h i d u p k u

20 7 11
                                    

Katamu, "kamu tak pernah mencoba. Bagaimana bisa berhasil?"

Aku diam.

Katamu, "aku berusaha lebih dari kamu, berjuang untuk kamu. Sedang kamu? Hanya duduk tidak akan harapmu tercapai."

Aku diam, lagi.

Katamu, "tegakkan kepalamu! Kamu hanya mengandalkan orang lain. Apakah kamu selalu berharap pada masa depan tanpa melakukan satu-dua hal?"

Aku diam, terus, dan menerus.

Katamu aku seperti itu,
namun sesungguhnya bahkan kamu tak tahu satu hal apapun tentang aku.

Apa katamu, tak mencoba?
mungkin kamu hanya kurang membuka mata,
karena sesungguhnya aku mencoba, berulang kali, dari jatuh lalu bangun hingga jatuh ke sekian kali·

Apa katamu, berusaha?
sungguh kamu benar-benar naif,
aku selalu berusaha di belakang kamu.
aku selalu berusaha untuk hal yang mungkin memang tidak bisa aku usahakan,
tidak akan pernah kuraih,
berusaha untuk digagalkan kembali·

Apa katamu, aku bertekuk di bawah orang lain? Berharap pada orang lain?
coba saja kamu bayangkan jadi aku.
aku yang dari awal matahari naik hingga ia merangkak turun,
hari demi hari,
waktu demi waktu,
yang selalu bermimpi agar semua tak sia-sia
walau kenyataannya semua yang aku lakukan hanya untuk disia-siakan orang lain·

Mungkin inilah kebenarannya:
    kamu yang tak pernah mengerti,
    tak-akan-pernah·

Namun, rupanya sudah biasa.
tenang, hatiku sudah kebal akan sakit.
     tenang, aku sudah mampu mengendalikan sakitku, diriku.

Selamat,
   selamat datang dalam hidupku.

1/1/2020
💔

[2] Asa dalam Rasa | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang