tak tentu

28 7 0
                                    

Senandika menyapu lembut kulitku,
kumenyadari bahwa tak selamanya ia jingga.

Lihatlah hari ini, sayang,
ia kelabu, dirundung hujan sore hari.

Ingatlah kemarin, sayang,
ia kebiruan, dibayangi dengan mentari yang meredup.

Bayangkanlah esok hari, sayang,
mungkin ia kemerahan, jatuh cinta pada alam untuk kesekian kalinya.

Percayalah pada lusa nanti, sayang,
ia bisa jadi keunguan, menampakkan perih yang ia rasa,

|pikirkanlah mungkin-mungkin lainnya|

Mengertilah,
kita pun punya banyak kemungkinan,
bahkan lebih banyak dari sang senja.

Maka haruskah kau katakan menyerah pada seluruh yang belum selesai ini?



27/9/2019

[2] Asa dalam Rasa | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang