6 Months Later - Third Person's POV
"Yeon.. yeonji..yeobo.. Na Yeonji!!! Kamu kenapa?? yeon??"
Kepala yeonji terasa berputar, jiwa nya terasa berpisah dari tubuhnya. Kedua mata yeonji tersorot nanar, ia merasa tenggorokannya terasa tercekik, sangat sulit untuk bernafas.
"Chagi.. waeyo? Don't cry. Yeonji are you okay?"
Yeonji mengalihakan pandangannya, melihat bias nya yang sudah menjadi suaminya yang sangat khawatir. Jungkook terus menghapus bercak air mata yang turun ke pipi istrinya.
"Kook.."lirih yeonji. Ia masih berusaha berbicara pada suaminya walaupun nafasnya terasa tercekat di tenggorokkannya.
Air mata terus berlinang dari pelupuk mata yeonji. "ARGRGHHSS... ARGH!! OPPA!!" Yeonji secara tiba-tiba mengeram peras selagi memgang perutnya yang sudah membesar itu. Umur kandungannya sudah hampir menginjak 9 bulan.
Yeonji yang semula berdiri di hadapan jungkook mulai terjatuh di karpet kamarnya. Untung saja jungkook dengan sigap memengangi tubuh yeonji.
"Oppa.."jungkook langsung menatap yeonji dan terkejut karena cairan kental berwarna merah turun dari kedua kaki yeonji. Yeonji mulai gemetar. Wajahnya memancarkan ketakutan yang mendalam.
Air ketubannya pecah...
Tanpa aba-aba jungkook langsung menggendong istri tercintanya itu kearah mobil sembari menggengam erat ponsel di tangannya. Ia menelfon dokter kandungan tempat yeonji biasanya berkonsultasi tentang kandungannya.
Yeonji menggengam keras kerah baju jungkook. "Sa-ak-kkit.." jungkook tak tega melihat keadaan istrinya sekarang. Untungnya rumah hyunwoo tidak jauh dari kediamannya sekarang. "HYUNWOO-AH, CEPAT KESINI. PALLI.. YEONJI AKAN MELAHIRKAN."
Beberapa menit sudah berlalu dan hyunwoo dengan panik mencari jungkook di rumahnya. Jungkook memasukan yeonji ke kursi mobil bagian tengah. Hyunwoo mulai mengemudi secepat yang ia bisa.
"Jungkook-a... aku... ngg.. k-ku-uat."yeonji masih berusaha untuk berbicara. Rasa sakit mendalam yang ia rasakan sudah tidak dapat ia pendam lagi.
"AAAA... SAK-KIT..."
"ARGHH.."
Yeonji terbaring lemas di paha jungkook. Pandangannya mulai memburam. "Yeonji, jangan tinggalkan aku. Buka terus matamu.. chagia aku disini. Kumohon jangan tinggalkan aku. Kita akan jaga anak kita, ok? Mereka butuh kamu, yeonji."
Gadis yang sudah memasuki umur paruh baya itupun mencoba tersenyum kearah suaminya yang setia menunggunya. Rasa sakit yang ia rasakan mulai perlahan hilang saat melihat jungkook tersenyum.
"HYUNWOO-A, PALLI.... BISAKAH KAU MENYETIR LEBIH CEPAT. ISTRIKU KESAKITAN."
"Hey!! Dia juga sahabatku, dan bahkan aku mencintainya lebih dulu daripadamu, hyung. Aku sudah menyetir secepat yang aku bisa!"
Jungkook menjitak kepala hyunwoo, walaupun mereka sudah dewasa dan bahkan yang satunya lagi sudah hampir menjadi ayah, kelakukan mereka masih keanak-anakan. Sesuatu yang sulit dirubah dalam diri seseorang adalah sikapnya. Tapi walaupun begitu, yeonji mencintai jungkook apa adanya.
***
Hospital
Yeonji langsung ditangani oleh para perawat yang mulai berlarian membawa ranjang dorongnya ke arah ruang bersalin. Yeonji menggengam tangan jungkook dengan kuat, meluapkan rasa tersakit yang pernah ia rasakan di seumur hidupnya.
"Maaf pak, anda harus tunggu di depan sini. Pasien akan ditangani sebaik-baiknya oleh dokter spesialis kami."
Pandangan jungkook mulai kosong. Memikirkan apa yang istrinya akan alami di dalam sana. Sebelum pintu otomatis itu tertutup,"jungkook-a..." suara parau itu terdengar.
DU LIEST GERADE
Hoping For More Good Days (그래도 좋은 날이 더 많기를) ✔
FanfictionNa Yeonji, putri sulung dari seorang pengusaha terkenal di kota ginseng. Darah campuran yang ia miliki berasal dari kedua orangtuanya yang memiliki gen berbeda. Darah Australia dari mommynya dan Korea dari appanya. Ia terjerat dalam suatu kejadian y...
