Bagian #31

550 31 3
                                    

Note: ada pemerann baruu lohh

❣️H A P P Y R E A D I N G ❣️


Bobi datang bersama dengan seseorang yang berjalan di belakang Bobi.

Lelaki tersebut pun berjalan melewati Bobi dan berhenti di depan wajah Anya.

"Oh jadi lo yang ngejadiin diri sendiri ketua disini!" Ujar Anya kesal.

"Iya kenapa?" Ujar lelaki itu berusaha membuat Anya marah.

Anya pun memeluk lelaki tersebut, pelukan rindu dari Anya untuk lelaki yang berada di hadapannya ini.

"Gila lo dateng-dateng maen jadi ketua aja, bilang kagak sama gue" Oceh Anya.

"Iya iya maaf Anya" Ujar lelaki itu.

"Kapan balik dari Kalimantan lo? Nambah ganteng ya sahabat gue yang satu ini" Ujar Anya dan dia melepaskan pelukannya dari lelaki itu.

"Udah lama kali, dari adanya si Adam" Ujar Liam.

Liam adalah sahabat Anya dan Dani saat mereka kecil, tapi sayangnya saat mereka beranjak ke bangku Sekolah Menengah Pertama Liam disuruh oleh kedua orangtuanya untuk pindah dari ibu kota, tak tanggung-tanggung ibunya Liam memindahkannya ke Kalimantan.

"Dih bangsat" Ujar Anya dan dia memukul bahu Liam pelan.

"Gimana Adam?" Tanya Liam penasaran.

"Apa sih?, Jan bahas orang lain, mending kita berdua ngerayain kedatangan lo yang pasti belum sempet dirayain" Ujar Anya mengalihkan topik pembicaraan.

"Ayok dong, gue udah terlalu lama nunggu lo buat acara itu" Jujur Liam.

"Gue salaman sama anak-anak dulu ya" Ujar Anya dan Liam pun mengangguk.

Gak berubah lo Nya, masih sama kayak pertama kali gue liat lo, Lo masih bisa buat gue jatuh cinta setelah sekian lama kita gak bertemu batin Liam senang.

Yap, kalian bisa menganggap bahwa Liam menyukai Anya, bahkan sudah sangat lama Liam menyukai Anya, tapi apalah daya Liam yang hanya bisa membisu di dekat Anya jika bicara soal perasaannya.

Anya datang kepada Liam dengan wajah yang penuh senyuman membuat Liam bahagia melihatnya.

"Seneng banget Mba" Ujar Liam.

"Gue seneng karena bisa liat lo!" Jujur Anya.

"Gue biasa aja" Bohong Liam.

Gue juga senenggg banget batin Liam jujur.

"Lu mah ya gak berubah, tetep aja gini" Kesal Anya.

"Yaudah maafin Iam ya Anya, ayok kita berangkat!" Ujar Liam menatap Anya.

"Oke Anya maafin Iam, ayok meluncurrr!" Ujar Anya senang.

Liam pun pergi bersama dengan Anya mencari keberadaan mobil Liam yang terparkir diantara mobil dan motor teman-temannya disini.

"Masuk!" Perintah Liam.

Anya pun masuk ke dalam mobil Liam yang sudah dibuka menggunakan kunci otomatis.

"Wiss, keren ya bos, udah punya mobil" Puji Anya.

"Ini mobil punya bokap gue, gue masih belum bisa beli mobil" Ujar Liam jujur.

Liam pun menyalakan mesin mobilnya dan pergi meninggalkan markas mereka.

"Oh iya, Lo kok tau gue punya geng?" Tanya Anya.

"Ya tau lah, gue gitu, gue kan bisa teleportasi" Ujar Liam yang membuat Anya tertawa.

"Hahaha, apaan sih lo masa teleportasi, gue aja yang punya pintu kemana saja gak bangga" Ujar Anya dan sekarang Liam yang tertawa karena ulah Anya.

"Hahaha, kek punya si doraemon dong" Ujar Liam.

"Gue kan sizukanya doraemon" Ujar Anya.

"Kalau lu jadi sizuka gue jadi Nobitanya deh" Ujar Liam.

"Dih, anak mamah yang satu ini udah bisa gombal" Ujar Anya menirukan gaya ibu-ibu yang sedang memarahi anak semata wayangnya ini.

"Iya maafin Iam ma, Iam gak maksud gombalin mamah yang cantiknya ngalahin bidadari" Ujar Liam seimut mungkin.

"Hahaha, mulai deh kalau ngegombal gak bisa berhenti" Ujar Anya tertawa.

"Mana bisa sih Iam berhenti ngegombalin calon istri Iam" Ujar Liam lagi-lagi menggombal.

"Udah Liam, gue serius sekarang, otak lu kayaknya udah gak berfungsi lagi deh" Ujar Anya dan dia pun memegang dahi Liam menggunakan tangannya.

Seketika itu pun Liam terdiam dan dia melihat Anya yang berada di sampingnya sedang menatapnya.

Siapa yang ngedisko di jantung gue woy?! Batin Liam.

"Liammm woyyyyy liat kedepan!" Teriak Anya membangunkan Liam dari lamunannya.

Liam pun kembali menatap ke depan mengemudikan mobilnya dengan serius.

"Gila lo Liam, lo mau ngebunuh gue?" Ujar Anya yang masih shock karena ulah Liam yang hampir membuat mereka celaka.

"Hehe, maaf mah" Ujar Liam masih menatap ke arah depan mobil.

"Maaf maaf, coba lu bayangin tadi kalau lu bengong gitu terus di depan ada mobil orang mabok, gimana coba?" Tanya Anya kesal.

"Ya paling mati" Jawab Liam enteng.

"Ya Allah itu bibir seenteng itu ya ngomong mati, gue masih belom mau mati gue masih banyak dosa" Ujar Anya.

"Iya maaf mah, bawel terus deh" Ujar Liam.

"Gue bawel kayak gini karena gue sayang sama lo Liam" Ujar Anya.

"Ah yang bener sayang?" Tanya Liam menggoda Anya.

"Iya sayang, lu gak sayang sama gue hah?" Tanya Anya.

"Sayang dong masa gak sayang sama Anyanya Iam yang kecantikannya setara dengan Lucinta Luna" Ujar Liam dan dia tertawa karena ucapannya.

"Bisa gak ganti jangan Lucinta Luna?" Tawar Anya kesal.

"Yaudah, kalau lu cinta gue gimana?" Tanya Liam sambil menatap Anya yang berada di sebelahnya.

"Mulai kan kan" Kesal Anya.

"Iya iya ga lagi ga lagi" Ujar Liam yang melihat Anya kesal karena ulahnya.

"Jangan marah dong, gue kan mau nraktir lo" Ujar Liam yang masih fokus menyetir.

"Karena sekarang gue mau di traktir gue maafin" Ujar Anya sambil melihat keluar jendela.

"Nah gitu dong, jarang-jarang loh gue nraktir orang" Ujar Liam jujur.

"Bagus, biar gue aja satu-satunya orang yang lu traktir jangan yang lain, hahaha" Ujar Anya.

"Boleh boleh" Ujar Liam sambil mengangguk.

"Eh kita mau kemana sih ini? Gak sampe-sampe?" Tanya Anya bingung.

"Mau ke mall" Ujar Liam.

"Lah? Ke mall? Jauh-jauh kesana mending makan di warung pecelnya pak Dedi" Ujar Anya.

"Yaudah ayok kesana!" Ajak Liam.

"Ehhh, gausah deh, bentar lagi sampe ke mall, gabole gitu!" Ujar Anya.

"Hahaha, sok Sokan pengen makan di pinggir jalan, diajakin ke mall mah beda lagi" Ujar Liam.

"Ya beda atuh, gue gak mau lu muter jauh demi beli pecelnya pak Dedi" Ujar Anya jujur.

Wah wah wah muncul lagiii pemaen baru, ea pemaen baru kek pemaen bola ae ya.

VOMMENT❣️

Anya Aulia (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now