BAB 39 -BANGKA BELITUNG-

189 14 0
                                    











Yasmine tiba di kepulauan Bangka Belitung pukul 15.00. Ia berangkat dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta bersama Mama Lili. Karena tidak mungkin ia akan berangkat seorang diri.

Kedatangannya ke Bangka Belitung tak lain lagi karena Reyhan. Walau sebetulnya Reyhan sama sekali tidak tahu menau dan tidak meminta Yasmine untuk datang menjumpainya.

Setengah jam berlalu, Yasmine masih menunggu Reyhan keluar. Ia yakin, Reyhan pasti terkejut melihat kehadirannya yang tiba-tiba.

Yasmine nekat datang ke sekolah Reyhan dengan diantar oleh Ayah Reyhan. Sedangkan Mama Lili kini sedang berada di rumah Reyhan. Rencananya, Yasmine akan menghabiskan waktu liburannya di Bangka Belitung. Meski ia tahu, waktu libur dari sekolahnya belum diumumkan. Dan ia memilih untuk berlibur duluan.

Yasmine menghentak-hentakkan kakinya. Ia bosan. Tapi, ia harus tetap menunggu.

Selang beberapa menit kemudian, sekelompok cowok dengan seragam putih abu-abunya sedang berjalan sambil bercanda di halaman sekolah. Mereka seperti habis bermain basket karena salah satu diantaranya ada yang memegang bola basket. Lalu beberapa diantaranya ada yang pergi ke parkiran, sisanya pergi ke warung depan sekolah.

Yasmine menunduk ketika sekelompok cowok itu mulai mendekati gerbang sekolah. Bukannya ia malu, hanya saja ia tidak ingin kehadirannya ini terlihat dan menjadi perhatian banyak orang. Apalagi jika ada yang sampai menggodanya, Yasmine pasti akan merasa sangat risih.

“Yasmine?” gumam Reyhan tidak percaya ketika tidak sengaja matanya melihat seseorang yang mirip dengan Yasmine sedang berdiri di luar gerbang sekolah. Ia mengucekkan kedua matanya. Bisa saja ia salah lihat atau sedang halusinasi karena merindukan Yasmine. Namun setelah dikucek, sosok seseorang itu begitu jelas di matanya. Tetap saja ia masih tidak percaya. Dan karena tidak percaya, ia kemudian menghampiri seseorang itu dan berdiri di hadapannya. “Yas?”

Yasmine mengenal suara itu. Ia mendongak dan melihat Reyhan ada di hadapannya. Seketika ia langsung memeluk Reyhan, dan itu tentu saja membuat Reyhan terkejut.

Yasmine melepas pelukannya, kemudian ia tersenyum.

“Kamu ... kamu di sini?”

Yasmine mengangguk.

“Kamu sama siapa ke sini?” tanya Reyhan kembali. “Kenapa nggak bilang dulu? Aku bisa balik ke Tangerang buat jemput kamu, lalu kita pergi sama-sama ke Bangka.”

“Aku sama Mama.”

Hembusan napas lega terdengar dari Reyhan. Cowok itu terlalu khawatir dengan kenekatan Yasmine jika pergi sendirian dengan naik transportasi umum.

“Lalu?”

“Mama di rumah kamu. Tadi aku ke sini diantar sama Om Irfan.”

Reyhan mengangguk mengerti.

“Kamu kelihatan bahagia banget ya, Rey?” tanya Yasmine.

Reyhan tersenyum getir.

“Nggak seperti yang kamu lihat, Yas. Mungkin menurut kamu aku kelihatan bahagia di sini, tapi bahagiaku itu nggak sebanding dengan bahagiaku saat sama kamu. Aku jauh lebih bahagia ketika sama kamu, Yas. Kamu tahu itu, kan?”

Yasmine mengangguk seraya tersenyum.

“Tapi, Rey, mau ketika sama aku ataupun nggak, kamu harus tetap bahagia. Semesta pasti punya rencana buat memisahkan kita. Atau, membuat kita merasa menjadi asing satu sama lain.”

“Yas, aku nggak suka sama ucapan kamu.”

“Tapi itu bisa aja terjadi, Rey ... meski kita nggak bisa terima.”

Stuck on You (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang