BAB 9 -DINGIN-

194 21 5
                                    

Say hi to Yasmine

Say hi to Yasmine

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Vote, komen, and share yaaa gengs 😘😘
.
.
.
Timaaaciii



















"Gue punya usul, gimana kalau kita beli buku aja sebagai hadiah buat anak-anak di rumah harapan? Mereka pasti senang kalau kita kasih buku. Buku juga kan bisa menambah wawasan untuk mereka. Dan kebetulan, besok ada bazar buku besar-besaran. Gue rasa, gak ada salahnya kita belanja buku di sana," jelas Yasmine.

"Gue sepemikiran sama lo, Yas. Tapi kalau gue boleh nambahin nih, kenapa gak sekalian aja sama alat tulisnya? Biar mereka bisa belajar," usul Gilang.

"Dananya harus gede dong, Lang?" tanya Vano.

"Tenang, masalah dana, gue yang tanganin. Gue bisa ambil gaji gue buat ikut nyumbang," ucap Tobi.

"Lo kerja, Tob?" tanya Rara sedikit terkejut.

"Cuma part time, Ra. Biasa, nyanyi-nyanyi di kafe tiap malam minggu."

"Keren juga lo."

"Haha, buat ngisi waktu luang aja. Biar gak suntuk di rumah terus."

Meskipun anak artis papan atas, Tobi tidak malu jika harus bekerja sebagai penyanyi kafe. Lagi pula, menyanyi membuatnya bahagia dan tenang.

"Lo tenang aja, Ra, Tobi mah orangnya gak sayang duit," ujar Vano.

Yasmine hanya menyimak saja.

"Jadi kapan nih kita mau ke bazar bukunya?" tanya Gilang.

"Hari Minggu aja, Lang. Biar leluasa waktunya. Kalau Sabtu gue gak bisa, ada job," ucap Tobi.

"Gue sih hari apa aja juga jadi," kata Vano dan Rara berbarengan.

"Kalau lo gimana, Yas?" Gilang melirik Yasmine.

"Bebas."

"Oke, berarti fix nih ya kita hari Minggu ke bazar buku?"

"Fix."

"Mau nambahin lagi dong, gimana kalau anak-anak di rumah harapan kita kasih makanan juga? Biar mereka makin seneng. Nanti gue coba kompromi sama emak gue, deh, kali aja mau bantu buatin catering buat anak-anak," ucap Vano.

"Boleh juga tuh. Masakan emak lo kan enak, Van."

"Gak pa-pa, kan, Yas?" Vano melirik Yasmine untuk meminta persetujuannya.

Yasmine hanya mengangguk.

Hari ini, Yasmine kelihatan tak begitu semangat. Banyak hal yang dia pikirkan. Dimulai dari permintaan Bu Linda, masuk tim hockey, dan juga rumah harapan. Namun yang lebih mendominasi pikirannya saat ini adalah rumah harapan. Rumah yang di bangun untuk anak-anak yang tidak mampu bersekolah. Rumah Harapan juga dibangun atas dasar permintaan Yasmine pada papanya setelah dia berhasil menjadi juara umum di Olimpiade Sains saat SMP.

Stuck on You (COMPLETED)Where stories live. Discover now