BAB 38 -MENYENDIRI DAN KARTU MEMORI-

185 15 1
                                    

















Seminggu berlalu.

UAS telah selesai. Kini saatnya menunggu pengumuman pembagian rapor dan libur akhir tahun.

Yasmine berjalan seorang diri disepanjang koridor sekolah dengan kedua tangan yang dimasukkan ke dalam saku jas almamaternya. Teliganya ia sumpal dengan earphone, dan alunan lagu Heartbeat milik Christopher menjadi temannya saat ini.

Yasmine yang dingin. Cuek. Jarang senyum. Ternyata masih mendapat perhatian dari warga sekolah. Terlebih lagi para kaum-kaum di luar sana yang selalu penasaran dengan kisahnya bersama Tobi –manusia paling menyebalkan sejagat raya.

Hari ini kelas free. Namun Yasmine lebih memilih untuk mengasingkan diri.

Yasmine memilih lapangan indoor untuk menyendiri. Sudah lama ia tak mengunjungi lapangan itu sejak pertengkarannya dengan Tobi beberapa waktu lalu.

Yasmine duduk di tribun paling atas. Pandangannya menyapu setiap sudut lapangan indoor. Ada gurat senyum yang terpancar di wajahnya. Mungkin Yasmine teringat akan ekskul hoki yang pernah ia ikuti beberapa waktu lalu.

Yasmine pun masih ingat saat Tobi dengan setianya menemaninya latihan hoki. Menyemangatinya tanpa henti. Juga memberikan lagu-lagu baru yang belum pernah didengarnya setiap hari. Termasuk, saat Tobi menyanyikan lagu What Makes You Beautiful nya One Direction, yang ditujukan khusus untuk dirinya. Dan saat itu Yasmine memberikan senyuman pertamanya untuk semua orang. Karena semenjak menjadi murid SMA Langit Harapan, Yasmine belum pernah menampakkan senyumannya yang menawan.

Di lapangan ini, Yasmine menunjukkan semua yang ada di dalam dirinya untuk pertama kalinya. Senyum, tawa, dan gurat kebahagiaan yang terpancar saat timnya berhasil memenangkan pertandingan hoki. Yasmine merasa bahwa saat itu adalah momen yang tepat untuk dirinya meninggalkan semua sikap cuek dan dingin yang melekat dalam dirinya selama setahun belakangan. Meski kedua sikap itu pada kenyataannya memang sudah melekat sejak ia lahir.

Yasmine akui, ia rindu masa-masa saat itu. Saat-saat Tobi mengganggunya setiap hari. Bertingkah menyebalkan dan sok kecakepan. Selalu berusaha mengajaknya berbicara lebih banyak. Dan melontarkan candaan yang menurut Yasmine tidaklah lucu. Dan yang paling Yasmine ingat adalah saat dirinya berada di bazar buku kala itu. Saat Tobi menawarinya untuk naik ke troli. Dan tanpa ketidaksengajaan ternyata mereka memakai jaket jeans yang sama. Yasmine rindu saat-saat itu. Saat-saat Tobi selalu mengisi hari-harinya.

Sayangnya, semua itu hanyalah sebuah permainan yang diciptakan Tobi untuk menjatuhkan Yasmine.
Yasmine tersenyum tipis. Tak terasa air matanya kembali menetes. Ternyata Yasmine yang terkenal dingin juga bisa menangis disaat semesta sedang memberi hukuman padanya, yaitu berupa pukulan keras yang begitu pedih hingga melukai hati.

“Seindah ini, ya, Tuhan merancang skenario untuk hidup gue. Dengan menghadirkan Tobi yang tadinya hanya sebagai tokoh laki-laki biasa, kini berubah menjadi tokoh laki-laki paling utama.”

Ya, betul.

Tobi berhasil membuat hidup Yasmine berubah. Dari yang tadinya dingin sekali seperti di kutub, lalu berubah menjadi sehangat api unggun, dan kini api unggun itu tertimpa oleh bongkahan es dari kutub lagi. Sehebat itu peran Tobi dalam hidup Yasmine. Setotalitas itu dia berakting.

“Seharusnya dulu gue bisa memberi batasan kepada Tobi. Atau gue buat sebuah garis yang panjang dalam hidup gue agar ketika Tobi melewati garis itu, dia akan berpikir kalau masuk ke kehidupan gue itu penuh dengan risiko.”

❄❄❄

Ternyata, bukan hanya Yasmine saja yang sedang menyendiri. Tobi pun ikut melakukan hal yang sama. Namun ia memilih rooftop sekolah sebagai tempatnya untuk menyendiri.

Ini sudah jam 5 sore, namun Tobi memilih untuk tetap berada di sekolah sampai matahari terbenam.
Kedua kakinya ia selonjorkan, dengan kedua tangan di belakang sebagai penopang bobot tubuhnya. Wajahnya menengadah ke langit. Melihat awan bergerak dan burung-burung yang sangat bebas beterbangan ke sana kemari. Tobi melihat sosok Yasmine yang muncul sambil tersenyum lagi kepadanya. Seketika ia pun turut tersenyum.

Stuck on You (COMPLETED)Where stories live. Discover now