Bagian #27

496 35 1
                                    

Mereka sudah selesai makan dan makanan pun sudah dibayar oleh Andi.

"Kita sampe ke Jakarta kira-kira jam berapa?" Tanya Anya kepada siapapun yang ingin menjawab pertanyaannya.

"Sebentar lagi juga sampe" Ujar Andi menjawab pertanyaan Anya.

"Yaudah kalau gitu ke mobil lagi yuk!" Ajak Anya yang sudah berdiri dari duduknya itu.

"Kayaknya ngebet banget nih pengen ketemu Adam" Goda Aliya.

"Apaan sih lo, males banget ketemu dia, lagian gue gak akan turun dari mobil, gue mau nungguin di mobil aja" Ujar Anya kesal.

"Eiss, gak boleh gitu, kamu ikut masuk!" Ujar neneknya Anya.

"Ah, ayolah nek, Anya mah kan udah ngejenguk Adam masa harus ngejenguk lagi" Ujar Anya dan dia mendekati neneknya lalu memijat bahunya.

"Pokoknya harus ikut masuk ke dalam, kamu kan temannya Adam" Ujar nenek Anya tegas.

"Teman? Anya aja baru inget punya temen bentukannya kayak Adam" Ujar Anya dan dia duduk lagi di tempat duduknya.

"Gak tau diri banget sih lo!" Ujar Aliya kesal.

"Gue? Gak tau diri? Maksud lo apa?" Tanya Anya kesal.

"Lo gak pernah apa sekalipun mau inget dia yang dulu pernah baik banget sama lo, dia perhatian sama lo, tapi dengan kejamnya lo pura-pura ngelupain dia, tega lo!" Kesal Aliya memuncak.

"Lo gak tau awalnya gimana, lo cuman tau akhirnya, gue ngelupain dia juga karena gue mau hidup gue berubah" Ujar Anya jujur.

"Kalau lo mau ngerubah hidup lo bisa kan dengan hal yang lain? Gak usah ngelupain seorang Adam yang bisa ngelakuin hal apapun buat lo" Ujar Aliya.

Memang benar ucapan Aliya kali ini, dia bisa merubah hidupnya dengan tidak melupakan Adam, tapi entah mengapa dia ingin melakukan hal ini, dia ingin melupakan masa lalunya bersama Adam.

Anya hanya bisa diam sekarang.

"Kenapa diem? Omongan gue bener?" Sinis Aliya.

"Udah udah berantem terus, mending kita berangkat lagi" Ujar Andi.

Aliya, neneknya, Andi pun pergi masuk ke dalam mobil sementara Anya masih diam ditempat, untuk berdiri saja dia lemas apalagi di suruh jalan.

Hidup gue penuh kebohongan! Batin Anya.

Ingin rasanya Anya teriak di tempat ini, tapi sayangnya urat malu Anya masih ada.

"Anyaa ayok!" Teriak neneknya di dalam mobil.

Anya pun menoleh kepada neneknya dan dengan langkah yang malas dia akhirnya dia masuk ke dalam mobil dan menarik pintu mobil dengan lemas.

Andi pun menjalankan mobilnya menuju ke Jakarta.

"Maafin gue, omongan gue tadi keterlaluan" Ujar Aliya merasa bersalah.

"Omongan Lo semuanya bener kak, gue yang bego, gue yang ngerusak diri gue, gue yang mencoba nge-restart kehidupan gue" Ujar Anya menatap ke depan.

"Emang itu semua emang salah lo, lo harus nyadar, lo gak bisa merusak hidup si Adam Nya, lo gak boleh pura-pura ngelupain orang yang jelas-jelas selalu ada di hidup Lo, yang sering ngebantuin Lo, yang selalu ngejagain Lo kapan pun dan dimana pun" Ujar Aliya panjang.

Ucapan Aliya memang sangat benar, Anya begitu bodoh telah menyakiti hati seorang Adam yang sangat baik.

Anya sadar, perlakuannya ini sangat tidak terpuji dan dia akan menceritakan semua kebodohannya kepada Adam.

"Makasih kak, sekali lagi gue berterimakasih sama Lo, lo kakak yang baik" Ujar Anya.

Tanpa dia sadari air mata sedikit-sedikit menetes dari matanya.

Aliya yang melihat itu merasa sangat bersalah dan dia pun memeluk Anya dengan sangat erat membuat Anya ingin menangis.

Hani yang berada di tengah-tengah dan di himpitan oleh kedua orang itu hanya melihat dengan wajah yang heran namun itu menggemaskan.

"Nya, lakuin hal yang menurut lo baik, jangan coba-coba nurutin perkataan orang lain!" Ujar Aliya dan dia melepaskan pelukannya.

"Iya, gue ngerti!" Ujar Anya paham dan dia menghapus air matanya dengan kedua ibu jarinya.

"Nah gini ya akur, jarang-jarang bisa liat kucing sama tikus akur, berasa nonton tom and Jerry" Ujar Andi tertawa dan membuat nenek mereka tertawa, sedangkan Anya dan Aliya melihat mereka heran.

"Gak lucu ya?" Tanya Andi.

"Gak!" Ujar Anya dan Aliya bersamaan.

"Ucuuu ucuuuu" Ujar Hani tertawa riang.

"Ini anak ya sama bapaknya aja gini sama emaknya mah beda" Ujar Aliya kesal dan menatap suaminya yang berada di depan.

"Ya berarti Andi lebih baik daripada kamu!" Ujar nenek yang memanasi Aliya.

Aliya menjadi kesal karena ucapan neneknya yang memang benar sih, tapi Aliya gak terlalu galak kok.

"Ish nenek males, selalu aja ngebelain mas Andi" Ujar Aliya.

"Santuy kak Anya ada buat Andi" Ujar Anya menggoda Aliya.

"Semuanya sama aja" Ujar Aliya kesal dan membuat Anya malah tertawa karena kelakuannya.

"Ama keapa?" Tanya Hani bingung.

"Ga" Ujar Aliya jutek.

Mendengar jawaban dari Aliya seperti itu membuat Hani menangis.

"Huaaaaaa amaaa angan alahhh" Ujar Hani sambil menangis kencang membuat Aliya khawatir dan dia memeluk Hani.

"Hani kenapa?" Tanya Aliya.

"Ani ga uka Ama cuek" Ujar Hani.

Anya yang melihat drama ini hanya bisa diam bingung harus berbuat apa.

Gue baru tau si Hani bisa ngomong batin Anya heran.

Tiba-tiba handphone yang di simpan di saku Anya berbunyi menandakan adanya telepon masuk.

"Halo?" Ujar Anya yang sudah menjawab teleponnya.

"Anyaaa, Lo kemana?, Kenapa gak ngampus?, Lo masih di Jakarta?" Tanya Husna bertubi-tubi.

"Sebenernya gue dah pulang, tapi sekarang gue mau ke Jakarta lagi sama keluarga" Ujar Anya.

"Hah? Ngapain sekeluarga ke Jakarta? Jangan-jangan Lo mau pindah ke Jakarta ya?" Tanya Husna.

"Bawel banget ya Lo, gue ke Jakarta cuman mau ketemu si Adam" Ujar Anya sebal.

"Lah? Kenapa harus ketemu lagi kan kemaren udah ketemu?" Tanya Husna binggung.

"Oh iya gue belum bilang ke Lo, si Adam perutnya ke tusuk pisau" Ujar Anya.

"Apaaa? Adam yang ganteng itu ke tusuk pisau?" Tanya Husna tidak percaya.

"Iya" Ujar Anya.

"Kok bisa sih nya?, Lo yang nusuk ya?" Duga Husna.

"Gila Lo, gue gak senekat itu sama orang lain" Ujar Anya membela diri.

"Terus sama siapa?" Tanya Husna.

"Sama penjahat, jadi dia nyelamattin gue dari penjahat" Ujar Anya.

"Wahhhh, Adammm emang pahlawan, sayangnya dia pahlawan Lo bukan gue" Ujar Husna.

"Dih apaan, ogah gue punya pahlawan Kek dia" Ujar Anya.

"Gak usah sok gamau, udah dulu ya dosen datang nih" Ujar Husna.

"Gue izinin Hus" Ujar Anya.

"Iya siap siap" Ujar Husna.

Dan panggilan pun di matikan oleh kedua pihak.

"Udah nyampe nih" Ujar Andi.

Updatenya pasti kelamaan ya maafin akuuuu, aku lagi gak mood gitu buat nulis, Mon maaf banget, tapi nanti aku akan berusaha untuk mood nulis.

VOMMENT 😘

Anya Aulia (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang