BAB 30 -NGGAK PEKA-

149 13 0
                                    
















Pagi-pagi sekali, Tobi sudah berdiri di depan gerbang sekolah untuk menunggu Yasmine. Ada jus mangga yang ditentengnya di tangan kanan, dan sebuah boneka Doraemon di tangan kirinya. Tobi sengaja mempersiapkan itu karena dia ingin sungguh-sungguh meminta maaf pada Yasmine.

Tak lama kemudian, sebuah mobil Pajero Sport warna hitam muncul. Reyhan keluar lebih dulu dan langsung membukakan pintu sebelah kiri untuk Yasmine. Yasmine pun tersenyum ketika Reyhan berada di hadapannya.

“Semangat belajarnya. Nanti aku jemput.”

Yasmine mengangguk. “Nggak mau ketemu Rara dulu?”

“Nanti aja.”

“Oke.”

Tobi terpaku melihat Yasmine kembali tersenyum. Tapi sayangnya, bukan dia yang membuat senyum itu kembali merekah. Melainkan orang lain. Orang lain yang kemarin tiba-tiba datang dan memeluk Yasmine di lapangan indoor.

Tanpa menunggu lebih lama lagi, Tobi segera menghampiri Yasmine sebelum cewek itu memasuki gerbang sekolah.

“Yasmine!” panggil Tobi. Yasmine menoleh. Wajah datar dengan tambahan tatapan tajam dan ekspresi dingin kembali menyapa Tobi. Dan Tobi tidak suka Yasmine yang seperti itu.

“Coba lihat gue bawa apa?” Tobi menunjukkan jus mangga pada Yasmine.

Yasmine meliriknya. Lalu kembali menatap Tobi. “Lo mau bikin gue sakit perut pagi-pagi?” ketus Yasmine.

Kedua alis Tobi terangkat. “Jus nya manis kok, Yas. Cobain dulu deh.” Tobi memberikannya pada Yasmine.

“Jus nya emang manis, tapi karena lo yang bawa, jus nya mendadak asem.” Yasmine melihat Reyhan yang masih berdiri di depan mobil dengan ekspresi heran karena melihat Yasmine begitu ketus pada Tobi.

“Kok gue, sih, Yas? Lo kenapa sih? Masih pagi udah sensi aja. Gue salah apa coba?”

“Salah lo banyak!” Yasmine melenggang pergi berniat untuk kembali menghampiri Reyhan.

“Coba sebutin? Gue pengin dengar.” Tobi menyusul Yasmine dan berhasil menahan pergelangan cewek itu.

“Lo kok nyebelin banget sih?” Yasmine berbalik arah menatap Tobi.

“Ya lo, kan, tahu sendiri kalau gue emang nyebelin.”

Yasmine menatap Tobi lama tanpa berkata-kata. Rasanya dia ingin menumpahkan semua yang dia pendam pada Tobi selama cowok itu berhasil membuatnya kembali membaik. Tapi rasanya, Tobi tidak akan pernah mengerti.

“Oke deh kalau lo nggak mau jus mangganya, tapi lo ambil boneka Doraemonnya ya?” Tobi tersenyum. Dan jujur, Yasmine merindukan senyuman itu.

“Pergi!” tegas Yasmine.

“Kok pergi?”

“Lo ganggu!”

“Kalimat itu masih ada dalam kamus lo ya, Yas? Gue kira lo udah buang jauh-jauh.”

“Lo berisik!”

“Iya, gue tahu.”

“Lo bawel!”

“Iya, Yasmine.”

“Lo nyebelin!"

“Iya.”

“Lo ....”

“Ganteng? Iya, gue emang ganteng, Yas. Gue akui.”

“Dasar nggak peka!” Yasmine berjalan cepat menghampiri Reyhan. “Aku mau pulang.”

“Hm? Tapi kamu harus sekolah, Yas.”

“AKU MAU PULANG. SEKARANG!” tegas Yasmine.

“Oke.”

Tobi yang melihat Yasmine kembali naik ke mobilnya langsung terlihat lesu. Kakinya seolah tidak bisa diajak kompromi untuk mengejar dan menahan Yasmine agar tidak pergi.

“Selemah ini kah gue lihat Yasmine kembali dingin?”

❄❄❄

“Yas, kamu kenapa nggak mau sekolah? Nanti kalau Bang Atta nanyain gimana?”

“Biar aja.”

“Yasmine ....”

“Aku capek, Rey!” tegas Yasmine, “Aku capek kalau Tobi harus ganggu-ganggu aku terus. Aku nggak suka Tobi yang selalu bercanda. Tapi aku ingin Tobi tahu, kalau perasaan aku ini benar-benar ada buat dia.”

Seperti dilempari ribuan pohon kaktus, Reyhan tak sanggup lagi mendengar penuturan Yasmine. Rasanya, apa yang dirasakan Yasmine, itu turut mengundang rasa sakit di hatinya. Reyhan tidak bisa diam saja melihat Yasmine merasa dipermainkan seperti ini. Namun Reyhan juga mendadak terdiam ketika mengetahui bahwa Yasmine ternyata menyukai seseorang.

“Kamu suka sama Tobi?” tanya Reyhan pelan-pelan. “Sejak kapan?”

Yasmine mengalihkan pandangannya ke arah ruangan yang dia namai 'Yasmine's Room’.

“Aku nggak tahu. Tapi aku merasa kalau hidup aku berwarna saat Tobi dengan beraninya masuk ke dalam duniaku, Rey.”

Reyhan tersenyum. Meski dia tahu, bahwa ada bagian yang robek di tengah-tengah hatinya.

Yasmine menunduk. Menyembunyikan air matanya dari Reyhan. Karena dia tahu, Reyhan tidak suka melihatnya menangis.

“Aku yang salah,” ucap Yasmine parau. Reyhan segera mendekapnya.

“Yas ....”

“Harusnya aku ngerti, kalau hadirnya Tobi bukan karena untuk membuat aku jatuh cinta.”

“Mungkin kamu nggak tahu kalau ternyata Tobi juga punya rasa yang sama.”

“Dilihat dari sisi manapun, Tobi nggak akan pernah ngerasain hal yang sama seperti aku, Rey.”

“Mungkin Tobi lagi cari waktu yang pas untuk mengungkapkan perasaannya.”

“Tobi itu nggak peka.”

“Dan kamu yang gampang banget kecewa?”

“Rey ....”

“Yas, aku kenal kamu dari kecil. Aku tahu kamu itu gimana. Aku tahu kamu kecewa karena aku pergi. Tapi kamu berusaha menepis rasa kecewa itu karena aku kembali. Apa kamu nggak bisa menepis rasa kecewamu sama Tobi dan memberi dia waktu untuk membuktikan perasaannya ke kamu?”

Tangis Yasmine pecah. Dia kembali mengingat bagaimana hari-harinya selalu diganggu Tobi. Bagaimana Tobi memperlakukan dirinya bagai seorang kekasih. Padahal jika Reyhan tahu, Tobi hanya menjadikannya bahan permainan selama 3 semester, dan memperlakukannya seperti seorang cewek bodoh yang bermimpi jika cinta pertamanya akan berakhir indah.

Stuck on You (COMPLETED)Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz