BAB 18 -NGOPI-

160 22 2
                                    























Yasmine yang sudah berganti pakaian dengan seragam putih abu, langsung menghampiri Tobi yang sedang berdiri sambil menonton video di ponselnya.

“Yuk!” ucap Yasmine sekembalinya dari toilet.

“Lihat deh! Video gue nyanyi tadi udah tersebar aja di Instagram. Emang pada gercep banget nih netijen sama aksi perjuangan gue ke elo, Yas,” cengir Tobi tak melihat ke arah Yasmine untuk melihat bagaimana ekspresi wajah cewek itu sekarang.

Yasmine melirik sekilas videonya. Lalu menatap Tobi sambil tersenyum.

“Gue mau pulang, kalau lo mau nginep, silakan,” ucap Yasmine sembari memakai tas ranselnya.

“Eh? Lo mau pulang? Jangan dulu dong.” Tobi segera memasukkan ponselnya ke dalam saku celana. “Ikut gue dulu yuk!” Tobi menggandeng tangan Yasmine tanpa sepertujuan pemiliknya dahulu. 

“Mau ke mana?”

“Udah ikut aja. Lo jangan minta jemput ke Bang Atta, nanti biar gue yang anterin lo pulang.”

Yasmine menaikkan sebelah alisnya. Jika biasanya Yasmine menolak ajakan Tobi, tapi kali ini dia malah biasa-biasa saja. Seperti Tobi bukanlah manusia yang menyebalkan lagi.

“Naik motor nggak apa-apa kan? Gue emang jarang bawa mobil ke sekolah.” Tobi memberikan satu helmnya pada Yasmine.

“Mau ke mana?” Yasmine mengulang pertanyaannya.

Tobi menoleh dan tersenyum. “Maunya sih ajak lo ke bulan, tapi kayaknya nggak mungkin. Takutnya nanti lo nggak mau diajak pulang. Haha.”

Yasmine tersenyum mendengarnya. Entah kenapa, sejak kemenangan pertandingan hoki beberapa jam yang lalu, Yasmine jadi banyak tersenyum dari biasanya.

“Gue seneng deh lihat lo senyum terus, kayak berasa dunia ini cuma milik gue doang.”

“Hahaha.”

“Yuk ah! Nanti keburu lo nya berubah pikiran dan nggak mau jalan sama gue lagi.”

Yasmine tersenyum kembali. tapi kali ini tidak terlalu lebar seperti tadi.

Di perjalanan menuju ke suatu tempat –entah ke mana karena Tobi enggan memberitahunya, Yasmine hanya diam namun sesekali tertawa mendengar ocehan Tobi yang seperti biasanya, tidak ada titik komanya.

“Yas, masih inget nggak sama kata-kata gue pas kita lagi di lampu merah saat perjalanan ke rumah Rara?”

“Inget.”

“Apa, hayo?”

“Lo bilang, Yasmine, kalau lampu merahnya udah berubah warna jadi ijo kasih tahu gue ya! Gitu.”

“Terus, terus, apa lagi?”

“Terus, jangan lupa juga kasih tahu gue kalau lo udah bisa kasih lampu ijo buat gue jalan ke hati lo.”

“Udah, kok, Yas. Hati gue lampunya selalu ijo kalau buat elo mah.”

“Hahaha.”

Tobi ikut tertawa sambil melirik ke kaca spion.

“Lo ketawa, Yas?”

“Iya.”

“Bisa di repeat gak?”

“Buat apa?”

“Buat direkam, soalnya ketawa lo itu langka.”

“Hahahahaha.”

Stuck on You (COMPLETED)Where stories live. Discover now