h u r t

46 8 0
                                    

Biarlah sejenak aku menepi.

Untuk sejenak aku tahu
bahwa siap mencintai tak ayal
siap juga untuk terluka.

Mungkin, cerita ini adalah
labirin tak hingga
yang aku ciptakan sendiri.

Aku pun tak pernah
menampik tentang kamu
yang tak pernah mengucap 'kasih'.

Tataplah aku
walau barangkali hanya sekali
karena mata ini tak henti menyiratkan
"aku selalu menunggu kamu.
di sini. di tepian ini."

Matamu pun tiada henti bicara
"ini memang akhir kisah kita."

-Sungguh, lidahku kelu.
Aku tahu, sungguh, aku tahu semua itu.

Tapi, hei,
terlalu jujur seperti itu bisa menyakiti aku.





13/6/2019

[2] Asa dalam Rasa | ✔Where stories live. Discover now