2

1.5K 111 3
                                    

Lucky kini berlari cepat menuju ke gedung tempat kelasnya berada. Ia lupa bahwa ada kelas pada pukul 09.00 dan sekarang jam di lengan kirinya sudah menunjukkan pukul 08.57.

"Baiklah!! Uji keberuntungan!"

Empat serangkai -Hammy, Spada, Raptor, dan Champ- sedang menyimak penjelasan dari Mr. Ishida, dosen matakuliah Kewarganegaraan.

Mr. Ishida termasuk dosen killer dikampus mereka, dimana beliau tidak suka disela oleh orang lain dan sangat disiplin. Oleh karena itu, beliau paling intoleran dengan orang yang telat, namun beliau sangat tidak peduli dengan kehadiran mahasiswa yang mengambil kelasnya.

Kelas yang sunyi pun berubah menjadi ramai karena lantunan nada dering dari Hp Mr. Ishida. "Kalian coba kerjakan latihan dari kertas tutorial yang barusan saya berikan. Saya terima telpon dulu sebentar."

Mr. Ishida pun meninggalkan ruang kelas dan suasana pun kembali menjadi tenang. Tiada suara apapun kecuali suara samar dari goresan pulpen ataupun suara gerakan seseorang yang membenarkan posisi duduknya. Semua mahasiswa dikelas itu tampak bingung dengan soal yang diberikan, tak terkecuali Hammy, ia benar-benar tidak mengerti soal itu.

Ketenangan itu terus berlangsung selama sekitar 2 menit, sebelum akhirnya menjadi ramai karena. "BERUNTUNG!!!". Teriakan itu berhasil memecah keheningan -dan konsentrasi- kelas. Semua pandangan kini mengarah pada seorang pemuda yang berada diambang pintu kelas dengan senyum bangganya.

"Dia?" batin Hammy sambil membelalakan matanya.

"Bukankah itu Lucky?" bisik Raptor pada yang lainnya. Lucky kini berjalan menuju tempat kosong dan ia memilih bangku kosong tepat sebelah Hammy. Gadis itu nampak sedikit tidak senang dengan yang dilakukan Lucky hanya bisa memandang sinis.

"Jadi kau mengambil kelas ini juga ya?" ujar Champ dengan sedikit tertawa.

"Beruntung kau! Mr. Ishida sedang tidak dikelas dan dia tidak melihatmu." Timpal Spada.

"Sudah ku bilangkan! Aku ini orang paling beruntung di alam semesta." Ujar Lucky sambil tersenyum.

Hammy yang mendengarnya hanya bisa menyembunyikan kekesalannya dan menatap Lucky sebentar dengan sinis sebelum Mr. Ishida akhirnya datang dan kelas kembali dimulai.

*****************

Hammy masih bergelut dengan laptopnya saat teman-temannya menghampirinya. "Bagaimana?" tanyanya. Yang lainnya pun menggelengkan kepala mereka.

"Tidak ada yang mau! Mereka semua takut pada Jark Matter." Jelas Raptor. Hammy kini mulai terlihat frustasi, ia menyenderkan punggungnya di bangku taman yang ia duduki. "Kita bisa gagal kalau begini terus." Ujar Hammy pesimis. Yang lainnya pun menghela nafas panjang, mereka benar-benar tidak tahu harus apa lagi.

Lucky yang sedang berjalan pun melihat mereka sedang duduk lemas di tanam dan menghampiri mereka. "Hai kalian!" teriaknya sambil berlari mendekat.

"Kau lagi." Hammy masih memasang wajah sinisnya pada Lucky entah sampai kapan. "Kenapa kalian keliatan murung?" tanya pemuda itu.

"Bukan urusanmu!" tegas Hammy.

Jika itu orang lain, pasti ia sudah sakit hati dengan perkataan Hammy barusan, tapi ya, ini Lucky. Pemuda itu malah penasaran dengan apa yang sedang dikerjakan Hammy dan mengambil posisi duduk sebelah gadis itu dan merebut laptop sang gadis.

"WOAH! Ini proposal acara pentas? SUGOI!!"

"Itu baru rencana. Dan mungkin hanya akan jadi rencana saja." Jelas Raptor frustasi.

"Ternyata Jark Matter itu sulit dikalahkan ya!" ujar Hammy pelan.

"Eh! Jark Matter? Siapa itu?" tanya Lucky dengan wajah polos. Semua yang mendengarnya seketika membelalakan mata, tak percaya dengan apa yang didengar mereka barusan.

"Kau tidak tau Jark Matter? -" tanya Hammy yang kemudian mendapat anggukan dari Lucky. " -Ya ampun, kau ini! Berkuliah di kampus ini sudah berapa lama sih?" sarkas Hammy. Ia benar-benar tidak tahan dengan pemuda satu ini.

"Hei Hammy, tenanglah! -" ujar Spada pelan dan menenangkan. " -Ku rasa, Raptor bisa memberitahumu tentang Jark Matter. Bukan begitu, Raptor?"
Raptor mengangguk mantap dan mulai mengambil kendali keadaan.

"Jadi, Jark Matter adalah suatu grup di kampus ini, namun mereka grup yang keras dan sering memberontak kepada siapapun yang menentang mereka."

"Tunggu! -" potong Lucky. " -Apa dosen-dosen disini tau masalah ini? bukankah itu sudah keterlaluan?"

"Sayang nya mereka itu licik sehingga dosen-dosen disini tidak mengetahuinya dan menganggap mereka sama seperti kita, mahasiswa biasa -" Lucky masih tidak mempercayai apa yang ia dengar. "Benar-benar licik" pikirnya.

"Sudah sekitar 5 tahun lebih seperti ini terus. Mereka itu benar-benar kejam. Bisa dibilang, mereka itu yakuza nya kampus ini. Dan ketua mereka, Don Armage!" ujar Raptor gemas.

"Don Armage?" Lucky tak mengerti mengapa ada seseorang yang memiliki nama seperti itu.

"Ah.. itu hanya nama lainnya saja, alias. Nama asli nya tidak ada yang tahu termasuk dosen. Bahkan ia daftar dan lulus dari kampus ini menggunakan nama itu. Benar-benar aneh!" ujar Champ.

"Begitu ya! Jadi dia alumni kampus ini -" ujar Lucky pelan pada dirinya sendiri. " -Baiklah kalau begitu aku akan ikut kalian!" keputusan Lucky mantap.

"Hah! Kau pernah ikut kepanitiaan acara sebelumnya?" tanya Hammy. Lucky hanya menggeleng.

"Ikut keorganisasian?". "Merekrut orang-orang?'. "Berjualan untuk mencari dana?" tanya Raptor, Spada, dan Champ beruntun.

"Belum, belum, dan belum!" jawab Lucky. "Lalu kau bisanya apa?" sarkas Hammy.

"Tidak ada!" jawab Lucky -yang herannya- dengan senyuman. Raptor, Spada, dan Champ pun terkejut dan tubuhnya seperti orang yang hendak pinsan.

"Ya ampun kau ini! benar-benar!" ujar Hammy kesal.

"Tapi tenang saja! Dengan keberuntungan yang ku miliki, aku yakin acara ini pasti sukses!"

"Bagaimana mau sukses kalau hanya mengandalkan keberuntungan!!" ujar Raptor frustasi sambil menggoyangkan tubuh Lucky.

Tiba-tiba terdengar suara gaduh dari sebrang taman. Keributan di lapangan basket! Seorang pemuda sedang berhadapan dengan sekelompok orang, jumlahnya hampir 10 orang!

"Ya ampun! Itu Jark Matter!" teriak Hammy. "Ayo kita tolong dia!" ujar Lucky sambil berlari ke arah lapangan basket.

"Lucky, tunggu!!!" teriak Raptor. Dan yang lainnya pun kini ikut berlari di belakang Lucky.

"Hei kalian! Jangan ganggu dia!" teriak Lucky. Tak butuh waktu lama untuk memantik emosi orang-orang itu, karena sekarang mereka mulai bergerak ke arah Lucky. Mereka pun kini terlibat perkelahian.

"Eh ayo bantu!" perintah Champ. Ke empat remaja yang lainnya itu pun ikut dalam perkelahian itu, namun mereka tetap saja kalah jumlah.

Pemuda yang sedari tadi diam menyaksikan pun mulai tergerak, meski ragu ia mencoba membantu Lucky cs. Setelah mendapat celah mereka pun melarikan diri sebelum ada dosen yang melihat perkelahian mereka. Gedung 12 menjadi tempat pemberhentian mereka. Gedung itu gedung laboratorium yang jarang sekali dikunjungi.

"Sudah aman! Mereka tidak akan kesini." Ujar Lucky. "Tau darimana kau, kalau mereka tidak akan kesini?" tanya Hammy. "Aku selalu kesini setiap jam kosong, dan memang jarang orang yang kesini kecuali ada kegiatan penelitian."

"Jadi, kenapa kalian melakukan hal senekad itu?" tanya pemuda yang ditolong.

"Kami? Ya... anggap saja kami pembrontak Jark Matter. Kami berencana membuat acara yang akan mengalahkan acara dari Jark Matter! Kau mau ikut?" Lucky mulai memasang wajah yang meyakinkan.

Pemuda itu sedikit ragu. "Baiklah, karena tadi kau sudah menolongku, aku akan mengikutimu. Kau melawan mereka, maka aku juga akan melawan mereka." Ujar pemuda itu akhirnya dengan mantap.

"BERUNTUNG!!! -" teriak Lucky dengan sangat bersemangat. " -Lihat? Aku berhasil merekrut satu orang lagi, hanya dengan waktu kurang dari 30 menit!"

"Baiklah! Kau menang! Kalian berdua, selamat bergabung ya!" ujar Hammy.
"Jadi, siapa namamu?" tanya Lucky pada pemuda itu.

"Aku? Namaku Garu!"

Mata Kimi ni AitaiWhere stories live. Discover now