Bagian #35

500 24 3
                                    

Anya memegang pantatnya yang sakit akibat menyentuh lantai yang dingin.

Liam pun membantu Anya bangun dari posisi duduknya.

"Lo kalau jalan yang bener!" Ujar Liam emosi.

Lelaki yang menabrak Anya merasa kasihan tapi juga dia tersenyum melihat wajah Anya yang kesal karenanya, tanpa dia sadari Liam memukul pipinya dengan sekali pukulan membuat dia jatuh ke lantai dengan bibir yang sedikit sobek.

"Jahat ya lo Liam sama gue!" Ujar Dani sambil memegangi sudut bibirnya yang sobek.

Anya sangat kenal dengan suara ini dia yang sedari menunduk pun langsung melihat orang yang berbicara itu dan benar saja itu Dani yang membuat Anya terjatuh.

"Sialan lo Dani, sakit pantat gue!" Kesal Anya sambil menatap Dani.

Liam yang mendengar nama Dani langsung melihat ke orang yang tadi dia pukul dan Liam yakin dia memang benar-benar Dani sahabat kecilnya.

Liam pun memberikan minuman yang dibelinya tadi ke Anya lalu dia menjulurkan tangannya kearah Dani dan Dani pun meraihnya.

"Dan maafin gue, gue gak tau itu lo" Ujar Liam merasa bersalah.

"Ah lo mah, beberapa taun gak ketemu sama gue udah lupa, beda kalau ketemu si kucrut ini" Ujar Dani dan dia melihat kearah Anya yang berada di sebelahnya sambil meminum minumannya.

"Apaan sih lo jadi ke gue-gue?" Kesal Anya.

"Beda dong Dan, yang ini kan masa depan gue" Ujar Liam dan dia pun mendekati Anya lalu merangkulnya membuat Anya menyikut tulang kering Liam membuatnya meringis kesakitan.

"Aw sakit Anya" Liam pun melepaskan rangkulannya lalu memegang tulang keringnya yang sakit.

"Abis lo sih, ngomong ngasal aja!" Ujar Anya.

"Oh jadi lo gamao nih jadi masa depannya gue?" Tanya Liam dan Anya tidak bisa menjawab dia diam seribu bahasa.

"Ekhemm serasa kamcong gue disini" Ujar Dani yang berada di samping Anya.

Anya pun memberikan tempat popcornnya yang habis dan ada yang tercecer di lantai karena ulah Dani yang menabraknya tadi.

"Apaan ini?" Tanya Dani heran.

"Buangin!" Ujar Anya dan Dani pun mengangguk lalu mencari tempat sampah terdekat dan kembali lagi ke samping Anya.

Anya pun merangkul bahu kedua sahabatnya yang mempunyai tubuh yang tinggi membuat Liam dan Dani menunduk supaya Anya bisa merangkulnya.

"Akhirnya ya kita bisa kumpul lagi bertiga kayak gini, gue rinduuuuu banget tau" Ujar Anya sambil melihat ke Liam dan Dani.

"Gue juga rindu kita ngumpul kek gini" Ujar Dani menyahuti, Liam pun mengangguk setuju akan ucapan Dani.

"Kita ke Timezone yuk!" Ajak Anya senang seperti seorang anak kecil yang baru saja dibelikan permen oleh ibinya.

Liam dan Dani pun mengganguk bersamaan membuat Anya semakain senang.

"Kalian itu ya kompak terus, gue suka gue suka" Ujar Anya yang masih merangkul keduanya.

"Gausah sok imut kayak Meimei deh, meimei sama lo aja imutan Meimei" Ujar Liam.

"Iya bener tuh, lu mah cocokkan jadi monyet yang ada di Upin Ipin itu loh yang episode buku si jarjit diambil sama monyet" Ujar Dani, dia dan Liam pun tertawa.

"Ihh rese" Ujar Anya dan dia melepaskan rangkulannya kepada kedua orang ini, lalu pergi terlebih dahulu ke Timezone.

Dani dan Liam pun saling merangkul bahu satu sama lain.

"Gimana kabar lo?" Tanya Dani kepada Liam.

Mereka berdua masih berjalan menyusul Anya yang sudah berada jauh dari mereka berdua.

"Ya gini lah Dan, lo gimana? Masih bertahan sama cinta itu?" Tanya Liam dan dia pun terkekeh karena pertanyaannya barusan.

"Gue masih bertahan sama semua perasaan gue ini" Jawab Dani dan dia melepaskan rangkulannya dari Liam.

"Mau tau gimana perasaan gue sama dia?" Tanya Liam yang membuat Dani berhenti di tempat membuatnya harus ikut berhenti.

Dani menatap Liam dengan penuh penasaran, tanpa ingin menjawab pertanyaan dari Liam tadi.

"Susah ternyata Dan ngubah perasaan ini, gue gak bisa pura-pura gak suka sama dia, gue selalu suka sama dia, gue ngerasa kalau dia yang bisa bikin gue gila karena terlalu memikirkan dia" Ujar Liam sambil menatap Dani.

Dani kesal mendengar ucapan dari Liam barusan, tapi dia juga sadar dia bukan siapa-siapa orang itu, Dani hanya bisa menarik nafasnya panjang-panjang.

"Lo pikir gue bisa ngelupain perasaan ini? Lo gak pernah tau Yam gimana rasanya ngeliat dia sama cowok lain" Ujar Dani.

Liam tahu perasaan Dani bagaimana apalagi selama ini dia selalu ada disisinya, sementara Liam? Liam tidak pernah muncul di kehidupannya setelah dia pergi ke Kalimantan, lalu dia datang kembali dengan perasaan yang masih sama seperti dulu saat dia meninggalkannya.

Anya datang menghampiri kedua sahabatnya yang saling tatap menatap satu sama lain.

"Woy! Kalian lagi lomba kedip mata ya?" Tanya Anya.

Liam dan Dani memutuskan tatapan mereka dan melihat Anya yang berada di tengah-tengah antara mereka.

"Apaan sih lo?" Tanya Dani.

"Iya gak jelas lo!" Ujar Liam menatap Anya.

Liam dan Dani pun memutuskan pergi berdua meninggalkan Anya sendirian.

"Mereka kalau bersatu bikin gue nambah kesel!" Ujar Anya kesal.

Anya pun pergi berjalan menyusul kedua pemuda itu.

👊👍👎✋✌️🤞👌🤙🖖

Mereka bertiga sudah sampai di depan Timezone yang sedang ramai-ramainya oleh anak kecil.

"Beli kartu Sanah!" Suruh Anya kepada kedua orang yang berada di sampingnya.

Liam pun pergi membeli kartu sedangkan Dani memilih untuk menemani Anya.

"Lu gak beli kartu?" Tanya Anya kepada Dani yang berada di sampingnya.

"Gaah, kan udah di beli sama si Liam" Ujar Dani.

"Lu mah ah, kebiasaan pen yang gratis mulu" Ujar Anya.

"Kayak lo gak aja" Ujar Dani tertawa dan Anya pun ikut tertawa.

Liam pun datang sambil membawa kartu Timezone.

"Isi yang berada Yam?" Tanya Anya kepada Liam yang baru saja sampai.

"Dua ratus ribu" Jawab Liam.

"Banyak banget gila!, Seratus ribu juga cukup kali Liam" Ujar Anya.

"Ya gapapa, kita kan mainnya bertiga" Ujar Liam dan Anya mengangguk paham.

"Maen apa dulu nih?" Tanya Dani.

Selamat malam Senin ingat besok sekolah, sekolah yang rajin ya guys biar sukses.

VOMMENT 😘

Anya Aulia (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang