Bagian #16

582 34 0
                                    

"Itu gue bales WA dari kak Aliya" Ujar Adam menatap Anya.

"Gak sopan banget lu maen buka-buka aja WA gue" Ujar Anya kesal dan dia mengecek handphonenya.

"Gue cuman bales WA dari kak Aliya doang" Ujar Adam.

"Bener lu?, gak buka yang lainnya kan?" Tanya Anya dan dia memasukan handphonenya ke dalam saku celana.

"Enggak, sumpah" Ujar Adam mengangkat jari telunjuk dan jari tengah secara bersamaan.

"Eh, kok lo bisa kenal kak Aliya?" Tanya Anya heran.

"Ya kenallah" Ujar Adam.

"Yaudah balik yu" Ujar Anya.

"Isabella gimana?" Tanya Adam khawatir.

"Lagi tidur" Ujar Anya.

"Yaudah yok, tapi kita pamit dulu sama bu Ratih" Ujar Adam.

"Iya" Ujar Anya.

Mereka pun mencari bu Ratih yang kata anak-anak panti bu Ratih sedang berada di kamar milik Putri.

Mereka sudah sampai di depan kamar Putri dan disana terlihat ada bu Ratih yang sedang memeluk Putri.

"Itu siapa?" Tanya Anya yang melihat kejadian itu dibalik pintu yang terbuka sedikit dan Adam pun melihat kejadian itu juga.

"Putri" Ujar Adam dan dia mengalihkan perhatian menatap tembok yang berada didepan kamar Putri.

"Putri siapa?, Putri salju?, Putri kodok? Atau apa?" Tanya Anya penasaran.

"Gaada Putri kodok pea, adanya pangeran kodok!" Ujar Adam dan dia memukul kepala Anya pelan bahkan seperti sebuah elusan.

"Lu ngelus rambut gua?" Tanya Anya dan dia menatap Adam yang sedang menatapnya.

"Gue mukul pala lu!" Ujar Adam.

"Itu bukan mukul pea, itu ngelus, kalau mukul gini nih!" Ujar Anya dan dia memukul bahu Adam lumayan kencang.

"Argh, sakit pea!" Ujar Adam dan dia mengelus bahunya yang terkena pukulan dari tangan Anya itu.

"Ada apa ini?" Tanya bu Ratih yang keluar dari kamar Putri.

"Eh ibu, kita mau pamit pulang" Ujar Anya.

"Oh yasudah hati-hati di jalan!" Ujar bu Ratih dan Anya serta Adam menganggukkan kepala.

Anya dan Adam pun bersalaman dengan Bu Ratih, saat Adam melihat ke dalam kamar dia melihat ada Putri yang tersenyum kepadanya, membuat Adam membalas senyuman yang manis itu.

Adam dan Anya pun pergi dari dalam rumah panti asuhan ini.

Mereka sudah diluar panti asuhan dan Anya pun menghentikan langkah kakinya membuat Adam mengikuti pergerakannya itu.

"Lu gak mau bales pukulan gue?" Tanya Anya pada Adam yang berada di sebelahnya.

Gue gak bisa nyakitin lo! Batin Adam.

"Gak!" Ujar Adam dan dia pun masuk ke dalam mobil yang sudah dia buka menggunakan tombol otomatis yang menyatu dengan kunci mobilnya itu.

Hah?, ada apa ini?, ada yang disko di jantung gue? Batin Anya.

Adam pun membuka kaca mobil yang berada dikursi sampingnya.

"Mau balik gak?" Ujar Adam kepada Anya yang setia berdiri.

Anya pun tersadar dari lamunannya dan dia langsung berjalan masuk ke dalam mobil Adam.

Mereka sekarang sudah berada di dalam mobil, masing-masing sudah memakai seatbelt mereka.

"Mau kemana lagi?" Tanya Adam pada Anya.

"Rumah" Ujar Anya yang sedang melihat panti asuhan lewat kaca jendela mobil yang terbuka.

"Rumah yang dimana?" Tanya Adam bingung.

"Ya disini lah pea, lo tuh ya udah kuliah di luar negeri sama aja lolanya gak berubah!" Ujar Anya melihat Adam.

"Tunggu tunggu lo kok tau gue kuliah di luar negeri dan lo bisa bilang gue gak berubah?, berarti lo inget gue dulu dong" Ujar Adam menatap Anya yakin.

"Eh anu.. gue tau lo kuliah di luar negeri dari Husna" Ujar Anya gugup tanpa ingin menatap Adam yang berada di sampingnya.

"Pertanyaan kedua belom lu jawab!" Ujar Adam.

"Lo mau nanya gue terus?, apa mau nganterin gue ke rumah?" Tanya Anya menatap Adam serius.

Maaf batin Anya.

Adam pun menyalakan kendaraan mobilnya dan pergi dari pekarangan panti asuhan.

"Lo inget kan nya?" Tanya Adam yang sedang serius menyetir mobil.

"Inget apa?" Tanya Anya heran sambil menatap Adam yang sedang menyetir mobil dengan serius.

"Inget kenangan kita dulu" Ujar Adam.

"Emang lo sama gue punya kenangan yamg indah?" Tanya Anya.

"Gaada kayaknya, tapi gue cuman mau lo inget kenangan kita yang gak ada indah-indahnya sama sekali" Ujar Adam.

"Oh" Ujar Anya dan dia memfokuskan matanya pada jalanan ibu kota yang macet di tengah hari ini.

Maaf batin Anya.

Trtt...trtt...trtt...

Bunyi handphone Anya pertanda adanya pesan masuk.

Anya pun mengambil handphonenya yang berada di dalam saku celananya.

Kak Dillah:
Anyaa, si Husna udah balik, tapi kok lu belum balik?

Gue binggung sama rasa ini batin Anya.

Anya:
Gue mau ke rumah gue dulu yang disini, si Husna dari tadi minta balik terus yaudah gue suruh dia balik sama si Dani aja

Kak Dillah:
Kalau Husna sama Dani, lu lagi sama siapa sekarang?

Anya:
Gue lagi sama temen SMA nih

Kak Dillah:
Siapa?, cewek apa cowok?

Anya:
Cowok, elah kepo amat lu

Kak Dillah:
Ini bukan kepo namanya, gue khawatir terjadi sesuatu sama lo, apa lagi lo jauh dari jangkauan gue, kalau lu lagi di alun-alun dan gue lagi di rumah terus lo lagi ada masalah, gue langsung otw tanpa mikirin apa-apa, tapi sekarang lu sama gue beda kota Anya

Khawatir ini yang buat gue suka sama lo dan kata-kata lo yang semanis ini yang bikin gue suka batin Anya.

Anya:
Wkwk, lebay ah, santai aja kak, gue sama temen yang bisa gue percaya kok dan gue yakin dia gak akan ngelakuin hal-hal aneh sama gue

Kak Dillah:
Lu mah ya, yaudah kalau gitu hati-hati, kalau ada apa-apa kabarin, pokoknya kalau terjadi apa-apa lo harus kabarin gue duluan

Anya:
Iya kak Dillah yang ganteng ngalahin si Dahlan

Kak Dillah:
Makasih loh disebut ganteng, emang ganteng sih gue, oh iya gue sampe lupa ada kelas sekarang, jadi gue mau belajar dulu nih buat masa depan kita berdua yang mileha

Masa depan kita?, ingin rasanya gue teriak sekarang batin Anya.

Maen hp mulu, mau gue banting hpnya? batin Adam.

Update lagiii, maaf nih ya gak sekarang sekarang nge post foto Anya nya nanti aja ya sekalian sama foto mas Adam, eaa.

VOMMEN yang banyak biar bisa liat foto Adam and Anya.

Anya Aulia (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now