e m p t i n e s s

24 6 0
                                    

Lantas seringan itu kamu bertanya,
"siapkah kamu?"

Siapkah aku?
Aku harus bertanya kepada diriku akan hal yang sama seperti yang kamu tanyakan.

Reka ulang tawamu, senyum merekahmu,
bahkan persis masih kuingat harum tubuhmu.

Detik ketika kita seumpama bintang dan malam,
detik di mana aku dan kamu melebur menjadi kita.

"Aku siap."

Kata-kata itu mungkin akan menjadi penyesalanku seumur hidup.
Kata-kata perpisahan yang mungkin membawa aku pada pertemuan dengan sepi.

Merengkuh bahagia, demikian katamu.
Lalu mengapa tak bersamaku saja?
Lalu apa arti kita setelah perpisahan ini?
Lalu apa bagaimana menemukannya jika definisi bahagiaku hanyalah bersamamu?

Aku tak pernah merengkuh bahagia,
tak pernah sama dengan janjimu kala itu.
Simaklah, aku merengkuh k e k o s o n g a n.
atau sesungguhnya inikah memang tujuanmu?

Sejujurnya, aku tidak siap untuk perpisahan. Tidak denganmu, tidak juga dengan kenangan. Tidak pula dengan kita.

Aku tidak pernah siap.


11/10/2019

[2] Asa dalam Rasa | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang