dia yang lain

27 8 0
                                    

Tapak yang beriringan,
es krim yang meleleh bersamaan,
dan muda-mudi penuh romansa.

Ah, rasanya ini kembali ke masa sebelumnya.

Hati ini bicara,
rindu akan kebiasaan-kebiasaan sederhana yang baginya sama sekali tak sederhana.

Kebersamaan kita, candaan kita, genggam kita.
        . k i t a .

bukan yang seperti ini,
bukan yang fana,
bukan kita yang palsu.

Aku bisa mengukir tawa (yang sejujurnya hambar),
aku bisa menatap manikkmu (seolah aku benar-benar jatuh cinta),
aku bisa memelukmu (yang bahkan melukai diriku sendiri).

Ampun seribu ampun, hatiku tidak bisa.
Ia sudah tak sekuat dahulu untuk menghadapi kenyataan;
   setiap kali kita bersisian
   namun kau sebut nama
   perempuan lain.

14/3/2020

[2] Asa dalam Rasa | ✔Where stories live. Discover now