OFT 38

7.6K 647 159
                                    

Xavier terbaring dirumah sakit dengan infus di punggung tangan nya. Meskipun Alex yang membuat Xavier masuk rumah sakit namun Alex memerintahkan untuk memberikan fasilitas terbaik untuk anak nya.

"Alex aku gak percaya kamu biarin X masuk kerumah sakit kaya gini. Dia anak aku Lex!" Ucap Nina kepada Alex.

"Honey, X juga anak aku. Aku tidak ingin melihat X hanya diam, diam dan diam. Dia masih hidup, bisa masih bernafas alangkah baik nya dia melakukan hal yang bermanfaat." Ucap Alex.

"Alex dia sedang berduka. Dia masih di liputi rasa sedih karena kehilangan Naura. Kamu harus ngerti itu Lex. Jangan buat ini lebih sulit untuk nya... hikss..." Ucap Nina menangis.

"Honey please jangan nangis. Aku minta maaf sama kamu ya.. maafin aku ya.."

"Aku mau maafin kamu kalo X sadar.." Ucap Nina marah.

"X akan sadar sebentar lagi. Kamu maafin aku yaaa..." Kata Alex kembali.

"X anak mama bangun sayang.. Kamu lawan aja Papa kamu itu." Kata Nina.

Alex diam melihat Nina menangis dan melihat Xavier yang belum sadarkan diri itu.

"Dylan jaga X!!" Ucap Alex kepada Dylan.

"Honey kita pulang yuk.." Ucap Alex kepada Nina.

"Aku gak mau pulang Lex aku temenin X disini. Aku mau liat dia bangun Lex." Ucap Nina.

"Honey kamu juga perlu istirahat sayang. Kamu dari tadi sudah banyak menangis."

"Ini gara-gara kamu tahu!" Ucap Nina. Alex hanya diam tidak mempermasalahkan dirinya di salahkan.

"Iya ini salah aku. Kita pulang dulu yuk.." Bujuk Alex. Nina langsung mengambil tas nya dan berjalan mendahului Alex. Alex memberi tanda kepada Max agar mengikuti Nina.

Alex menatap sebentar kearah Xavier yang sedang tertidur. Pandangan nya berubah menjadi serius.

"Bangun dan cepat sadar tentang apa yang terjadi! Xavier Abraham bukan lelaki lemah." Kata Alex lalu pergi meninggalkan kamar Xavier.

Alex berjalan menyusul Nina namun dia menghentikan langkah nya dan diam sejenak.

"Saya mendoakan yang terbaik untuk kalian." Gumam Alex seorang diri dan kemudian melanjutkan jalan nya.

Setelah kepergian Alex dari tempat dia berdiri tadi keluarlah Darren dan juga salah satu dokter dari sebuah kamar rawat.

"Darren!!!" Panggil Brian.

"Baik Dok, kita akan bertemu kembali saat sore hari." Kata Darren pamit kepada salah satu dokter itu.

"Kenapa lo kesini Bri?" Tanya Darren dan berjalan keruangan nya.

"Lo lupa? Kita kan mau ke makam Sha-sha.." Kata Brian. Darren diam sejenak dan terlihat sedih mengingat Naura.

"Gue gak mungkin lupa Bri. Yaudah gue siap-siap dulu " Kata Darren.

"Ren...." Panggil Brian membuat Darren menghentikan aktivitas nya.

"Seandai nya ginjal gue ada di tubuh Sha-sha kemarin. Apa dia masih ada disini?" Tanya Brian.

"Mungkin.." Jawab Darren seadanya.

"Lo marah sama gue Ren?" Tanya Brian kembali.

"Gue kecewa sama lo, lo sama X sama aja. Lebih mementingkan diri kalian sendiri!" Ucap Darren.

"Ren gue cuma--"

"Ayo ke tempat Naura keburu malem. Gue ada pasien yang harus gue periksa nanti." Saut Darren lalu meninggalkan Brian terlebih dahulu.

ONE FOUR THREE (I love you)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang