“Kalian pacaran?” Tanya Dani. Pertanyaan itu membuat Anya dan Dillah saling menatap satu sama lain.

Anya Aulia (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now