h u j a n

16 6 1
                                    

Saat itu, aku s'lalu menunggu hujan datang.

Kita bercengkrama di bawah atap yang sama,
berteduh pada tatap mata yang mengisyaratkan: aku mencintaimu.

Saat itu, aku s'lalu berangan, andai aku bisa menikmati pelangi ini di sini. Bersama kamu. Berdua.

Namun kini, aku kecewa pada diriku sendiri.
Seakan selama ini aku menampik kenyataan bahwa kamu hanya sementara untukku.

—berteduh, lalu kamu pergi.
—datang kemari, pun untuk pergi kembali.

Aku lupa, aku hanya persinggahan yang bisa kau tinggal setelah hujan reda.
Aku lupa, aku bukan rumahmu.

Aku tak ayal pura-pura bodoh, pura-pura lupa bahwa kamu menggenggamnya.
Bersama menatap pelangi bersama orang lain.

Lantas apa yang aku lakukan?
Bodoh memang, tapi aku menunggu kamu kembali berteduh untuk sekadar menjalin kisah yang tidak utuh.



25/10/2019

[2] Asa dalam Rasa | ✔Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin