tersulut prihatin

17 6 2
                                    

Kadang kala manusia harus lebih prihatin.

Melihat kiri kanan, aku iri hati.
Mendengar kata silih berganti, aku merasa kecewa akan diriku.

Aku mencoba bertanya pada diriku,
"salahku apa pada dunia?"
Tapi tentu. Terlalu retorik. Dunia memutuskan bungkam.

Apalagi ketika aku bertemu kamu
yang menganggap aku imajiner.
Hanya sekedar mimpi.

Kali ini, aku cukup, cukup, dan cukup
cukup bersama diriku saja.
Tidak ada yang tau 'aku' selain aku.

Aku harus membuka hati untuk luka, pengorbanan, dan cinta yang baru.

Memang, manusia harus lebih prihatin.


15/1/2019

[2] Asa dalam Rasa | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang