BAB 10 REVISI

720 44 1
                                    

     Minal aidzin walfaidzin mohon maaf lahir dan batin 🙏

Udah kelewat ya lebarannya, maaf banget jarang up, doain ya hari ini aku mau up sebanyak-banyaknya

      Mereka berdua sudah sampai di rooftop. Adam mendudukan Anya di kursi panjang dengan posisi kaki Anya yang di luruskan di atas kursi.

“Ngapain lo ngajak gue ke sini?” Protes Anya sambil menyimpan kedua sepatu di bawah lantai.

“Gue yakin lo mau ke sini kan?” Tanya Anya.

“Engga, gue mau ke kelas gue dulu, sotoy banget lo!”

“Salah mulu gue. Yaudah sana kalau lo mau ke kelas” Ujar Adam sambil duduk di kursi single samping Anya.

Ah kaki gue kenapa harus keseleo segala sih batin Anya.

“Gak jadi ke kelas?” Tanya Adam, karena dari tadi Anya diam saja.

“Gak” Ujar Anya.

“Eh, lo inget tempat ini gak?” Tanya Adam.

“Gak” Ujar Anya.

“Serius?, menurut gue tempat ini tempat dimana gue bisa ngomong gue-lo sepuasnya, tempat dimana kita sering berantem” Ujar Adam sambil tersenyum menatap ke depan.

Anya tersenyum tipis mendengar apa yang di bicarakan Adam, tanpa menanggapinya.

“Di tempat ini juga lo gak percaya kalau gue ketos, terus lo maen HP di saat anak-anak SMA ini gak bawa HP” Ujar Adam.

Anya melihat Adam yang bercerita di sampingnya. Mata Adam kini terlihat sangat sedih saat menceritakan itu semua, membuat Anya merasa bersalah sudah membohonginya.

“Oh iya satu hal lagi yang gaakan pernah gue lupa dari tempat ini. Di sini lo pernah nangis karena gue, katanya lo suka sama gue tapi waktu itu lo udah jadian sama Pak Romi” Ujar Adam sambil masih tersenyum.

Geli gue dengernya ih, gue gitu karena dia cinta pertama gue batin Anya.

“Gue kayak gitu?, gak mungkin” Ujar Anya pura-pura lupa.

“Iya bener, lo waktu itu di tembak sama Pak Romi, padahal gue juga mau nembak lo. Terus, abis lo di tembak Pak Romi tangan gue kan luka, itu karena gue nonjok kaca kamar mandi” Ujar Adam sambil menatap Anya.

Gue baru tau alasan luka itu batin Anya.

“Gue gak inget” Ujar Anya masih pura-pura lupa.

“Gapapa lo gak inget, yang penting gue inget. Nanti biar gue aja yang cerita masa SMA ke anak-anak kita” Ujar Adam menatap Anya dalam.

Anya membalikkan wajahnya menatap langit yang kini tengah cerah. Dia merasa tidak bisa mengontrol perasaannya, dia takut jatuh cinta kedua kalinya dengan Adam.

“Kenapa buang muka?, jatuh cinta lagi sama gue?” Tanya Adam.

“Lo jelek soalnya” Jawab Anya asal.

“Yakin gue jelek?, padahal lo dulu suka terpesona sama kegantengan gue” Ujar Adam sambil memegang dagunya.

“Pede lo!” Ujar Anya menatap Adam.

“Hahaha, iya dong harus pede” Ujar Adam.

“Lo tau gak apa bedanya lo sama preman?” Tanya Adam tiba-tiba.

“Lo mau gombalin gue?” Tanya balik Anya.

“Jawab aja elah”

“Apa?” Tanya Anya patuh.

Anya Aulia (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now