o m b a k

16 4 1
                                    

Pasir itu tersenyum berkilau-kilau.
Akhirnya, lautnya kembali menyapa.

"Hai, lama tak jumpa," senyumnya.

Ombak tersenyum, mencium sudut bibir Pasir. Buih-buihnya berbekas di pipi Pasir, menyatakan kerinduannya.

"Lama tak jumpa," Ombak terkekeh, "merindukanku, ya?"

Pasir malu, Ombak terlalu berterusterang.

Ombak hanya tertawa, namun sejurus kemudian wajahnya kembali muram.

Pasir berusaha menghiburnya, "sudah waktunya, ya?"

Ombak hanya mengiyakan dalam diam.

Pasir melepas dekap eratnya, "sampai bertemu lagi, Ombak."

"Semoga, segera, Pasir."

Pasir dengan berat hati kembali ditinggalkan.
Ombak pulang menjamu ke arah ujung horison.

Sementara itu, Ombak sendiri lagi.
Satu hanya ia inginkan,

Ombak ingin berteman. Ombak ingin rumahnya di tengah sini bisa ditempati bersama.

Namun Ombak sadar,
   mustahil Pasir menemani di rumahnya.
   Dan mustahil dirinya tetap berada di rumah
   Pasir.

Ombak ditarik, harapan dan kenyataan tak bisa bersahabat baik.




10/11/2019

[2] Asa dalam Rasa | ✔Where stories live. Discover now