Bagian #23

512 31 0
                                    

"Saya hanya mengingat kenangan tentang almarhumah ibu dan almarhum ayah" Sesuai berbicara seperti itu, tiba-tiba tubuh Anya bergetar hebat, dia tidak kuat kalau menyebutkan kedua orangtuanya.

"Maaf neng, bapak gak bermaksud" Ujar bapak itu yang jadi ikut sedih.

"Neng harus kuat dan tabah menjalani hidup ini, bahwasanya tidak ada yang tetap di hidup ini, yang kaya bisa menjadi miskin dan sebaliknya pula, lalu yang hidup pasti akan menerima ajalnya yang sudah Allah tentukan" Ucap bapak Budi.

"Sepertinya saya belum bisa mengikhlasan kepergian kedua orangtua" Ujar Anya dan dia pun mencoba menguatkan dirinya.

"Loh kenapa neng?, neng harus ikhlasin mereka, takutnya nanti orangtua eneng tidak tenang di alam sana" Ujar Pak Budi.

"Saya merasa belum melakukan sesuatu yang baik dimata kedua orangtua saya, saya selalu menyusahinya, saya selalu terlibat dalam sekolah sampai saya di pindahkan oleh Sekolah, bahkan di Sekolah baru saya pernah terlibat dalam tawuran" Ujar Anya, akhirnya dia merasa lega setelah membicarakan hal ini kepada seseorang, bahkan Anya tidak pernah membicarakan hal ini kepada siapapun termasuk Dillah sekalipun.

"Eneng bisa membuat orangtua eneng bahagia di alam sana, dengan cara mendoakannya dan sholat tepat waktu, dekatkan diri eneng kepada Allah SWT, bapak yakin orangtua eneng akan senang sekali" Ujar bapak Budi.

"Saya pasti akan melakukan apa yang dibicarakan oleh Pak Budi, saya berjanji!" Ujar Anya penuh dengan keseriusan.

Sedang sedih-sedihnya, pedagang pecel lele pun datang sambil membawakan kresek yang berisi pesannan yang dipesan oleh Anya, memang orang ini tidak mengetahui situasi.

"Yasudah kalau Bapak pulang dulu, sudah malam dan terimakasih traktirannya" Ujar Bapak Budi dan dia bangkit dari duduknya membuat Anya serta Dillah ikut bangkit.

"Ini ada sedikit makanan untuk anak bapak dirumah" Ujar Anya dan dia memberikan kresek yang berisi makanan itu kepada Bapak Budi.

"Wah terimakasih neng dan aa, kalau begitu saya pamit" Ujar Pak Budi, sebelum dia pergi jauh Anya pun mencium punggung tangan Pak Budi, Dillah pun mengikuti Anya.

"Hati-hati dijalan pak!" Ujar Anya dan Pak Budi mengangguk, lalu dia pun pergi dari tempat penjual pecel lele itu.

Pak Budi berjalan ke tempat sepi dan mengambil handphone nokia jadulnya dan menelpon seseorang.

"Halo? Aa sudah mendengar semuanya?" Ujar Pak Budi dibalik ponselnya kepada seseorang yang berada di panggilan.

"......"

"Iya sama sama A, kalau ada apa-apa telpon Bapak lagi saja!" Ujar Pak Budi dan dia menutup panggilan tersebut.

Pak Budi pun segera pergi dari tempat itu dan pulang ke rumahnya.

Sementara Anya dan Dillah masih berada di warung tersebut.

"Udah Anya sayang, kamu jangan nangis lagi!" Ujar Dillah dan dia pun mengelap air mata Anya yang berada di pipinya dengan menggunakan ibu jari.

"Aku udah gak nangis kok, pulang yuk!" Ajak Anya dan Dillah mengangguk.

"Oh iya pesanan yang tadi aku pesankan buat Pak Budi, biar aku yang bayar!" Ujar Anya.

"Gak usah Anya, biar aku aja!" Ujar Dillah dan dia mengelus rambut Anya.

"Pak!" Ujar Dillah dan dia mengangkat tangannya memanggil bapak yang menjual pecel lele disini.

"Iya mas?" Tanya bapak tersebut.

"Mau bayar. Jadi semuanya berapa pak?" Tanya Dillah.

"Semuanya sudah si bayar mas" Ujar bapak itu.

"Hah? Dibayar? Sama siapa pak?" Tanya Anya heran.

"Engga tau neng, soalnya yang bayar semua pesanan kalian uangnya di transfer ke rekening saya dan dia engga mau ngasih tau namanya, dia bilang ke saya sebut aja lelaki misterius" Ujar Bapak itu.

Lelaki misterius? Siapa dia?, dia bayar gak pake tunai malah transfer, gue yakin ini orang gaada di sekitar sini, tapi kok bisa tau kalau gue ada disini? Tanya Anya bingung.

"Oh yasudah, terimakasih pak!" Ujar Anya.

"Yasudah kalau begitu saya melanjutkan memasak" Ujar Bapak itu.

"Iya pak, silahkan!" Ujar Dillah dan bapak pedagang pun kembali beraktivitas.

"Enak ya ada yang ngebayarin" Ujar Dillah.

"Iya enak, tapi kakak curiga gak sih?, kok ada orang sebaik itu?" Ujar Anya heran.

"Ga ah gak curiga, ya orang baik itu ada dong sayang kayak orang yang ngebayarin kita" Ujar Dillah senang.

Dasar kak Dillah batin Anya.

Handphone yang berada di dalam saku celana Anya bergetar, membuatnya mengambil handphone tersebut.

Disana ada pesan masuk dari Adam lagi dan lagi membuat Anya malas melihat pesan tersebut, tapi karena dia penasaran dia pun membuka pesan itu.

Adamgantengqu:
Udah di rumah belom? Udah malem nih, cewek gak baik keluar rumah malem malem sama cowok yang bukan muhrimnya.

Apaan sih ni orang batin Anya kesal.

Anya:
Jangan ngurusin hidup gue, urusin hidup tunangan lu!

Balas Anya dan dia memasukkan lagi handphonenya ke dalam saku celana.

"Balik yuk kak!" Aja Anya.

"Ayok bep!" Ujar Dillah dan dia pun bangkit dari duduknya.

"Ih alay, hahaha" Ujar Anya dan dia pun ikut bangkit.

Mereka pun sudah berada di parkiran tempat Dillah memparkiran motornya tadi.

Dillah pun naik ke motornya, Dillah pun memberikan helm kepada Anya lalu Anya mengambilnya.

"Sini biar aku yang pakein helmnya!" Ujar Dillah dan dia mengambil lagi helm yang sudah diberikan kepada Anya tadi.

"Gak usah dipakein kali kak, aku bisa sendiri!" Ujar Anya dan dia berusaha mengambil helm tapi Dillah sudah memakaikan helmnya di kepala Anya, membuat Anya merasa senang dengan perlakuannya kali ini, entah mengapa Anya merasa Dillah hari ini sangat romantis.

"Naek dong, jangan diem aja, mau di gendong?" Tanya Dillah dan Anya langsung duduk di belakang Dillah.

Dillah pun langsung menyalakan motornya dan pergi dari tempat pecel ini.

"Angel itu cantik ya kak?" Tanya Anya tiba-tiba.

"Lah? Kok nanya tentang Angel?, cemburu ya?" Ujar Dillah.

"Enggak, cuman mau nanya aja, lagian Angel itu kayak bukan cewek indo dia lebih mirip bule" Ujar Anya.

"Oh, emang Angel beda banget sama dulu, makannya aku gak bisa ngenalin dia, sekarang dia berubah jadi perempuan cantik, dan tinggi" Ujar Dillah.

"Oh" Ujar Anya, dia enggan membalas Angel lagi, ini salah dia juga mengapa menanyakan pertanyaan seperti itu kepada Dillah.

Updateee

Maaf guys jarang update lagi banyak tugas bangett, banyak hapalan, dan aku lagi PTS, sekali lagi kon maaf gak bisa update cepet cepet 🙏

Anya Aulia (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang