Bagian #26

508 27 0
                                    

"Lagian lo apa-apaan ngatain gue rese!" Ujar Aliya tidak terima.

"Lu itu ya selalu kegeeran, yang rese itu si Adam bukan lo!" Ujar Anya kepada Aliya membuat dia malu, tapi dengan cepat Aliya berusaha bersikap biasa saja.

"Alah!" Ujar Aliya dan dia memalikkan badannya menghadap ke jendela.

Anya pun mengelus rambut anak Aliya yang srjak tadi berada diatas pangkuannya.

"Hanii kalau udah gede jangan kaya mamah kamu ya" Ujar Anya sambil mengelus-ngelus rambut Hani- anak dari Aliya.

"Apaan sih lo! Ini anak gue ya pasti dia bakal mirip gue!" Ujar Aliya tak terima.

"Gue yakin Hani bakal lebih mirip ke bang Andi yang cool, baik, tapi kalau cantiknya sih bakal lebih mirip gue secara gue kan tante satu-satunya dia" Ujar Anya percaya diri.

"What? Mirip lo? Lo halu ya?, jelas-jelas yang ngelahirin Hani itu gue dan pasti cantiknya bakal mirip gue lah!" Ujar Aliya.

"Oh yahh?" Tanya Anya meremehkan.

"Terserah lo!" Ujar Aliya yang sudah terlalu kesal menghadapi adiknya ini.

Anya pun mengambil handphonenya dan membaca pesan yang dikirimkan oleh Adam, yang sudah di terimanya dari tadi.

082113******:
Coba diinget-inget lagi, gue gak suka ya lu ngelupain semua hal tentang gue!

Alay! batin Anya.

Anya Aulia:
Lu nambah parah apa gimana sih? Omongan lu makin ngawur!

082113******:
Gue gak nambah parah kok, gue udah sehat cuman hati ini masih belum sehat semenjak lo pergi dari kehidupan gue nya

Ini Adam bukan sih? Beda banget ni orang, apa jangan-jangan waktu di luar Negeri pala dia kejedot batin Anya kesal.

AnyaAulia:
Dam lo kenapa? Lo aneh!

082113******:
Nya yang aneh itu lu, yang bisa ngelupain gue secepat kilat

Anya ingin berteriak sekencang-kencangnya saat ini juga, jika dia bukan berada di mobil dia pasti sudah teriak, sudah cukup kesal dengan sang lelaki yang pernah membuatnya jatuh cinta.

Dengan kesalnya Anya pun menekan tombol panggil ke nomor Adam.

"Halo!" Sapa suara di seberang telepon.

"Lo ada di rumah sakit mana?" Tanya Anya to the point, malas basa-basi.

"Gue ada di hati lu!" Ujar Adam ngawur.

"Dam woy!, lu mabok apa gimana sih?" Tanya Anya kesal.

Aliya yang mendengar Anya menelpon dengan Adam merasa ingin tertawa melihat adiknya sangat kesal kepada Adam.

"Iya gue mabok, mabok cintanya lu!" Ujar Adam.

Entah mengapa Adam seperti bukan Adam yang dulu lagi, dia berubah apa karena tusukannya yang sudah menghancurkan pemikirin Adam, tapi mana mungkin karena tusukannya menusuk ke dalam perut bukan bagian kepalanya.

"Astagfirullah, lu bikin gue darah tinggi!" Ujar Anya menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Aliya pun mengambil handphone Anya denga secepat kilat, tapi kali ini Anya tidak melawan, dia pasrah handphonenya di ambil Aliya dari pada dia harus berurusan dengan Adam yang aneh.

"Lo yang buat gue-" Ucapan Adam terhenti karena di potong oleh Aliya terlebih dahulu.

"Halo Dam, gimana kabar lo?, gue denger dari si Anya lo ketusuk, apa bener?" Tanya Aliya bertubi-tubi.

"Alhamdulillah lumayan baik kak, iya gue ketusuk kak, tapi udah mendingan kok Anya juga yang bawa gue ke rumah sakit" Ujar Adam.

"Syukurlah kalau lu udah mulai membaik, di rawat dirumah sakit mana lo?" Tanya Aliya.

"Di Karya Medika kak" Ujar Adam.

"Yaudah tunggu disana ya jangan kemana-mana, gue sama keluarga otw ke rumah sakit" Ujar Aliya.

Aliya pun menutup panggilannya dan memberikan handphone Anya.

"Dimana katanya?" Tanya Anya.

"Apanya?" Tanya Aliya heran.

"Si Adam di rawat dimana?" Tanya Anya.

"Di rumah sakit" Ujar Aliya yang membuat Anya nambah kesal.

"YaAllah, iya gue tau rumah sakit, nama rumah sakitnya apa?" Tanya Anya yang sudah kesal sendiri.

"Kepo lu!" Ujar Aliya dan dia tertawa.

Hari ini semua orang ngeselin! batin Anya kesal.

"Anya laperrr nek!" Keluh Anya.

"Ya, kalau lu laper makan!" Ujar Aliya.

"Ya gue tau kalau laper itu makan, masalahnya makan apaa?" Ujar Anya kesal.

"Nih disini banyak barang-barang, lu tinggal makan nih semua" Ujar Aliya.

"Ogah banget, gue mau makan anak lu aja!" Ujar Anya menahan tawanya.

"Sebelum lu makan anak gue, gue makan lu dulu" Kesal Aliya.

Anya yang melihat ekpresi Aliya tertawa dengan puasnya.

"Hahaha, santai aja kali gue masih waras!" Tawa Anya pecah.

"Lu kan udah gila!" Ujar Aliya kesal.

"Enak aja!" Kali ini yang kesal Anya bukan Aliya.

"Sudah sudah, kalian mau turun apa makan?" Tanya neneknya mereka yang membuat suasana yang mencekam berubah menjadi bahagia.

Anya dengan secepat kilat turun dan mencari tempat makan di rest area yang sekarang mereka berhenti.

Anya duduk di tempat makan yang kosong, yang khusus untuk 5 orang.

"Makan! Makan! Makan!" Ujar Anya sambil memukul meja menirukan gerakan marsha and the bear.

"Malu gue malu!" Ujar Aliya yang sudah mendekati Anya tapi dia enggan duduk.

"Berisik Anya!" Ujar neneknya Anya sambil duduk di depan kursi Anya, Anya pun patuh dan berhasil diam.

Aliya dan Andi pun akhirnya duduk berhadap-hadapan dengan Aliya yang duduk di samping Anya.

Pelayan pun datang sambil membawa daftar menu yang ada di restaurant ini.

"Anya mau nasi goreng kambing, sate sapi 20 tusuk, sop iganya satu, minumnya es kelapa yang masih di kelapanya" Ujar Anya hampir seperti orang yang sedang nge-rap, untung sang pelayan sangat telaten menulis dan mendengarkan omongan Anya.

"Ini mah serakah bukan laper!" Ledek Aliya.

Entah kenapa kali ini Anya tidak ingin membalas Aliya, dia hanya bersikap seolah-olah tidak ada yang bicara.

"Saya nasi goreng sama jus jeruk" Ujar Andi.

Dan yang lainnya pun memesan makanannya.

Pesanan pun sampai dan diantarkan oleh 2 pelayan.

"Ini mah makanan si Anya semua!" Ujar Aliya melihat makanan yang ada diatas meja lebih banyak milik Anya.

"Biarin!" Ujar Anya tidak peduli.

Anya pun mengambil piring dan nasi yang berada di dalam boboko tempat nasi khas sunda.

"Makann!" Ujar Anya dan dia pun mengambil beberapa makanan diatas meja dengan lahap.

Updateee yuhuuu.

VOMMENT❤

Anya Aulia (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang